Ternyata, dia memang tak datang hari itu.
dengan gontai aku pulang
sambil ngedumel sendiri berharap punya nomer hp nya tuk sekedar menanyakan kabar
dan mengkonfirmasi mengapa dia tidak masuk hari ini.=========================================================
esoknya aku datang sangat pagi.
membuka-buka buku ekonomi sambil menengok kearah gerbang sekolah tiap lima menit sekali
tidak beberapa lama, seseorang yang kutunggu datang.
dia berjalan pelan dari arah gerbangsesampai di depan ruang ujian, dia hanya tersenyum dan melewatiku.
mencari tempat kosong di depan kelas, lalu membuka-buka buku tulisnya
karena jarakku dan dia duduk tidak terlalu jauh, aku bisa melihat tulisan tangannya
ternyata benar. Rapi, sesuai dugaanku.Emosiku mendadak meninggi.
hei, hanya senyuman dan lewat begitu saja?
tidak adakah sedikit sapa atau alasan2 “maap, kemarin aku ada acara keluarga” dan sebagainya?
daripada penasaran, kuberanikan diri tuk menanyainya.
“rira, kemarin koq ngga masuk kemana?”
Dan dia hanya tersenyum kecil.
“wew, koq cuma senyum? Dijawab donk?”dia tersenyum lagi sambil menggelengkan kepalanya.
emosiku bertambah tinggi.
“yaudahlah terserah kalo ga mau omong, tapi tau ga? Aku kemaren nunggu kamu sampe siang tau?”, aku sedikit berteriak, sambil berlalu kembali ke tempat dudukku.dari balik punggungku, dia tertawa kecil sambil berkata: “hihi, kamu lucu. Udah tau aku ngga masuk koq masih nunggu sampe siang?”
aku segera membalikkan badan, dan dia cepat2 menutup mulutnya.
tapi terlambat, aku telah melihatnya.
“hahahahahaahahahahahahahaha koq gigimu hilang dua gitu? Wahahahaaha.. . . ketinggalan di rumah ya??”dia terlihat berkaca-kaca.
waduh, salah ngomong aku rupanya.“maap, becanda aja koq. . emang kenapa gigimu?”
Jeda.
setelah terdiam agak lama, dia pun mulai berbicara,
(sambil menutup mulut dengan sebelah tangannya)
“aku kemarin jatuh dari motor. .”“lho, kamu kan tiap hari diantar jemput? Koq tumben-tumben amat naik motor sendiri?”, tanyaku
“ha? Koq tau?”
“mm, tau donk. . tau aja. . “
“… . . kemaren tuh aku nyoba naik motor sendiri, soalnya ga enak juga tiap hari ngrepotin mami. Tapi belum sampai jauh, malah jatuh gara2 jalanan licin. untung cuma lecet kecil2. Yang paling parah ya gigiku ini. Tapi gara-gara kejadian kemaren, aku ngga boleh naik motor sendiri lagi deh. .”, dia bercerita panjang lebar
“ow gitu? Ngga ditambal tuh gigi?” jawabku sambil memberi solusi
“iya, nanti pulang sekolah mau ke dokter gigi sama mama.”,entah sedang pergi kemana rasa canggungku hari itu.
kami pun ngobrol dengan serunya.
tentang alamat rumahnya. tentang keluarga. tentang pelajaran dan guru-guru. tentang ujian kemarin, tentang apapun.
dan yang pasti, aku dapet nomer hapenya. Cihui. ..tidak terasa, sekolah mulai ramai. Bel masukpun berbunyi .
aku masuk kelas bersamanya dan memulai ujian hari ini dengan senang hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
serpihan cerita tentang dia [true story] [ Kaskus-SFTH ] END
RandomCerita ini di ambil dari member Kaskuser Endlessend entah mengapa gue pengen membaca cerita ini lagi, jadi karna ane punya salinannya ane coba share di sini cerita ini termasuk cerita yang sempat menghebohkan jagat kaskus, jadi jangan sampai gak...