Seperti biasa di jam tiga pagi aku bangun terlebih dahulu mendahului nisa, aku membersihkan diri kemudian sholat.
Aku berdoa untuk ibuku, diriku dan orang-orang yang disekelilingku.Tetesan air mataku jatuh saat aku mengingat ibuku. Aku merindukan belaian ibu, aku rindu setiap kehadirannya. Aku ingin bertemu dengannya sekali saja meskipun dalam mimpi aku berharap dipertemukan dengannya.
"Marwa... " panggil nisa
Aku terdiam
"Kamu menangis iya" ucapnya
Aku tidak menjawabnya aku menyelesaikan doaku kemudian aku menoleh kepadanya memberikan senyuman, nisa membalas dengan sebuah senyuman kembali kemudian dia pergi untuk membersihkan diri.
Aku masih duduk dengan berdzikir menunggu saatnya subuh."Nisa ayo kita ke masjid sebentar lagi subuh" Ajak nisa.
Akupun bangun dari duduk dan pergi ke masjid masih dalam keadaan memakai mukenah seperti biasanya, Aku mengangkat androk mukenah agar tidak jatuh ketanah.
Tidak biasanya nisa diam tanpa bicara, biasanya dia selalu mengajakku bercanda namun berbeda dengan sekarang buat senyumpun dia tidak bisa.
"Nis" panggilku
"Hmmm" jawab nisa
"Kamu akan pergi jam berapa" tanyaku
"Sore orang tuaku akan kemari bersama calon suamiku dan orang tuanya" jawabnya lesu
"Marwa aku sangat tidak menginginkan ini, aku tidak ada persiapan aku masih belum terima" sambungnya
Aku tidak merespon karena aku tau dia akan berbicara lagi benar saja dia lanjut berbicara
"Marwa apa yang harus aku lakukan, ingin rasanya aku berlari" ucapnya
Aku merangkulnya kemudian menuntunnya perlahan terus berjalan menuju masjid, nisa terlihat heran dengan tingkahku namun aku mengabaikan itu.
"Nisa" panggilku saat sampai dimasjid, nisa melihatku
"Kamu tau maksud dari tadi yang aku lakukan" tanyaku, nisa menggelengkan kepala menandakan dia tidak mengerti.
"Aku tadi merangkul, menuntunmu penuh keikhlasan penuh kasih sayang, apa yang kamu rasakan? " tanyaku
"Aku merasa nyaman" jawabnya, tepat sekali itu yang aku harapkan
"Sekarang apa kamu mau memulai semuanya dengan ikhlas dengan kasih sayang, aku yakin itu semua akan membawa kenyamanan meskipun perlahan-lahan seperti apa yang tadi aku lakukan kamu akan mendapatkan kebahagiaan atas kesabaranmu" ucapku sambil tersenyum.
Nisa memelukku begitu saja sambil mengucapkan terimakasih ditelingaku.
"Udah pelukannya ayo masuk sholat" ucap kak zidah tiba-tiba, sehingga kami berdua melepaskan pelukan.
"Kalian itu kenapa masih belum ikhlas" tanya kak zidah selaras kami bertiga memasuki masjid.
"Aku ikhlas kak karena marwah telah membuka pemikiran dan hati aku kak" ucap nisa sambil tersenyum
Akupun tersenyum menanggapinya dan mengucapkan hamdalah karena nisa dengan cepat memahami maksudku.
"Wah marwah kamu memang hebat" puji kak zidah
Aku tersenyum menanggapinya. Kemudian kami bertiga bersiap untuk sholat subuh karena adzan sudah berkumandang.
Suasana seperti inilah yang akan sangat dirindukan suasana kebersamaan dalam menjalankan perintah allah swt adalah suasana yang sangat indah untuk selalu kita syukuri.Usai sholat sebuah pengumuman diadakan, entah pengumuman apa itu aku tidak tau namun saat nyai berbicara mengenai hasil ujian aku terkejut. Bagaimana tidak karena setiap pengumuman ini diadakan itu semua menandakan hari ini adalah hari kelulusan. Aku bertanya kepada kak zidah dan nisa mengenai ini semuanya mereka menjawab serempak sudah mengetahuinya, entah mengapa mereka tidak bilang kepadaku mereka merahasiakan semuanya pantas saja nisa ingin pergi sekarang karena memang ini adalah hari kelulusan. Aku terdiam menanggapi semuanya sangat disayangkan sekali begitu cepat hari ini tiba sedangkan aku belum mempunyai rencana bahkan mengenai tawaran kak zidahpun aku belum memikirkannya.
"Kenapa marwah" tanya kak zidah
Aku menggelengkan kepala
"Kenapa marwah" tanya nisa
Aku kembali menggelengkan kepala
"Kamu marah kepada kita" tanya kak zidah
Aku kembali menggelengkan kepala
"Kamu sedih dengan semuanya" tanya nisa
Aku mengangguk.
Nisa menggenggam tanganku begitu juga kak zidah, aku memejamkan mata memikirkan semuanya dan memikirkan tawaran kak zidah karena aku tidak lagi punya waktu, aku mengabaikan pengumuman itu dan aku terus berpikir sampai titik dimana aku menemukan solusinya. Aku harus bertemu pria hamba allah itu, aku harus terus belajar supaya ilmu yang aku dapatkan nanti bisa berguna untuk anak-anak, dan anak-anak akan mendapatkan pengetahuan lebih baik. Iya itu keputusanku aku akan menerima tawaran kak zidah namun aku harus bertemu dengan pria hamba allah itu, aku harus berbicara dengannya, aku ingin meminta agar dia menjadi penggantiku saat aku pergi mencari ilmu, aku ingin dia menjaga anak-anak, aku ingin dia memberi pengajaran kepada anak-anak selayaknya seperti saat aku murung dia menggantikanku namun kali ini bukanlah untuk waktu singkat tapi ini untuk waktu panjang.
Aku menghela nafas saat semuanya telah aku temukan yang terbaik dan aku membuka mata. Namun saat aku membuka mata orang-orang telah pergi. Dihadapanku ada nyai dan disampingku ada kak zidah dan nisa hanya merekalah yang kini berada dimasjid denganku."Bagaimana apa sudah bertemu solusi" tanya nyai
Aku mengangguk
"Apa solusinya" tanya ulang nyai
"Aku akan ikut dengan kak zidah namun izinkan aku untuk keluar pesantren hari ini karena aku harus bertemu seseorang" ucapku
Nyai tersenyum dan dia mengangguk menandakan setuju
"Terimakasih nyai" ucapku
"Iya, tapi kamu pergi tidak sendiri kamu akan ditemani dengan zidah dan nisa ya" ucap nyai
Aku mengangguk dan dalam batinku aku sangat bersyukur karena aku ditemani kak zidah dan nisa.
"Baiklah kalau begitu kalian bertiga hati-hati dan nyai pamit mau mengawas anak santriwati lainnya, Assalamualaikum" ucap nyai selaras bangun dari duduknya dan pergi dari kita bertiga. Setelah nyai jauh dari kami kak zidah tertawa bahagia aku mengerti bahwa ini adalah kesempatannya untuk menghirup udara segar luar begitu pula dengan nisa dia terlihat sangat bahagia berbeda denganku yang biasa saja karena aku sudah biasa keluar pesantren meskipun itu dengan tujuan mengajar anak-anak namun aku sudah paham bagaimana dunia luar pesantren.
*****
Syukran Katsiran Telah Membaca.
Tanggapan dan pemberian suara adalah suatu motivasi untukku.📝 Akhwatalmuhajir
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-FATIHAH Untukmu
Spiritual[proses] Islam, Iman, Ihsan adalah suatu perasaan,pemikiran,tindakan yang suci, tulus, yang selalu bertawakal kepada Allah SWT dalam keadaan apapun.