lima

727 21 0
                                    

        Salsa dibuat bingung oleh perubahan sikap cowok di sebelahnya ini. Baru beberapa menit yang lalu Salsa dibuat cowok itu tertawa, karena sikapnya yang konyol ; berbicara dengan dinding. Malahan Salsa sempat terpesona dengan suara tawa dan senyuman Fathan.

     Tapi, sekarang cowok itu menatapnya dengan dingin, enggan memulai percakapan, bahkan hanya sekadar obrolan kecil atau tatap mata pun dihindari Fathan.

Salsa bukannya ingin dicintai semua orang atau tak ingin seorang pun membencinya atau apapun itu, hanya saja, bukankah aneh jika seseorang yang baru pindah ke sekolahnya, tiba tiba membencinya tanpa alasan spesifik? Atau setidaknya dia belum tau apa alasannya.

      Setelah sadar bangku disebelahnya kosong, dia segera berlari, mengejar Fathan, ingin menanyakan alasannya membenci dia. Setidaknya dia tau apa alasannya.

"Fathan Athallahamid!"

Orang yang dipanggil menengok, dengan ekspresi kaget. "Buset, kok lo hafal nama panjang gue?"

"Ya kan ada di daftar absen, pinter."

Fathan mengangguk mengerti.

"Ngapain nyusul gue?"

"Gue mau nanya sesuatu!" kata Salsa bersemangat.

"Yaudah sih, gak usah teriak teriak. Gue di dekat lo, kok," kata Fathan, sambil mengusap usap telinganya, yang baru saja diteriaki Salsa.

"Hehe. Iya maaf, jadi... gue mau nanya sesuatu."

"Iya, Brisalsa Dilasya. Tanya aja."

"Lo benci gue?"

Fathan menghela nafas, haruskah dia beri tau alasan aslinya?

"Bukan urusan lo."

"Tapi.. tapi gue cuma pengen tau doang, kan gak mungkin lo benci gue tanpa alasan, kan? Please, kasih tau gue, Than."

Fathan hampir saja menolak lagi, jika saja dia tak menyadari mata Salsa yang mulai berair.

     "Lah lah lah kok nangis? Yah, Sal jangan nangis  dong, ih. Ntar gue dikira lagi berusaha nyulik lo, lagi." kata Fathan panik, sambil mencoba mencari tisu, tapi nihil. Pulpen aja gak bawa, gimana mau ada tisu?

"Makanya ceritain, Fathan."

"Yaudah tapi jangan di sini."

again.Where stories live. Discover now