Dua

4K 392 2
                                    

Senin sore.

Seperti kata Luhan kemarin, dia mau ngajak gue jalan jalan ke taman bermain. Sekarang baru jam setengah lima tapi gue udah rapih. Efek terlalu semangat mungkin.

Baju gue simpel aja, ga perlu menor. Cuma pake kaos putih polos sama celana pendek. Gue juga pake kemeja kotak kotak item yang kancingnya dibuka semua. Ga lupa topi putih yang selalu gua pake entah ke sekolah maupun ke mall.

 Ga lupa topi putih yang selalu gua pake entah ke sekolah maupun ke mall

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue turun ke bawah dan ngeliat Sehun lagi main PS bareng om Lay. Mereka tuh ya, ada ada aja. Gue juga ngeliat puntung rokok di asbak yang terletak di meja sebelah tempat mereka duduk.

"Hun, sejak kapan lo mulai nyebat lagi?" tanya gue.

"Apa sih urusan lo?" jawab Sehun dingin.

"Nyet, sampe ketauan mama awas aja lo, ya! Gue yang dimarahin!"

"Santuy mba. Ga bisa liat orang seneng lu ya," balas dia.

"Lo ya! Minta digaplok emang!" kata gue sambil mendekatkan diri ke Sehun, bermaksud ngejambak dia.

"Elah! Ganggu aja sih! Tuh kan gue kalah!! Ah lu mah! Udah ah, males main gue." kata dia sambil keluar rumah.

"Hun, mau kemana?" tanya om Lay.

"Supermarket." jawab dia. Lalu dia beneran pergi ke luar ninggalin gue sama om Lay berdua disini.

"Ekhm.. Aku beres beres dulu ya om," kata gue sambil mungutin kaleng cola kosong bekas minum Sehun tadi.

Sialnya, gue ga sengaja kepeleset bungkusan chiki. Gue otomatis kehilangan keseimbangan.

"Kyra hati hati!" kata om Lay.

Tubuh gue terhuyung dan akhirnya jatuh menimpa sesuatu yang keras. Bukan, bukan lantai.

Gue membuka mata. Betapa terkedjoetnya gue, ternyata gue nabrak om Lay sampe jatoh! Nimpa dia lagi! Gila ga?!

Gue otomatis numpu in badan gue di siku gue supaya ga ngeberatin om Lay. Jarak wajah gue dan wajah om lay kurang dari 10 cm. Mata gue dan mata dia bertemu cukup lama. Sumpah malu bangeeett!

Gue pengen bangun, tapi susah. Kayak gue ga punya tenaga samsek. Cukup lama kita saling tukar pandang, sampe sampe gue tersadar dari lamunan gue saat om Lay manggil nama gue.

Secepat kilat gue bangun dan mendudukan diri di sebelah om Lay yang masih berusaha bangun.

"Om.. Anu.. Itu.. Maaf ya.."

"Hahaha. Ga apa apa kali. Santai aja," kata dia.

"Eng-enggak sakit, kan?"

"Enggak, kok.

"Om.. Sumpah tadi ak-" kata gue yang terpotong oleh bunyi telepon.

"Ha-halo Luhan?"

"Keluar sekarang, Kyra. Aku depan rumah."

"I-iya Lu." kata gue sambil membuat isyarat bahwa gue akan pergi ke om Lay. Om Lay terus ngomong hati hati pake bahasa bibir sambil senyum.

Gue jalan ke depan rumah dengan pipi yang masih panas. Luhan lagi ngebelakangin gue saat itu, jadi gue berhenti sejenak buat menetralisir suasana hati gue.

"Luhan," panggil gue. Dia tampak cuek dan langsung naik ke mobilnya. Disusul gue.

"Lu," panggil gue. Dia diam.

"Luhan," panggil gue lagi. Dia masih ga bergeming.

"Xi Luhan!" panggil gue setengah berteriak.

"Kenapa, sih?!" respon dia setengah membentak.

"Kamu yang kenapa! Daritadi cuekin aku mulu. Kenapa, sih?!"

Luhan kemudian menepikan mobilnya. Cukup lama kita diem dieman di mobil itu, sampai akhirnya Luhan buka suara.

"Tadi kamu kenapa? Jawab." tanya dia to the point.

"Tadi kapan?" tanya gue.

"Ga usah pura pura, Kyra. Gue ngeliat semuanya." kata dia.

Mampus.

"Ta-tadi gue ga sengaja doang, Lu.. Serius deh."

"Aish.. Tapi kamu bisa kan langsung bangun?! Ga perlu diem dieman sambil tatap tatapan kan?!"

"Utututu~ Luhan gue cemburu yaaaa~ Uuu lucunyaaa~" kata gue sambil nyubit nyubit pipi dia.

"Ky apaan sih," kata dia sambil menepis halus tangan gue.

"Lu, gimanapun tadi itu aku beneran ga sengaja. Beneran, deh. Kalau aku sengaja, aku udah ngelakuin yang lebih daripada itu."

"Jadi kamu mau ngelakuin yang lebih daripada itu? Ke om kamu sendiri?"

"Ya enggak lah. Kamu aneh, deh.."

"Aneh kenapa?"

"Ya aneh lah, masa cemburu cuma karna kecelakaan kecil gitu.. Hahaha.."

"Eum... Yaudah, yuk, kita lanjut jalan aja. Sorry ya, ra.." kata dia sambil mengecup dahi gue singkat.

[COMPLETED] Forbidden Love 🔹 Zhang Yixing (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang