"Tadi siapa?"
Salsa menatap Fathan. "Hah? Siapa? Yang tadi? Lo nanya gue?"
Fathan berdecak. Ini yang bego siapa sih, untung sayang.
"Nggak, gue nanyain daun. Eh daun, cowok tadi siapa namanya?"
Salsa menyikut Fathan sambil memuta bola matanya. "Kak Dirga. Temen.. deket gue," kata Salsa pelan. Fathan melirik ke arah nya. Temen macem apa coba yang bikin Salsa senyum senyum sendiri sampe pipinya merah begitu?
"Kok dari kemarin gue gak ngeliat?"
"Oh, ada tanding futsal, jadi nya gak masuk 3 hari. Oh iya, ngomong ngomong, rencana lo di pernikahannya Kak Dira gimana? Sukses?"
Fathan menghela nafas berat. "Mau mati gue Sal. Deg deg an banget. Mana gue ada bagian yang tiba tiba suara gue sumbang lagi."
"Terus sekarang doi lo siapa?"
Lo.
"Ada deh," kata Fathan, sambil menarik kerah jaket turtleneck hitam nya sedikit ke atas, menutupi pipinya yang memerah. Dasar ya, kata hati kadang gak sesuai sama yang di omongin.
"Dih gitu. Yaudah, ciri ciri nya aja deh."
Kode dikit boleh kali, ya.
"Hmm.. dia cantik."
Salsa menyipitkan matanya. "Wah biasanya cewek cantik gak tau diri tuh Than. Jangan percaya sama cewek cantik. Suka tuh sama cewek yang mukanya standar, kayak gue. Gadeng."
Cantik gitu dibilang standar, buset. Gak pernah ngaca apa gimana.
"Terus.. baik. Ramah. Berisik. Pinter." lanjut Fathan.
"Ini gak ada niatan mau ngasih tau gue orangnya siapa, nih?"
"Gak ah."
"Pelit."
"Ngomong ngomong," kata Fathan tiba tiba. Salsa menoleh. "Apa?"
"Lo suka sama si Dirga itu dari mananya?"
Salsa berfikir sejenak. "Karna dia Dirga. Gue suka semua yang ada di dia-- EH NGGAK KOK GUE GAK SUKA SAMA DIA SUMPAH IH."
"Udah ketahuan bego."
Salsa mengerucutkan bibirnya. "Sialan emang, gue dijebak."
Fathan menatap cewek di sampingnya. Tenang, Sal. Sebentar lagi Fathan Athallahamid siap nerobos hati lo, dan ngusir si Dirga itu dari hati lo.
Beberapa saat kemudian Fathan geli sendiri dengan kata kata nya.
