BAB 18

2.7K 99 0
                                    

Instagram: gabyvarerasinaga_

Andrian dan Ana sedang menuju restoran di mall terdekat. Mereka ingin mampir sebentar untuk mengisi perut mereka.

Di kursi penumpang, Ana menekuk wajah nya kesal. Karna sedari tadi Andrian memarahi nya karna ia tidak mendengar kan pesan nya.

Sampai nya di mall, Ana tak mau turun. Ia malah menatap keluar jendela dengan wajah murung.

"Ana, jangan marah dong. Kan aku marahin kamu karna aku gak mau kamu kenapa-napa"

Tak ada jawaban. Malahan Ana mengambil earphone di tas nya lalu menutup telinga nya agar ia tidak bisa mendengar Andrian.

Andrian menghela nafas nya. Ia tau kalau Ana melakukan ini karna ia masih merajuk padanya.

Andrian memutar wajah Ana agar menghadap nya. Ana sedikit memberontak. Tapi Andrian tak kalah kuat.

Andrian mendekati wajah Ana. Ana merasakan jantung nya ingin lepas. Andrian semakin dekat. Bahkan Ana bisa mendengar nafas nya yang hangat dan teratur.

Sekarang wajah Ana dan Andrian sudah menempel yang di batasi oleh kening mereka.

"Ana, kamu jangan marah lagi ya sama aku. Aku lakuin semua itu karna aku sayang sama kamu"

Ana mengatur nafas nya yang tidak beraturan ini. "Iya. Aku gak marah lagi sama kamu. Tapi tolong kamu lepasin aku. Aku ngga nyaman"

Andrian tersenyum. Ternyata Ana takut jika ia perlakukan seperti ini. Andrian juga bisa mendengar nafas dan detak jantung Ana yang tidak beraturan.

Andrian menjauhkan kepalanya. "Yaudah. Ayo turun"

Ana hanya mengangguk lalu keluar dari mobil.

***

"Kamu pesen apa?"

"Aku Milkshake sama steak kentang aja"

"Aku pergi dulu ya"

Ana mengangguk. Sembari menunggu Andrian, Ana memainkan ponselnya. Ia sangat bosan.

Ana membuka aplikasi galeri nya. Ia melihat satu persatu foto yang tersimpan disana.

Tiba-tiba kepalanya sakit karna ia mencoba memgingat dengan siapa ia sedang berfoto.

Ana berusaha keras untuk mengingat nya, ia harus berusaha untuk mengingat nya.

Ia tidak bisa jika harus hidup dalam kebingungan. Ia harus berusaha!

Kepala nya bertambah sakit karna ia terlalu berusaha keras. Sampai akhirnya pandangan nya buram, dan gelap.

BRUUKK

Ana terjatuh dari kursi nya dan tak sadarkan diri. Semua orang yang melihat itu langsung mengerumuni Ana.

Andrian yang bingung kenapa orang-orang berkumpul, memilih untuk mendekati nya saja.

Andrian menembus kerumunan itu. Ia kaget sekali karna yang tersungkur di lantai itu adalah Ana.

***

Andrian secepat mungkin melajukan mobil nya menuju rumah sakit. Ia talut ada yang salah dengan Ana.

Sialnya, jalanan sedang macet panjang sampai gerbang tol. Andrian memukul setir nya.

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang