BAB 27

1.9K 70 0
                                    

Instagram: gabyvarerasinaga_

Bel pulang sudah berbunyi, Ana sudah keluar dari kelas sejak lima menit yang lalu.

Ana sedang menunggu didepan kelas XII IPA 2 yang berada disamping kelasnya, XII IPA 1. 

Ana sedang menunggu Artha teman satu extra nya.

"An, gue hari ini izin ya, soalnya gue mau melayat, istri om gue meninggal"

"Haduhh, kalau gitu gue turut berduka ya. Lo pergi aja, nanti gue bilangin kok"

"Aduhh, makasih banyak ya An, yaudah gue pergi dulu ya"

"Iya, hati-hati dijalan ya"

Sekarang, Ana pergi menuju kelas XIII IPS 1, teman satu extra nya juga yang bernama Verissa.

"Hai Ana"

"Hai juga"

"Emangnya hari ini ada latihan ya, soalnya kemarin gue gak masuk?"

"Iya, buat persiapan ulang tahun sekolah"

"Oohh, yaudah yuk"

Verissa dan Ana pergi menuju lapangan. Mereka duduk dipinggir lapangan basket.

"Ris, kita ke kak Tessa dulu yuk gue mau izin keluar sebentar mau beli sesuatu"

"Oh yaudah"

Ana dan Verissa menaiki tangga menuju kelas XIII IPA 5 ingin meminta izin pada Tessa selaku ketua chearleader.

Kelas XIII IPA 5 sudah terlihat, Ana dapat melihat Tessa yang sedang berbicara dengan seorang cowok bertubuh tegap.

Ana mendekati Tessa. "Kak, aku sama Rissa izin sebentar mau keluar ya". Tessa yang merasa diajak bicara, menanggapi.

"Oh yaudah, jangan lama-lama ya, terus nanti suruh yang lainya langsung kelapangan indoor"

"Iya kak". Sebelum meninggalkan Tessa, mata Ana sempat bertemu dengan mata Andrian.

***

Ana sedang latihan Dance. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok mengingat banyaknya anggota dance.

Ana selaku ketua kelompok, sedang mengatur anggotanya agar tidak bermain-main.

Kelompok Ana akan menampilkan dua lagu. Yang pertama adalah lagu Lips Are Movin yang dipublikasikan oleh Meghan Trainor dan lagu yang kedua adalah Cash Cash yang dipublikasikan oleh Conor Mayard.

"Guys, kita istirahat dulu 15 menit". Ana menuju tasnya lalu mengambil obat dan meminumnya.

Ia harus rutin meminum obat kalau tidak, mamanya akan cerewet.

Setelah meminum obat, Ana membaringkan tubuhnya lalu mengatur nafasnya.

Ana menutup matanya sejenak sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan.

Saat nafasnya sudah teratur, Ana kembali duduk. Ana melihat keluar jendela, ia mencari seseorang yang sedaritadi tak kelihatan.

Ana keluar sebentar, mungkin saja orang itu menunggu diluar.

Tapi hasilnya sama, hanya ada karyawan yang sedang menyapu koridor.

Ana kembali dengan wajah kecewa. Apakah Ricardo tidak ingin melihat atau menemaninya sampai ia selesai?

"Hei An, kenapa lo bengong aja, terus tuh muka napa lesu amat?"

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang