Sepuluh

3K 285 15
                                    

Kamis sore.

Sekarang gue udah agak baikan. Gue baru aja bangun tidur dan gue merasa gue baik baik aja sekarang. Gue pun keluar untuk mencari udara segar.

Gue ke halaman belakang villa, yang persis berpapasan sama danau. Disana ada bangku bangku taman gitu.

Gue pun duduk di salah satu bangku panjang disitu. Pemandangan disini masih segar banget, sih. Lahan luas dimana mana. Udaranya juga segar. Maklum, pedesaan.

"Kyra? Udah baikan?" tanya seorang laki laki yang langsung mendudukan dirinya di sebelah gue.

"Chanyeol? Eh iya, udah baikan." kata gue.

"Pemandangannya bagus ya, ra. Disana ada gunung. Puncaknya keliatan. Eh iya, kamu tau persamaan puncak gunung sama kamu?" tanya dia.

"Emang gue sama kayak gunung ya?" tanya gue.

"Ya sama lah. Sama sama bikin gue mengigil. Hehehe,"

"Apa sih lo, ga jelas sumpah. Hahaha," kata gue sambil mukul lengan dia.

"Ra, kalo gue bilang gue suka lo, gimana?" tanya dia.

"Gue suka lo juga." jawab gue.

"Hah? Beneran?"

"Iya. Gue suka lo, gue suka baekhyun, gue suka lola, semuanya. Emang kenapa?"

"Bukan suka yang itu," kata dia. "Gue suka sama lo, sebagai cowok ke cewek. Atau, bisa dibilang, gue naksir lo." kata Chanyeol.

Chanyeol?

Naksir gue?

Udah gue duga sih.

"Hehehe, thanks ya.." jawab gue.

"Kok thanks?"

"Ya... Abis.. Gue ga tau harus jawab apa," kata gue.

"Ekhem. Ra, gue mau jujur sama lo." kata Chanyeol.

"Jujur tentang apa?" tanya gue.

"Gue udah lama suka-i mean, naksir sama lo. Dari sejak pertama kita kerja kelompok bareng. Tapi lo sama Luhan." kata dia.
"Gue mau lo jadi pacar gue. Gimana?"

Hening

"Kyra?"

"Sorry.. Chan.."

"Why?"

"Gue.. Gue ga yakin hati gue buat siapa sebenernya. Gue harap, kita masih tetap bisa temenan ya.."

"Hahaha, udah gue duga sih. Gak kok, gapapa. Lupain aja kalo gue pernah ada rasa sama lo."

"Sorry ya, Chan.. Gue ga maksud.."

"Gak apa apa elah, sans sama gue mah. Eh, masuk yuk? Udah mulai dingin, nih." ajak Chanyeol.

"Lo duluan lah, gue mau disini dulu." kata gue.

"Oke, oke." kata Chanyeol sambil jalan masuk kedalem.

Bener juga ya, kalau di desa begini, udaranya lebih dingin dibanding di kota. Rasanya betah disini lama lama.

Rasanya ditembak cowok itu.... Aneh sih.. Ketika lo enggak suka sama seseorang, tapi lo enggak mau menyakiti orang itu, dilema mulai menyerang.

Jujur aja, sekarang gue belum bisa paham arah perasaan gue ini memihak ke siapa.

Om Lay? Gue enggak yakin.

Luhan? Gue rasa enggak.

Chanyeol? Enggak.

Baekhyun? Apalagi.

Gue mulai merasakan hawa dingin menyelimuti tubuh gue. Gue memeluk diri gue sendiri guna menghangatkan diri sendiri.

Tiba tiba, ada seseorang yang gue kenal banget memakaikan gue jaket tebal dari belakang.

Baru juga diomongin ya. Udah muncul aja.

"Om Lay?"

"Anak gadis ga boleh malem malem keluyuran." kata dia.

"Ini baru jam enam, om."

"Iya, terserah kamu." kata dia. "By the way, gimana rasanya ditembak cowok?"

"Om nguping, ya?"

"Jawab aja dulu,"

"Biasa aja, sih.." jawab gue.

"Kok biasa aja?" tanya dia.

"Ya gitu. Kan saya ga ada rasa sama sekali sama dia. Om daritadi nguping ya? Ketauan deh om." kata gue sambil nepuk lengan dia.

"Kamu masih berharap sama Luhan? Atau, ada yang lagi kamu taksir, mungkin?" tanya om Lay.

"Ada, sih." jawab gue.

"Siapa?"

"Orang yang mustahil saya dapetin." jawab gue.

"Mustahil?" tanya dia sambil mengerutkan alisnya. "Omong omong, kenapa kamu ngomongnya formal banget?"

"Ya mustahil. Enggak tau kenapa." jawab gue. "Lagi kepingin aja."

"Saya juga naksir seseorang.. Dan mustahil juga untuk saya dapetin." kata dia.

"Saya tau siapa." jawab gue.

"Siapa?"

"Kepo~ hahaha,"

"Siapa, gak? Jawab hei," kata dia sambil berusaha nyubitin pipi gue.

"Wleeee, ga kena, ga kenaaa!" kata gue sambil berlari menjauh dari dia.

"Tangkap kalo bisa! Hahaha," kata gue sambil meledek om Lay.

Om Lay pun ngejar gue. Enggak jauh jauh sih, cuma muterin vila aja.

Ga lama kemudian, kita berdua capek sendiri. Gue memutuskan untuk nyerah dan mendudukan diri gue di sofa. Om Lay mendudukan dirinya juga di sebelah gue.

"Gimana? Capek?" tanya dia.

"Iyalah. Udah ah ga usah kejar kejaran lagi," kata gue sambil ngos-ngosan.

"Lah kamu yang mulai, lari larian duluan." kata om Lay.

"Iya iya, maaf hahaha." kata gue sambil ketawa karena pipi gue dicubit sama om Lay.

Tuhan, semoga momen seperti ini tidak cepat berlalu..

Di lain ruangan...

"La, lo ngerasa Kyra sama omnya punya hubungan spesial ga?" tanya seseorang bertelinga yoda ke salah seorang perempuan berambut panjang.

"Gak lah, gila. Ga mungkin Kyra sama omnya sendiri."

"Lo mana tau? Dia pernah cerita?"

"Eng-enggak sih."

"Yaudah, gausah ngomong."

- To Be Continued -

Yak guys, yang tadi bilangnya double up sore, jadinya malem :')
Mian, tadi sore ga ada mood :')

[COMPLETED] Forbidden Love 🔹 Zhang Yixing (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang