Setelah dari mal Ratya pulang ke rumah Mama karena ada buku pelajaran yang ketinggalan. Saat ia memasuki rumah seperti biasa Mamanya sibuk membaca majalah tentang memasak untuk mencari inovasi menu baru. Para karyawan Mama sudah pulang, karena hari memang sudah sore.
"Papa kamu emang udah pergi lagi kok kamu pulang?" tanya Rinda saat Ratya baru menginjakkan kaki di ruang tamu.
"Mau ngambil buku doang, lagian malesin di sana ada Kevin." Ratya mendengus kasar.
"Ra, yang rukun dong sama adiknya."
"Adik tiri," koreksi Ratya tidak terima.
Rinda menatap Ratya dengan geregetan. "Kamu keras kepala banget sih, Ra! Nanti dikira Mama nggak ngajarin kamu loh."
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu menghentikan perdebatan mereka. Setelah dipersilakan tamu tersebut masuk.
"Eh, Bu Salma kok balik lagi? Ada yang ketinggalan?" Rinda menyambut dengan pertanyaan, bukannya menawari duduk.
"Enggak, ini cuma mau ngembalikan kamus yang kemarin dipinjem sama anak saya. Nah kebetulan Mbak Ratya pulang, nih Mbak." Bu Salma menyerahkan sebuah kamus bahasa Inggris tebal.
"Kok cepet banget pinjemnya? Kalau masih butuh nggak papa pakai dulu, Bu."
"Katanya udah selesai tugasnya, Mbak."
Ratya mengangguk paham dan sejurus kemudian matanya menangkap sesuatu yang berkilau di pergelangan Bu Salma. "Cie, Bu Salma punya gelang emas baru."
Bu Salma tersentak kecil dan menunduk menatap gelang yang melingkar di tangannya dengan wajah cemas.
"Tambah cantik loh, Bu." Ratya malah memuji, mengabaikan gelagat Bu Salma yang kini sedang memilin-milin ujung bajunya. Jelas rasa gugup sedang menguasai dirinya.
"Dikasih orang dermawan, Mbak. Ya udah saya pamit dulu. Mari Bu Rinda, makasih."
Setelah Bu Salma pergi Rinda segera memberi Ratya peringatan agar lain kali jangan keterusan mengomentari penampilan orang lain.
"Kan aku muji, Ma."
"Ya nggak masalah kalau orangnya seneng. Emang kamu nggak lihat tadi Bu Salma ngerasa nggak nyaman waktu kamu ngoceh?"
Ratya mengerucutkan bibirnya. Padahal tadi kan dia benar-benar sedang menyanjung Bu Salma, tanpa ada maksud lain.
"Oh iya Ra, kemarin penelpon misterius itu ternyata juga sekolah di Cakrawala loh!"
Ratya mengernyit karena Mamanya tiba-tiba membahas topik lain. Tapi ia tidak protes, karena sepertinya ini akan jadi pembicaraan yang menarik.
"Oh, dia jadi pesen?"
Rinda menutup majalahnya dan menegakkan badan untuk mencari posisi duduk yang enak. "Iya, di sekolah ada acara apa kok dia pesen katering segala?"
Ratya menggeleng tidak tahu. Tapi ia ingat kemarin Capaska kan dapat nasi kotak yang katanya dari anak yang sedang merayakan ulang tahunnya. Kemungkinan dia memesan di Mamanya.
"Namanya siapa, Ma?"
"Armada."
Ratya melongo, ia tidak yakin ada yang bernama Armada di sekolahnya.
"Kok kayak nama band, ya?" Ratya tersenyum tipis, "anaknya kayak gimana, Ma?"
"Tanyain deh sama Bu Salma, kan dia yang ngaterin pesenannya."
〰〰
Yang sebenarnya terjadi kemarin adalah...
"Masakan di kateringnya Rinda tuh emang enak."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You [END]
Teen FictionEnam tahun setelah lulus SMA "Dari dulu masih suka berantem aja. Tapi keren, loh. Kalian langgeng banget," puji adik kelasnya itu. Arga hanya menanggapi dengan senyuman. Sedangkan Ratya, di bawah teriknya matahari lagi-lagi ia harus memaksakan tawa...