BAB 20

2.3K 83 0
                                    

Isntagram: gabyvarerasinaga_

Andrian sedang diselimuti rasa gelisah. Bagaimana tidak? Sejak siang hingga malam, ia tidak menemukan Ana.

Sudah satu rumah sakit ini ia kelilingi. Tapi ia juga tidak menemukan Ana. Ini semua kesalahan nya. Ia harus bertanggung jawab.

Andrian kembali ke mobil nya. Mungkin ia bisa menemukan Ana. "Ana, kamu kemana sih?" gumam nya.

Saat melewati halte, ia melihat Ana sedang duduk sendiri sambil menangis. Andrian langsung menghampiri Ana.

"Ana"

Ana menoleh pada orang yang memanggil namanya. Andrian kaget sekali karna mata Ana bengkak. Pasti ini karna ia menangis dari siang hingga malam.

Ana langsung beranjak meninggalkan Andrian. Tapi Andrian langsung menarik tangam Ana. Sekarang Ana berada dalam pelukan hangat Andrian.

Andrian meletakkan menaruh dagunya diatas kepala Ana sambil memeluk nya erat.

Ana mencoba melepaskan pelukan itu. Tapi ia kalah kuat karna Andrian memeluk nya sangat erat.

Ana mulai sesak nafas, pelukan Andrian sangat kuat membuat ia susah bernafas.

"Andrian, lepasin". Ana mencoba sekuat tenaga melepaskan pelukan itu.

Andrian melelaskan pelukan nya. Andrian memegang kedua pundak Ana lalu menatap wajah Ana. Ana membuang mukanya sembarang.

"Ana, kamu masih marah sama aku?" tanya Andrian dengan menatap mata Ana. Sulit bagi Ana untuk tidak berkontak mata dengan Andrian.

"Lepasin". Ana menyingkirkan tangan Andrian dari pundak nya. "Gue masih marah sama lo. Bahkan gue muak liat muka lo". Ana pergi meninggalkan Andrian.

Ana pergi ke sembarang arah. Yang penting ia jauh dari Andrian. Andrian mengusap wajah nya kasar.

***

Netta dan Keano sedang menonton acara selebriti. Tiba-tiba, Netta teringat Ana. "Kean, Ana kemana, kok jam segini belum pulang?"

"Kan dia nginep di rumah om Milan mah. Dia kan cuman inget sama Andrian doang"

Netta mengangguk. "Kamu telfon Andrian dong. Mama mau denger suara Ana. Mama kangen sama dia"

Keano mengambil ponsel nya yang berada diatas meja kaca berada depan nya.

Andrian melihat siapa yang menelfon nya. Ia terbelalak kaget karna Keano menelfon nya. Pasti Kean ingin mendengar suara Ana.

Apa yang harus ia lakukan. Ia harus mengangkat nya atau tidak?. Kalau ia mengangkat nya, ia pasti akan gugup dan membuat Kean curiga.

Kalau ia tidak mengangkatnya, pasti Kean makin curiga dan ia akan menghampiri rumah nya.

Ia memutuskan untuk mengangkat nya saja.

"Halo bang"

"Halo"

"Kenapa ya bang? Kok nelfon?

"Engga. Mama cuman mau denger suara nya Ana. Ana nya ada kan?"

"A-ada kok bang"

"Yaudah. Kasih telfon nya"

"Tapi Ana nya udah tidur bang"

"Tidur? Baru jam 08:00 loh. Ana ngga mungkin tidur di bawah jam 10:00"

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang