lima belas

245 11 0
                                    

"Fathan! Ini gue, Rangga!"

Fathan mengerjapkan matanya beberapa kali. "Hah? Rangga? Kok lu bisa di sini?"

Rangga mendekat lalu menjitak Fathan. "Salah siapa, yang pindah gak bilang bilang?"

Fathan tertawa kecil lalu mulai membuka pintu rumahnya. Rangga  adalah teman masa kecil Fathan, alias, satu satu nya teman Fathan, selain Salsa. Fathan tak sempat memberitahu Rangga atas kepindahannya, karna Fathan khawatir Rangga akan memberitahu alamat Fathan ke orangtuanya.

     "Jadi? Gimana sekarang urusan lo sama orang tua lo?" tanya Rangga, sesaat setelah ia duduk di sofa.

Fathan menghela nafas, lalu merampas makanan apa saja yang bisa di makannya dari kulkas. "Mereka masih gak tau gue di mana. Dan, tolong jangan sebut mereka orang tua gue. Gak rela gue punya orang tua kayak mereka."

    "Hush, gak boleh bilang gitu, Than. Gimana pun juga, mereka masih orang tua lo. Pasti ada alesan, kenapa mereka terlalu sibuk sama pekerjaan mereka, sampe sampe lo gak diperhatiin. Omong omong, lo tinggal sama siapa?"

"Tante. Jarang ke sini tapi." jawab Fathan singkat  sambil meletakkan tas sekolah nya. Mood Fathan seketika berubah  menjadi memurung saat Rangga mulai membicarakan orang tua Fathan.

      Seakan baru teringat sesuatu, Rangga menepuk paha Fathan sedikit keras. "Oh iya! Kan Kak Dira kan udah nikah. Lo doi nya siapa dong?"
Fathan
Senyuman Fathan seketika mengembang. "Ada, namanya Salsa. Brisalsa Dilasya. Tadi dia ngasih gue susu kotak loh, itu udah kemajuan banget bagi gue." kata Fathan bangga sambil mengeluarkan kotak susu kosong dari kantongnya.

Rangga meraih kotak susu itu, lalu menatap Fathan tak percaya. "Gila. Lo ngapain bawa bawa sampah susu kotak, Than? Lo yakin, yang ngasih ini dia?"

     Fathan terdiam.

Iya juga, gue daritadi cuma ber asumsi kalo yang ngasih ini Salsa.

"Nggak, nggak. Gue yakin yang ngasih ini Salsa. Orang cewek yang gue kenal cuma dia, kok. Yakali yang ngasih cowok. Kan gue gak homo."
Rangga menggelengkan kepalanya, lalu menghela nafas. "Udah sayang banget?"

Fathan terdiam. "Sayang, saking sayangnya gue bakal perjuangin dia sampe gue dapetin dia."
Rangga berdecak. "Ya kalo dia nya aja belom pasti, hati lo harus siap siap sakit, dong."



again.Where stories live. Discover now