tiga belas

494 20 1
                                    

     Fathan meraba kantongnya untuk mengambil kunci motornya. Hari ini Tante nya ada urusan, maka dari itu, Fathan harus berangkat dan pulang dengan motor.

     "Kak Fathan ya?"

Fathan terlonjak kaget dan menoleh.

"Ehm, iya kenapa?" jawab Fathan.

Cewek di depannya tersenyum malu malu, dan menjulurkan tangannya. "Kenalin, kak. Nama aku Diba, kelas 10. Pinjem HP kakak, dong."

Fathan melirik tangan dan wajah Diba bergantian.

Kok berasa ada stalker, ya. Rada freak gitu, dateng dateng langsung pinjem HP.

Fathan mengabaikan tangan adik kelasnya yang sudah menjulur itu, lalu meraih ponselnya.

"Nih, cepetan. Gue mau balik."

Diba tersenyum sumringah, lalu mengetik sesuatu di ponsel Fathan.

"Ngapain sih?"

"Udah, Kak. Aku pergi dulu, ya! Hehe," jawab Diba cepat sambil memberikan ponsel Fathan kembali pada pemiliknya, lalu berlari pergi.

Fathan menatap adik kelasnya itu dengan bingung, lalu mengangkat bahunya. "Mungkin dia mau minta jemput tapi habis pulsa."

•••

     Salsa menyeka keringatnya, dan mengerang. "Ah gila. Mau lomba basket sih gak gini gini amat kali. Masa disuruh latihan pas matahari terik terik begini, sih?" omel Salsa sambil menghela nafas. Dia sekali lagi menyeka keringatnya, dan menghela nafas.

"Mana yang lain pada cabut, gue mah apa daya, mau cabut tapi ketahuan guru."

Saat ini tenaga Salsa sudah habis, jalan ke kursi yang jaraknya cuma 5 langkah aja gak sanggup, apa lagi jalan ke koperasi buat beli air?

"Capek, Sal? Istirahat aja dulu. Mainnya udah bagus, kok."

Baru saja memejamkan matanya beberapa detik, mata Salsa terbuka lagi karena suara tadi.

"Lah Than? Gue kira lo udah pulang."

Fathan tersenyum simpul, lalu menyodorkan sebotol minuman untuk Salsa. "Nih, gue tau kok lo gak punya tenaga untuk beli minum."

Salsa cengengesan. "Hehe. Makasih,"

Fathan meletakkan tas nya di samping Salsa, lalu ikut duduk di pinggir lapangan. "Sal,"

Salsa meneguk habis minumannya, lalu menoleh. "Hm?"

Apa yang bakal lo lakuin kalo lo tau gue suka sama lo?

     Tak terasa Fathan sudah 'mendekati' Salsa selama genap 3 bulan. Salahkah Fathan jika perasaanya ke Salsa memaksanya untuk berharap lebih? Lebih dari sekedar sahabat?

"Mau nanya apa, Than?"

     Fathan menatap Salsa dalam.

Sal, lo gak mau luangin waktu lo buat gue, apa? Gue.. gak ada kesempatan sama lo?

Fathan menunduk.

"Kalo ada, nih ya, cowok yang udah deket sama lo. Perhatian sama lo. Terus dia suka sama lo. Dia ngeluangin seluruh waktunya buat lo. Dia nganggep lo sesuatu yang paling berharga di hidup dia. Dia nganggep lo sebagai prioritas nomor 1. Lo bakal  gimana?"

Salsa tertawa. "Apaansih, Than. Random banget. Kok tiba tiba ngomongin ini?"

Fathan masih menatapnya dalam.

Itu gak random, Sal. Itu isi hati gue.

"Jawab aja."

Salsa mendongak, berpikir keras. "Hmm aduh, gaktau ah."

Fathan mengernyitkan dahinya. "Gaktau gimana?"

Salsa mengedikkan bahunya. "Mungkin karna...  ada Kak Dirga?"

Fathan menghela nafas.

Apa gue nyerah aja?


again.Where stories live. Discover now