14

3.1K 260 0
                                    

Pagi harinya, Jong In oppa masih menemaniku. Ia dengan telaten mengganti lap basah itu sepanjang malam.

"Panasmu sudah agak turun. Tapi masih panas. Apakah perlu minum obat?" tanyanya setelah melihat termometer di tangannya. Aku mengangguk, dan memintanya untuk mengambilkan obat penurun panas berwarna oranye di kotak obat. Ia memberikan obat itu kepadaku, "Obat ini bisa kau dimakan sesudah makan. Sebentar, aku akan kebawah, dan melihat apakah sarapan sudah jadi apa belum"

Ia meninggalkan kamarku. Aku merutuki diri sendiri. Aku tidak suka dengan diriku yang lemah seperti ini. Apalagi harus merepotkan EXO seperti ini. Ini semua gara gara si tua bangka itu!

"Sarapan datangg!"

Terdengar suara khas Baekhyun oppa dari luar. Dia membawa nampan yang berisi mangkuk dan juga gelas.

"Aku bawakan kau bubur, Chanyeol dan Jongdae yang membuatnya" katanya dan meletakan nampan di atas nakas.

Saat aku ingin mengambil mangkuk, tangan Baekhyun oppa sudah mengambil itu lebih dulu. "biar aku yang menyuapimu" katanya.

Aku melihat ia mengaduk bubur lebih dahulu, lalu meniupnya. ia menyuruhku untuk membuka mulut ketika sendok sudah di depan mukaku.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" katanya penasaran. Aku terbatuk, dengan segera ia memberikan aku air.

"Pasti ada yang kau sembunyikan. ayo katakan padaku, aku tidak akan bilang kesiapapun" desaknya lagi.

Aku menggelengkan kepala, tanda aku tidak apa apa.

"Apakah kau bertengkar dengan pacarmu? Ku dengar kau sampai memecahkan barang"

"Ani-ya oppa. Orang seperti ku apakah bisa mempunyai pacar?" sungutku. Disinggung tentang pacar pasti aku selalu begini.

Dia terkekeh. jika banyak fans Baekhyun oppa disini, pasti tidak akan melewatkan sedikit pun wajah manis ini. Aku tau, dan bersyukur bisa menikmati keindahan yang tidak bisa dikihat oleh penggemar lainnya.

"Bisa saja. Siapa tidak jatuh ke pesona yang kau punya?"

"Pesona?" cicitku. Apakah aku benar mempunyai pesona?

"Iya, kau punya pesona tersendiri. Mungkin kau terlalu tidak peka, sehingga tidak mengetahui seberapa banyak orang yang jatuh kepesonamu"

aku menganga. Aku begitu kaget mendengar itu. Langsung saja kesempatan itu digunakan Baekhyun oppa memasukan bubur ke mukutku. Aku mengunyah sambil memikirkan kata katanya.

"Apakah kau termasuk dalam beberapa orang itu?" tanyaku. Maafkan aku ini terdengar terlalu percaya diri, tapi aku hanya ingin memastikan. Ia menatapku sekilas, lalu mengaduk bubur lagi.

"Ya pertama kali aku melihatmu. Tapi sayangnya sekarang tidak. Aku lebih senang kau menjadi adikku" katanya dengan santai. Aku terkaget lagi, apa begitu mudahnya mengatakan itu? Jika ada penggemarnya mengetahui ini, aku akan habis dicakar oleh mereka.

"Sudahlah.., kau akan  mengetahui siapa orang itu nanti. Jadi aku sudah jujur, kau juga harus"

Aku menggeleng kan kepalaku, "Tidak, aku tidak memiliki masalah apapun"

"Jebal!" pekiknya. ia meletakkan mangkuk bubur itu dipangkuan ku, "Kau makanlah sendiri. jika aku lama lama disini, aku bisa lupa bahwa kau sakit!"

Ia keluar dari kamarku sambil mengerutu. Aku melihatnya dengan terheran. Bagaimana sikapnya bisa berubah ubah seperti itu?

Akhirnya aku menghabiskan bubur sendiri. Setelah selesai aku beranjak dari kasur, hendak membawa mangkuk kotorku ke dapur.

"shh" desis ku saat berada di tangga. Kepalaku sangat berat sekali, tapi aku harus membawa ini. Aku tidak ingin dicap manja oleh mereka.

"ya! kenapa kau kemari?" tanya Chen oppa yang sedang membereskan dapur bersama Sehun oppa. Ia mengambil piring kotorku, dan menyuruh ku untuk duduk di bar.

Aku menopang kepalaku, mencoba mengusir pening yang terus menerjangku. "Sepertinya, kita harus memanggil Dr.Yo untuk kemari" kata Chen oppa yang disetujui langsung oleh Jong In oppa.

"Tidak perlu. Sekarang aku sedang tidak ingin menemuinya" tolakku.

"Sudah ku bilang, kau pasti ada masalah dengan pacarmu itu" kata Baekhyun oppa dengan muka masam. Sepertinya ia masih sebal karena aku tidak bercerita apapun dengannya.

"Si Jin bukan pacarku" jawabku malas. Aku lihat ekspresi Jong In oppa berubah ubah. Aku tidak begitu melihatnya jelas, karena mata ku tiba tiba kabur.

+++

"Eghh" erangku lalu mengerjakan mataku beberapa kali. Kepalaku masih pening, tapi tidak separah terakhir kali. Aku terkejut, ketika aku membuka mata, aku sudah berada di dalam kamar dan banyak orang termasuk si jin di kamarku.

"Apa yang terjadi? Bukannya aku berada di dapur? Dan kenapa kau berada di sini?" tanyaku beruntun kepada Si Jin. ia mencubit pipiku gemas.

"Kau pingsan! Seharusnya kau memberi tahu ku jika penyakit mu kambuh. dasar bocah!" omel Si Jin seperti ibu ibu.

"Kami khawatir ketika kau tiba tiba jatuh, padahal kita sedang berbincang bincang di dapur" kata Baekhyun oppa.

"Dan kami pun kaget mendengar jeritan Jongdae memberitahu bahwa kau pingsan" kata Chanyeol oppa berusaha mencairkan suasana. Yang disindir hanya menggaruk tengkuknya malu.

"terimakasih" kataku yang mendapatkan anggukan dari mereka semua.

"Apakah boleh kami berbicara berdua saja? Itu jika kalian mengijinkan" kata Si jin. Aku menatapnya, ia mengangguk.

"Tentu saja. Kaja, ayo kita pergi" kata Suho oppa mendorong semua member untuk keluar. Ia juga harus menarik lengan Jong In oppa yang berhenti tiba tiba.

Aku menghindari kontak mata dengan Si Jin. Pasti ia ingin membahas soal pria itu lagi. Ku dengar helaan nafasnya.

"Jika kau tidak ingin, tidak apa apa. Tapi berusahalah mengerti. Kau tidak lagi seorang remaja labil, sasti-ah. Umurmu sudah 20 tahun, kau sudah dewasa."

Aku masih tidak mau melihatnya. Nasehatnya memang benar, tidak seharusnya aku bertingkah seperti remaja labil.

"Pamanmu itu sekarang sakit sakitan. Dokter mengatakan kemungkinan ia untuk sembuh sedikit, harapan hidupnya sudah menipis. Sampai sekarang ia tidak mau melimpahkan perusahaan kepada siapapun, sebelum bertemu denganmu. Karena kamu penerus perusahaan Choi corp" katanya lagi. Si jin menyentil dahiku. "Jika aku berbicara tatap aku. mana sopan santun mu"

aku mencebik kesal. bisa bisanya ia menyentil dahi orang ya g sedang pusing.

"sudahlah.., kau sakit karena kau kepikiran. Temui saja orang itu, dan masalahmu akan selesai" katanya lalu beranjak dari posisi nya. Aku memegang tangannya.

"Kau mau pulang?" tanyaku pelan. ia mengangguk. "Katakan pada ibu, aku minta maaf sudah membuat nya menangis"

ia mengangguk lagi. dan merapikan peralatan nya di atas nakas. aku diam, mengamati sambil berpikir. Apakah aku harus menemui orang itu?

"Baiklah aku akan pergi. Jangan lupa minum obatmu. Kau seorang dokter jangan sakit terlalu lama" katanya. aku masih diam, ia mengacak rambut ku gemas.

"Si jin!" panggilku ketika ia sudah di depan pintu. ia menengok, menungguku yang masih berusaha merangkai kata.

"Apakah kau bisa menelpon paman? Buatlah janji, aku ingin bertemu dengannya" Si Jin tersenyum senang. Merasa tidak sia sia menasehati ku beberapa kali. ia mengangguk antusias dan melambaikan tangannya.

+++

"Omo! Lihatlah dia!" kata Baekhyun oppa ketika duduk di depannya menghalangi dirinya ketika sedang menonton TV.

"Sepertinya kau sudah sehat" kata Sehun oppa sembari menyentuh dahiku. ia mengangguk angguk aneh berlagak seperti dokter. Chanyeol mendorong kepalanya pelan, dan mengejeknya bodoh.

"sepertinya kau memang punya masalah dengan Dr.Yo" kata Jong In oppa. Setelah itu ia pamit menuju kamar, dengan alasan mengantuk.

Kami saling berpandangan satu sama lain. Aku mengeryit, merasa ada yang aneh.

"Sudahlah.., ia memang tukang tidur. Biarkan ia tidur" kata Xiumin oppa. Aku menatap Baekhyun oppa, ia mengangkat bahunya, tanda tidak tahu. Aku menghela nafas. Sudahlah jangan dipikirkan. Stay Calm!

Doctors in EXO DORM 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang