sembilan belas

214 10 2
                                    

     Rangga mengangkat alisnya terkejut. "Lo seriusan mau move on? Gue kira lo masih mau perjuangin dia-" 

"Kalo emang dia nya suka Dirga, gue bisa apa? Gue gak bisa maksa, kan? Yaudah, lebih baik gue yang ngalah." potong Fathan. Rangga terdiam lalu mengangguk mengerti. 

Fathan menghela nafas. Dari tadi pagi, dia berusaha keras untuk tidak menoleh sedikit pun ke Salsa. Menurutnya, kembali ke sifatnya yang dingin membantu dirinya untuk move on dari Salsa. 

Suara guru kimianya yang sedang mengajar di depan membuyarkan lamunannya. "Fathan, Salsa, gimana kerja kelompok kimia nya? Udah nentuin temanya-"

"Saya izin pindah kelompok, ya bu." jawab Fathan cepat. Seisi kelas menoleh dengan cepat dan memasang ekspresi bingung. Termasuk Salsa. Mereka berdua sudah sangat dekat satu sama lain, sampai-sampai mereka selalu berada dalam satu kelompok di setiap tugas. 

"Yaudah, mau pindah sama siapa? Apa mau pindah sama Alya aja?" 

Fathan mengangguk. Kebetulan, Alya, ketua kelasnya itu belum memiliki pasangan kelompok. Fathan buru-buru mengangkat barang-barang yang diperlukan untuk mengerjakan kerja kelompoknya ke meja Alya. "Maaf ya, tanpa persetujuan pindah ke kelompok lo." kata Fathan pelan setelah guru kimia nya mulai menerangkan detail untuk kerja kelompok itu.

"Iya, santai aja. Tapi Salsa sendiri, dong?" jawab Alya sambil menoleh Salsa dengan cemas. Fathan terdiam, lalu diam-diam melirik Salsa yang dengan lesu mencatat apa yang perlu dicatat dari penjelasan gurunya. Dalam hati, dia juga merasa bersalah,  tiba-tiba 'menjauhi' Salsa, karna itu yang terbaik. Untuk saat ini.

●●●

        Salsa membereskan buku-bukunya yang berada di dalam loker dengan hati-hati, sambil sesekali melirik ke belakangnya,  mencari tau apakah  Fathan sudah pergi atau belum. Beberapa menit kemudian, Salsa mendengar Fathan mulai berjalan menuju pintu kelas. Tanpa melihatnya.

Salsa menghela nafas, lalu memberanikan diri untuk berbalik dan memanggilnya.

"Fathan!"

Fathan terdiam, punggungnya masih menghadap Salsa. Mereka hanya berjarak 3 langkah.

Fahan masih diam, menunggu Salsa mengatakan sesuatu. "Lo kenapa sih, Than? Gak usah ngambek ngambek gini, dong-"

Belum selesai Salsa berbicara, Fathan sudah lebih dulu berbalik dan berjalan cepat ke arahnya. Dia menatap Salsa dengan marah.

"Stop, Sal. Tolong, ya. Lo kira gue juga mau ngelakuin ini? Lo kira gampang, ngejauhin orang yang lo suka? Kalo lo mikir kalo gue ngelakuin ini semua cuma gara-gara ngambek, lo salah,  Sal. Gue ngelakuin ini semua biar gue gak usah ganggu lo lagi. Dan gue ingetin sekali lagi, Dirga bukan tipe cowok yang bakal ngebahagiain lo,"

Fathan berhenti lalu berbalik. "Dia kebalikannya dari itu."

again.Where stories live. Discover now