BAB 15

2.8K 120 0
                                    

Instagram: gabyvarerasinaga_

Vino melihat Ana yang terkapar di aspal. Tubuhnya kejang-kejang dan kepalanya mengeluarkan darah segar. Sekuat tenaga, Vino menghampiri Ana.

Ia harus membawa Ana kerumah sakit. Ia rela mati, tapi tidak dengan Ana. Ia tidak akan bisa hidup tanpa Ana, meski ia tidak diterima lagi.

Ia rela mati demi melihat Ana tersenyum lagi. Vino tak akan membuat Ana kehilangan senyum nya. Vino benar-benar menyesal dengan perbuatan nya dulu.

Kini Vino sudah didepan Ana. Vino meneteskan air matanya. Kalau memang ini yang terakhir kalinya ia melihat Ana, ia mohon agar Tuhan memberi nya kesempatan.

Vino mengecup bibir Ana, sampai akhirnya ia tak sadarkan diri.

***

Ivana melarikan diri diam-diam. Ia tidak ingin masuk penjara. Tapi Ivana kalah cepat, karna Keano sudah menangkap nya.

"Mau kemana lo? Lo mau kabur setelah ngebuat Ana hampir kehilangan nyawa nya? Lo emang dasar cewek jahat yang pernah gue liat.

Gue gak akan ngelepasin lo! Lo harus ikut gue ke kantor polisi!". Keano menarik tangan Ivana dengan paksa. Ivana meronta-ronta.

Keano menguatkan tarikan nya. Ia sudah menyiapkan borgol dan lakban. Ia akan mem borgol tangan dan kaki setelah itu meng lakban mulut Ivana.

***

Vino dan Ana sudah dibawa kerumah sakit. Mereka langsung dibawa oleh penduduk setempat.

Vino dan Ana masuk ruang ICU, karna keadaan yang sangat buruk.

Netta sedang menangis. Ia tidak kuat lagi. Siapa yang tega membuat putri bungsu nya seperti ini?

Klara hanya bisa menenangkan mamanya agar bisa menerima keadaan.

Netta mengetahui kabar ini, karna salah satu yang membawa Ana dan Vino, kenal dengan Ana. Ia segera memberitahu keluarganya.

Dokter keluar dari ruang ICU. Netta langsung menghampiri nya. "Dok, bagaimana dengan keadaan anak saya?"

Dokter itu mendesah pelan. Ia takut kalau wanita paruh baya di hadapan nya ini akan pingsan.

"Dengan berat hati, nyawa putri ibu sedang di ujung tanduk. Fisik nya sangatlah parah. Dipipi nya terdapat luka bakar, peraliran darah terhambat, kemungkinan besar ingatan nya menghilang. Bahkan nyawa nya tak tertolong. Permisi"

Netta menangis sekencang-kencang nya. Netta memasuki ruang ICU di dampingi Klara.

Netta langsung memeluk putri nya ini. Ia menangis terisak-isak. Ia tidak sanggup melihat putri nya dalam keadaan seperti ini.

Di koridor rumah sakit, ada 4 laki-laki yang sedang berlari menuju ICU. Itu adalah Davin, Keano, Andrian dan Kenzo.

Setelah mereka mendengar berita buruk itu, mereka langsung cepat-cepat menuju rumah sakit.

Keano membuka ruangan ICU. Ia melihat mamanya yang sedang menangis, ia sangat tidak tega. Davin langsung memeluk Netta agar ia bisa tenang.

"Pah, Ana... Hiks hiks". Netta memeluk Davin untuk melampiaskan sedih nya. Davin membalas pelukan istrinya ini.

Keano duduk di kursi yang tersedia di samping pasien. Keano memegang tangan Ana. Banyak alat-alat medis yang menempel pada tubuh Ana.

Keano menahan tangisnya. Keano menghela nafas nya sambil menutup matanya. Ia harus menahan air matanya agar tidak jatuh.

Ia tidak ingin membuat mama nya bersedih lagi. Sudah cukup mama nya menderita melihat keadaan Ana saat ini, sudah cukup.

