APA ITU CINTA

495 23 3
                                    

Hari-hariku selalu murung didalam kamar, tidak ada aktifitas lain selain aku menangis dan mengirim doa untuk ibuku.
Aku masih belum menerima semuanya, meski kini adalah ujian kelulusanku aku tidak bersemangat untuk mengikutinya. Karena jika aku lulus bagaimana aku bisa pulang ibuku saja sudah tidak ada aku sudah tidak punya siapapun, aku ingin tetap disini untuk selamanya.

"Assalamualaikum..... " salam nisa yang memasuki kamar

Aku menjawab salam itu dengan tatapan kehancuran aku melihat nisa membawa sebuah kotak.
Saat melihat itu aku teringat sebuah kotak yang aku dapatkan di depan pintu kamar yang belum aku buka sampai sekarang.

Aku menengok ke laci ternyata kotak itu sudah tidak ada, melihat tingkahku nisa mengerti maksudku dia mengucapkan kotak itu ada dilemariku.

Aku bergegas mengambil kotak itu, karena aku penasaran dengan isinya, aku berharap itu bukanlah kesedihan lagi.

"Marwa kamu mau membuka kotak itu" tanya nisa, akupun mengangguk

"Silahkan buka lalu buka ya kotak ini" ucap nisa

"Memang itu dari siapa" tanyaku

"Mas ahkam" jawab nisa

Aku mengabaikannya kemudian langsung membuka kotak yang aku dapatkan dari depan pintu.

Untuk marwa dari ahkam

Tulisan awal yang aku lihat aku menghela nafas.

Perlahan aku membuka ternyata berisi sebuah buku diary dan selembar kertas. Aku mulai membacanya.

Dear.. Marwa
Mungkin bagimu aku tidak berarti.
Namun bagiku kau sangat berarti.
Kamu tau tidak alasan aku memberi buku diary ini?.
Itu semua untuk kamu menulis apa yang kamu rasakan saat aku jauh darimu.
Karena.. Tiga hari lagi aku akan pergi ke dubai.
Untuk melanjutkan pendidikanku.
Aku berharap kamu baik-baik saja saat aku jauh darimu.
Aku ingin kamu mengisi buku ini.

Salam Ahkam.

Tiga hari berlalu berarti kemarin adalah hari terakhir aku melihat ahkam sebelum dia pergi ke dubai.

"Nis apa ahkam sudah pergi" tanyaku

Nisa mengangguk kemudian menyerahkan kotak pemberian ahkam.

"Buka marwa itu hadiah dari mas ahkam"

Aku langsung membukanya ternyata itu semua berisi sebuah foto-foto.

Aku mengingat betul kapan dan dimana foto-foto itu berada lebih tepatnya foto itu sejak aku kecil dan sejak aku berada dipesantren dulu.

Aku melihat-lihat foto itu ternyata semua foto-fotoku dan satu foto yang membuatku menangis yaitu foto dimana aku dan ibuku berpelukan saat wisuda dulu. Ternyata dia memotret kami dan dibelakang itu tertulis sebuah tulisan "Ukhibuki"

Aku memeluk foto itu, rasanya aku seperti memeluk ibuku.
Aku sangat berterimakasih kepada ahkam karena dia telah memberikan foto yang sangat berharga ini yang membuatku merasa ada ketenangan.

"Marwa.. " panggil nisa yang membuatku menengok dan berhenti memeluk foto itu

"Iya" jawabku

"Marwa kamu tau tidak ternyata mas ahkam menyimpan perasaan sejak kecil kepadamu" ucapnya

Aku diam tidak mengerti

"Lihat foto-foto itu dia ambil diam-diam sejak kecil"

Aku kembali melihat foto itu ternyata benar.

"Dan kamu tau tidak dia sejak kecil bercerita tentangmu kepada kedua orang tuanya"

Aku menggelengkan kepala

"Dia terus bercerita tentangmu mar, ibunya cerita kepadaku, aku mendengarnya sampai terharu" ucap nisa yang air matanya berlinang

"Lalu apa yang harus aku lakukan nis" tanyaku

"Kamu doakan dia ya" jawab nisa

"Iya aku akan selalu mendoakannya, aku akan kirim surat al-fatihah untuknya, agar kami memiliki ikatan batin" ucapku

"Terus doakan dia meski berjauhan semoga takdir membawa kalian dalam kebaikan" ucap nisa

"Lalu bagaimana denganmu nis" tanyaku

"Aku mengikhlaskannya karena aku sendiri sangat bangga sama mas ahkam" nisa meneteskan air matanya.
Aku yakin semuanya itu benar karena aku melihat tidak ada kebohongan diraut wajah nisa.

"Tolong jaga cinta pertamaku ya marwa" celetuk nisa

Aku diam tanpa bicara.

"Tolong jaga dia aku percaya kepadamu"

Aku tetap diam karena aku masih belum mengerti apa itu cinta meski usiaku kini 19 tahun tapi aku masih tidak mengenal cinta.

"Salah orang aku berbicara soal cinta" celetuk nisa

Aku tersenyum menanggapinya, bagaimana tidak aku sendiri tidak tau harus bagaimana yang aku tau hanya berterimakasih kepada ahkam yang selalu menjaga perasaannya dan kepada nisa yang melepas cinta  pertama katanya.

*****

Syukran Katsiran Telah Membaca.
Tanggapan dan pemberian suara adalah suatu motivasi untukku.

📝 Akhwatalmuhajir

AL-FATIHAH UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang