BAB 11

2.8K 124 2
                                    

Instagram: gabyvarerasinaga_

Kenzo mendekati petugas kesehatan itu. "Bu, Ana nya lagi ke kamar mandi sebentar, dia bilang lanjut yang lain aja dulu". Kenzo terpaksa untuk berbohong.

Petugas kesehatan itu mengangguk.

"Ya sudah, nanti suruh dia agar segera kesini ya"

Kenzo mengangguk cepat lalu meninggalkan aula untuk melanjutkan mencari Ana.

Kenzo melamun sesaat untuk memikirkan cara mencari Ana.

Saat sedang melamun, Bu Virna menepuk bahu Kenzo.

"Heh! Jangan melamun Kenzo. Nanti ada apa-apa lo". Kenzo kaget karna tepukan bu Virna yang secara tiba-tiba itu.

"Apaansi bu. Siapa yang melamun coba". Kenzo menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Kamu ngga bisa bohongin ibu. Tadi jelas ibu lihat kalau kamu sedang melamun. Kamu lagi mikirin apa sih?"

"Ngga mikirin apa-apa kok bu. Kalau gitu saya permisi ya, saya mau ke toilet" pamit Kenzo.

Bu Virna melihat Kenzo yang bisa dikatakan 'aneh'.
Bu Virna tak terlalu memikirkan hal itu.

Sebenarnya Kenzo hanya ingin melarikan diri dari Bu Virna. Ia takut kalau Bu Virna berhasil membuat nya untuk jujur apa masalah nya.

Tapi sekarang Kenzo kehabisan cara. Tidak ada cara lain selain memberi tahu pembina yang lain. Ia takut jika Ana kenapa-napa.

Kenzo memberitahukan nya pada Bu Tias yang sedang duduk di kursi.

"Bu" panggil Kenzo. Bu Tias menoleh ke Kenzo.

"Iya?"

Kenzo menceritakan semuanya.

"Kamu serius Kenzo?". Kenzo mengangguk.

"Ibu akan beritahu pembina lain nya. Karna ini sangat penting"

Bu Tias pergi meninggalkan Kenzo yang sudah pasrah.

Satu lagi, ia harus memberitahu keluarga Ana. Karna ini menyangkut keluarga mereka.

Kenzo menelpon Keano. Ia harus mengatakan kata-kata yang halus.

"Halo bang"

"Iya?"

"Gue mau ngasitau sesuatu sama abang. Tapi abang jangan marah ya"

"Emang lo mau ngomong apa?"

"A-ana hilang bang"

Setelah mendengar ucapan Kenzo, Keano menjatuhkan ponselnya. Ia tersungkur jatuh ke lantai.

Klara yang kebetulan sedang lewat pintu kamar Keano, kaget karna mendengar seperti ada yang jatuh. Klara membuka pintu kamar abang nya.

Klara kaget melihat abang nya yang tersungkur jatuh di lantai.

"Bang, abang kenapa?". Klara kaget melihat keadaan abang nya ini. Keano menunjuk ponselnya yang masih dalam keadaan menyala itu.

Klara mengikuti apa yang ditunjuk Keano. Klara mengambil ponsel itu. Ternyata abang nya sedang menelpon Kenzo.

"Halo"

Kenzo kaget karna tiba-tiba suara Keano berubah. Tapi ia bisa mengenal suara ini. Suara ini milik kak Klara.

"Halo kak"

"Lo tadi bilang apa ke bang Kean?"

"Ta-tadi aku bilang kalau Ana hilang"

"APA LO BILANG???"

Kenzo menjauhkan ponsel nya dari telinga nya. Ia mendengar kalau kak Klara berteriak.

"Aku juga gak tau kak. Tadi, aku beliin ice cream buat Ana, tapi pas aku balik, Ana udah gak ada"

"GUE GAK MAU TAU. APAPUN YANG TERJADI, LO HARUS NEMUIN ANA. KALAU NYAMPE NGGA KETEMU, HABIS LO DITANGAN GUE"

"Iya kak. Aku akan usahain buat nyari Ana"

"APA LO BILANG? USAHA?  ENAK BANGET LO. LO HARUS PASTIIN ANA BALIK DENGAN SELAMAT"

"I-iya kak"

Wajah Klara sudah merah sekali. Ia segera turun ke bawah, untuk memberitahu orang tuanya.

"Mah, Pah Ana hilang di perkemahan". Klara menahan air mata nya.

Davin yang sedang menulis, terhenti karna perkataan Klara dan gelas yang dipegang oleh Netta, terjatuh dan pecah.

Netta ambruk dari posisinya. Ia pingsan tak sadarkan diri.
Klara langsung menghampiri mama nya.

Davin segera mengangkat Netta ke sofa. Klara mengambil minyak kayu putih.

Netta terbangun dari pingsan nya. Kepalanya sangat sakit. Netta mencoba untuk bangkit dibantu Davin dan Klara.

"Mah, istirahat aja dulu ya. Biar soal Ana, Klara sama bang Kean yang selesain.

"Tapi bagaimana dengan keadaan adik kamu disana? Mama ngga akan bisa tenang"

Klara kasihan sekali melihat mamanya diselimuti rasa khawatir.

"Udah mah. Mendingan mama istirahat aja. Nanti kalau mama terus-terusan mikirin Ana, mama bisa sakit karna banyak pikiran.

Jadi nya pencarian Ana terganggu deh. Makanya mama ngga usah terlalu banyak pikiran ya"

Sekarang semua peserta diminta untuk berpencar mencari Ana menurut kelompok nya masing-masing.

Hari sudah mulai mendekati malam. Tapi Ana belum ada juga titik terang nya.

"An, lo kemana sih?" batin Kenzo.

Disisi lain, Keyla senang atas kehilangan Ana. Karna tidak akan lagi orang yang menganggunya dengan Kenzo.

"Rasain lo An, makanya jangan nikung sahabat sendiri" gumam Keyla.

Dina melihat raut wajah Keyla yang tampak nya senang atas kehilangan Ana.

"Key, kok lo daritadi gue perhatiin kayak gak niat si nyari nya? Yang lain aja niat". Keyla tersadar dari lamunan nya.

"Yaelah Din. Cuman hilang doang. Ngga mati kan?". Dina tak menyangka kalau Keyla akan berbicara seperti itu.

Padahal Ana adalah sahabat nya sendiri. Bagaimana bisa ia bersikap seperti ini saat Ana menghilang?

"Lo ngga boleh ngomong kayak gitu Key. Dia sahabat lo sendiri. Dia anggota kelompok kita.

Kita harusnya yang paling niat buat nyari Ana. Gue gak suka liat sikap lo. Lo berubah Key"

"Gue juga ngelakuin ini karna gue mau balas rasa cemburu gue sama Ana". Keyla jujur yang membuat Dina kebingungan.

"Cemburu? Lo cemburu apaan sama Ana?" tanya Dina. "Gue cemburu karna Kenzo nembak Ana".

Dina baru mengerti sekarang. Ternyata Keyla menyukai Kenzo diam-diam.

***

Ana merasakan kakinya dan tangan nya diikat di kursi, mulutnya di lakban dan matanya ditutup. Nafas nya sesak sekali. Lehernya sakit.

"Selamat datang Ana ku sayang"

Ana bisa mengenal suara ini, suara perempuan.

"Buka mulut sama matanya!" perintah perempuan itu.

*****

Ps: Mohon berikan vote dan komentar kalian agar cerita ini bisa lanjut terus.

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang