Fathan menghela nafas kasar nya yang ke sekian kali, dan menyenderkan kepalanya di kaca mobil. Beberapa minggu setelah Kak Dira memberitahu nya kabar 'gembira' itu, dia memutuskan untuk pergi dan pindah kota, ke Jakarta. Lebih tepatnya kabur. Untuk apa dia berada di sana, jika orangtuanya tak peduli, dan bahkan Kak Dira yang menemaninya sejak 10 tahun yang lalu, akan menikah. Cinta bertepuk sebelah tangan itu sakit.
Tak ada yang bisa disalahkan. Fathan tak salah, begitu juga Kak Dira. Salahkan hati Fathan yang memilih Kak Dira.
"Fathan, mama sama papa mau pergi dulu ya, kamu kenalan dulu sama anak tetangga. Cewek. Baik kok,"
Fathan menghela nafas tak rela, dan mengangguk.
Beberapa menit kemudian, bocah itu berdiri di depan pintu tetangganya, dan berpikir keras, apa yang harus dia lakukan, jika pintu ini terbuka.
Belum sempat dia berpikir matang, pintu itu terbuka.
"Hai! Kamu tetangga aku yang dititipin ke sini, kan? Sini, masuk aja. Gak usah sungkan,"
Gadis kecil riang itu tersenyum lebar. Melihat bocah di depannya yang bingung harus merespon apa, dia melanjutkan perkenalannya.
"Namaku Dira. Aku 3 tahun lebih tua dari kamu. Mama mu bilang begitu," lanjutnya, sambil mengulurkan tangannya. Fathan meraih tangan Dira, dan balas tersenyum.
"Namaku Fathan,"
Dira tersenyum makin lebar. "Kamu akan selalu merasa aman kalo sama aku!"
Dan sejak saat itu, Dira selalu terlihat mempesona dan memukau di pandangan Fathan.
Fathan mengerang frustasi. Kenapa dia mengingat pertemuannya dengan Kak Dira? Sudah waktunya dia melupakannya, bukan? Tapi nyatanya, hatinya belum siap untuk itu. Dan tak akan pernah siap.
Dira sudah menemani Fathan selama lebih dari 10 tahun. Salahkah dia jika menyukai Kak Dira dan mengharap lebih?
"Fathan, ayo siap siap. Sudah dekat loh,"
Suara Tante Rina, tante dari sebelah ibunya, membuyarkan lamunannya. Tante nya itu menjaganya selama berada di sini.
"Iya, ini aku udah siap,"
Beberapa menit kemudian, Fathan dihadapkan dengan sebuah gerbang putih bertuliskan SMA Garuda 2.
Fathan menghela nafas kasar dan turun dari mobilnya. Dia mencari kelas 11B, tantenya berkata bahwa dia akan berada di kelas itu.
Fathan memasuki kelas yang bertuliskan 11B dihadapannya. Mata nya mencari kursi yang kosong, dan berada di sisi kanan. Dia melesat dan menduduki kursi itu. Sebagian besar kursi sudah disampirkan dengan tas. Tapi anehnya, kursi disampingnya kosong.
"Selamat pagi, anak anak,"Suara guru wali kelas nya membuat Fathan terlonjak.
"Hari ini kita----"
"Permisi,"
Seluruh kelas menoleh ke arah datangnya suara. Seorang cewek berambut sebahu tersenyum simpul dan berjalan mendekati guru itu.
"Maaf ya Pak saya telat. Tadi ban mobil saya kempes, jadi harus ditambal dulu,"
"Yaudah. Lain kali kamu kalo telat keliling lapangan basket 10 puteran, loh Salsa," guru dihadapannya mengingatkan.
"Iya pak,"
Cewek itu memutar dan duduk di kursi kosong di samping Fathan.
"Hai! Nama gue Salsa. Lo pasti anak baru itu, kan? Nama lo siapa?"
Salsa tersenyun lebar dan manis, sambil mengulurkan tangannya.
Fathan tercengang, matanya membulat. Lidahnya kelu untuk menjawab pertanyaan Salsa. Karena saat melihat wajah Salsa, dia teringat satu hal.
"Kak Dira?"
![](https://img.wattpad.com/cover/126778895-288-k949891.jpg)