Tiba-tiba Keano teringat sesuatu. Vino. Bagaimana dengan keadaan Vino saat ini?

"Dek, si Vino dirawat dimana?" tanya Keano pada Klara yang berada di belakang nya.

"Vino dirawat di ruang ICU lantai tiga. Keadaan nya parah banget bang" jawab Klara. Keano mengangguk lalu pergi menuju ICU lantai tiga.

Keano melihat lewat jendela. Ternyata benar itu adalah Vino yang sedang terbaring lemah dan banyak alat-alat medis menempel di tubuhnya.

Keano masuk keruangan steril itu. Ia berjalan mendekati Vino. Ia merasa iba sekali melihat keadaan Vino. Meski dia pernah membuat hal yang buruk pada adik nya.

Keano memegang tangan Vino yang tidak tersadar itu. "Vin, maafin gue ya. Selama ini gue udah jahat sama lo. Gue cuman gak mau liat Ana sedih, itu aja. Berkat lo, sekarang Ana bisa ditangani dokter.

Gue gak tau, apa yang bakalan terjadi sama Ana, kalau lo ngga ngasitau. Lo udah rela dipukulin kayak gini demi Ana. Gue minta maaf Vin. Hiks hiks"

Keano merasa genggaman nya dibalas. Ternyata itu adalah Vino. Vino sudah tersadar.

"Ba-bang, se-seharusnya gu-gue ya-yang min-ta ma-af. Gu-gue i-ikut ter-libat da-dalam pen-culikan in. Gu-gue re-rela ma-mati de-demi Ana"

Vino berkata secara terbata-bata karna mengingat keadaan nya saat ini yang tidak mendukung. Ia sedang kesulitan untuk bicara.

"Ba-bang, to-tolong kasih i-ini ke A-ana" ucap Vino sambil menyodorkan sebuah amplop yang berisi surat yang sengaja ia tulis untuk Ana.

Keano mengambil amplop itu lalu mengangguk. "Gue bakalan kasih ini ke Ana. Gue pamit, gws ya"

Keano kembali menuju ruangan Ana. Ia akan memberikan amplop ini saat keadaan Ana sudah stabil.

Saat sudah mendekati ruangan Ana, ia melihat Ivana dan  beberapa anggota kepolisian. Keano mempercepat langkah nya.

"Permisi pak, ada apa ini?" tanya Keano. "Kean, gue dateng kesini cuman untuk minta maaf sama Ana. Rasa cinta gue udah nge butain gue sampe gue ngelakuin hal segila ini. Gue mohon. Gue gak bakal bisa tenang kalau gue belum minta maaf"

Dalam hati, Keano sedang mempertimbangkan permohonan Ivana untuk meminta maaf pada Ana. Ia takut jika Ivana akan hal yang tidak di inginkan.

Tapi dari raut wajah Ivana, Keano bisa melihat kalau ia serius ingin memibta maaf. Maka dari itu, Keano mempersilakhan Ivana masuk.

Ivana masuk kedalam, dengan pakaian steril. Ia berjalan mendekati Ana lalu duduk di kursi samping pasien. Ia melihat wajah Ana yang cukup rusak karna perbuatan nya sendiri.

Ivana menggengam tangan Ana lalu menangis di depan Ana yang sedang tak sadarkan diri. "An. Gue minta maaf ya sama lo. Gue tau gue salah.

Hanya karna cemburu, gue nyampe ngelakuin hal sebodoh ini. Malah gue ngga pantes untuk minta maaf sama lo. Kesalahan yang gue perbuat ama lo itu udah di luar batas. Sekali lagi, gue minta maaf An, gue mengharapkan maaf dari lo An. Cepet sembuh. Hiks hiks"

Ivana keluar dari ruangan dengan mata sembab. Ia hanya menginginkan maaf dari Ana. Itu saja.

"Kean, gue pamit ya. Gws buat Ana. Sekali lagi, gue minta maaf". Ivana kembali dengan penjagaan dari polisi.

*****

Ps: Mohon berikan vote dan komentar kalian agar cerita ini bisa lanjut terus. 🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang