Aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan sedang. Aku pergi ke toko roti, untuk membeli beberapa roti untuk member. Tentu saja, roti yang rendah gula.
"coba kau lihat, Chanyeol terlihat sangat tampan dan seksi"
Aku menoleh ke sampingku, ternyata ada beberapa siswi, yang ku tebak adalah fangirl EXO.
"iya, kai juga hot banget"
"Sehun dong, cool gitu"
hahahaha. Aku menutup mulutku ketika tersadar bawa kekehan ku sudah menjadi tawa. Mereka memandang ku tidak suka. Aku meminta maaf, dan langsung pergi.
Entah kata hot, seksi, dan cool itu masih ada jika mereka melihat kekonyolan dan kebodohan yang mereka lakukan.
Dan baru saja memikirkan mereka, panggilan Chen oppa masuk. aku pun mengangkatnya
"Yeobo.."
"sasti-ya, kau dimana?" tanyanya memotong sapaanku.
"aku di depan toko roti. ada apa? kenapa suaramu terdengar panik?"
"cepatlah pulang. Panas Jong In belum juga turun dari kemarin malam. ia pulang larut kemarin, walaupun tau udara nya sangat dingin"
Aku menutup telpon secara sepihak, dan langsung melaju dengan kecepatan tinggi. Dan lagi lagi, aku membuat masalah.
aku membuka pintu dorm dengan terburu buru. Chanyeol oppa berdiri di sisi tangga, dan yang lain duduk di sofa dengan menunduk.
"Siapa yang menjaga Jong In oppa?" tanyaku
"kyungsoo dan Jongdae"
setelah mendengar itu, aku bergegas menuju kamar Jong In oppa.
aku mengambil alih Jong In oppa. Aku memeriksa nya. Suhu tubuhnya memang tinggi, dan ia menggigil.
"aku sudah memberikan obat yang sering kau berikan kepada kami jika demam. Tapi panasnya juga tidak turun turun" jelas Chen oppa. Kyungsoo oppa sibuk mengganti lap yang ditempelkan di dahi Jong in oppa.
Aku memberikan resep obat yang sudah aku tulis di kertas kecil, "tolong tebus ini segera"
Chen oppa bergegas keluar, menebus resep itu. Aku merapikan peralatan ku, dan duduk didekat Kyungsoo oppa.
aku menunduk. Kenapa harus datang masalah baru, ketika aku ingin menyelesaikan satu masalah?
"jangan bersedih. Jika kau sedih siapa yang merawatnya?" kata Kyungsoo oppa sambil menepuk pundak ku. ia tersenyum, senyum yang membuat orang yang melihatnya merasa tenang.
"ini salahku. harusnya aku tidak memintanya keluar malam itu. dan harusnya aku memaksanya untuk pulang, bukan malah meninggalkan nya sendiri di taman"
"gwaenchanha, everything gonna be okay" katanya lagi. ia mengelus pundak ku. membiarkan ku bergulat dengan pikiranku sendiri
Kenapa pulang selarut itu? Dengan kondisi sekarang apa tepat untuk membicarakan itu? Tuhan, ku mohon, selanjutnya akan baik baik saja.
Tak lama, chen oppa datang membawa sebungkus obat. Aku membangunkan Jong In oppa, memintanya untuk meminum obat.
"hmm, dingin sas" katanya. Aku menaikan selimutnya. Mengelus poninya pelan.
"kau akan baik baik saja"
Kyungsoo dan Chen oppa pun pamit keluar. "kalau ada apa apa, kita ada di ruang musik" pesan Kyungsoo oppa. aku hanya mengangguk, mengiyakan.
Setelah mereka pergi, aku mengganti lap di dahi Jong In oppa. Itu yang terus ku lakukan semalaman. Ku pikir pikir, Ia pasti melakukan ini saat aku sakit.
"oppa lekas kambuh"
+++
Aku terbangun ketika sebuah tangan bergerak di atas kepalaku. Ternyata aku tertidur di samping ranjang. aku mengucek pelan mataku, dan melihat Jong In oppa sudah terbangun.
"aku membangunkan mu?" tanyanya. Aku mengangguk. Dia tersenyum kikuk.
"kau mau apa?" tanyaku langsung. Tidak ada alasan lain ia membangunkan ku sepagi ini. kalian tau sekarang jam berapa? empat pagi.
"aku lapar. kyungsoo hyung sedang tidur, aku tidak berani membangunkannya" Aku melirik di samping tubuhnya, dan benar kyungsoo oppa tertidur membelakangi kami.
"arraseo, aku akan membuatnya" kataku lalu beranjak. Aku berjalan pelan menurungi tangga. Semua gelap, kecuali di balkon. Dan, ada bayangan orang disana.
Siapa yang duduk disana sepagi ini? Pasti udara sangat dingin diluar. aku menghidupkan lampu dapur, dan memanaskan air. Setelah itu baru aku menghampiri orang itu.
"oppa" sapaku. Ia menoleh, ternyata Chanyeol oppa. aku ikut duduk disampingnya, ikut menikmati dinginnya angin pagi itu.
"kenapa kau diluar? udara sangat dingin. aku tidak mau kau ikut sakit" kataku sambil menepuk pundak nya. Namun ia pelan pelan memindahkan tanganku, yang semula dipundak, dan sekarang menggenggam nya.
aku mengeryit heran. Kenapa prilakunya aneh?
"maaf, tapi apakah bisa kau menemani aku sebentar? tanpa bertanya ada apa?" katanya. Aku mengangguk.
"Jika kau merasa takut, jangan takut. Aku dan yang lain ada di sini, mendukungmu. Keluargamu, member, staff, aku, semuanya mencintaimu. Kau sudah melakukan yang terbaik, jadi lakukankah lagi. Jalani hidupmu dengan santai"
ia menoleh kearah ku. "Gomawo" katanya sambil tersenyum. Aku membalas senyuman nya.
Aku sudah hapal, jika para member duduk sendirian, dan bertingkah aneh seperti ini. Hampir semua mempunyai depresi masing masing, dengan tingkat yang berbeda. aku pun mempunyainya, dan mereka akan setia menemani ku seperti ini.
Orang orang seperti kami, kadang tidak perlu ditanya kau kenapa? apa yang sakit? Kami hanya ingin ditemani, diberi kata kata manis. Itu sangat membantu.
Sudah 15 menit kami terdiam. Suara peluit dari panci terdengar nyaring. Kami berdua sama sama tersadar, dan menoleh satu sama lain.
"airnya!" pekikku. Kami pun berlari ke arah dapur. Setelah mematikan kompor, kami menertawai satu sama lain.
Entah kalian percaya apa tidak, orang yang sering bertingkah konyol dan lucu, adalah orang yang mempunyai banyak masalah yang ia simpan.
Aku mempercayai nya. Karena aku mempunyai buktinya, yaitu mereka dan diriku sendiri.
+++
turut berdukacita dengan meninggalnya Jonghyun oppa. Itu pasti kabar paling sedih untuk keluarga besar SM dan kita semua sebagai penggemar K-Pop.
Untuk Shawol, jangan merasa sendiri. Kami ada disini, keluarga besar kalian.
keep strong! we love you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctors in EXO DORM 🔚
Fanfiction#dormseries seorang dokter yang beruntung bisa tinggal bersama EXO selama beberapa bulan. Mendapat kasih sayang dari setiap member EXO seperti mimpi baginya. Bagaimana kisahnya? cek this out #nojudje #fanfiction