Tujuh

2.9K 313 8
                                    

Line
[Zhang Yixing]
Jangan pulang naik busway. Tunggu saya.

Seketika itu, gue merasa om Lay seperti sesosok malaikat yang datang di saat yang tepat. Gue jadi memikirkan ulang perkataan Luhan tadi.

Gue pun memilih untuk mengikuti perkataan om gue dengan tidak naik bus dan menunggu om gue.

Gak lama kemudian, ada mobil sport hitam yang gue yakini itu milik om Lay. Gue buru buru aja naik ke mobil itu, dengan mata yang masih sembab.

"Kamu kenapa?" tanya om Lay.

"Enggak." jawab gue singkat.

"Bohong. Mata kamu sembab gitu."

"Enggak om, serius."

"Cerita sama om, Kyra." kata om Lay sambil ngusap pelan rambut gue. Seketika gue nangis lagi kan.

"Ih kok malah nangis? Cerita sama om, please. Kamu kenapa?"

"Aku...putus sama Luhan om... hiks.." kata gue sambil menangkupkan tangan gue ke muka.

"Kok bisa?"

Gue pun menceritakan tentang kesalahpahaman Luhan, tentang perkataan Luhan, semuanya. Om gue terdiam selama gue bercerita.

"Aku bahkan enggak pernah mikir Luhan bakal ngomong begitu, om. Baru kemarin rasanya aku hangout bareng dia, enggak kerasa sekarang malah....."

"Sssstt Kyra, udah, jangan nangis lagi. Memang belum jodoh mungkin. Yaudah yuk, kita pulang?"

"Eum... Om.." cicit gue.

"Hm?"

"Yang dibilang Luhan tadi.. Beneran?"

"Tentang apa?"

"Tentang om naksir aku.." kata gue yang membuat om Lay terdiam.

"Om berharap kamu enggak terlalu memikirkan perkataan Luhan." kata om Lay.

.

Perjalanan kami ditutupi oleh keheningan. Tidak ada yang berbicara, sampai tiba tiba perut gue berbunyi, seakan akan para cacing cacing penghuninya merengek untuk diberi makan.

"Makan dulu gimana?" kata om Lay.

"Enggak lapar," jawab gue. Tapi sialnya, perut gue berbunyi lagi.

"Kamu bisa berbohong, tapi perut kamu enggak. Makan dulu ayo." kata om Lay. Gue cuma mengiyakan aja.

"Drive thru aja om, makan dimobil.." kata gue. Gue memang lagi males untuk dilihat orang orang. Mata gue masih sembab dan wajah gue masih basah.

.

"Mba, lunch box nya dua ya, sama es krim aja deh satu. Mau rasa apa, Ra?"

"Terserah om." kata gue.

.

"Udah nih, makan. Kamu laper kan, pasti?" kata om Lay sambil ngebukain gue lunch box nya. "Om sengaja beli lunch box ya, biar praktis aja. Gapapa kan?"

"Iya gapapa om, makasih ya.." kata gue.

"Hahaha, kamu kalau makan kayak anak kecil juga ya ternyata," ledek om gue.

"Hah? Apa-" perkataan gue terpotong oleh om gue yang mendadak memajukan badannya kearah gue.

"Om mau nga-"

"Tuh, ada nasi. Yang bener ah makannya, jorok amat." kata om Lay sambil mengambil nasi itu dari ujung bibir gue.

MUKANYA DEKET BANGET FAK

Gue akui om gue ini bak bidadara dari surga yang gantengnya melebihi artis koriyah. Enggak gue pungkiri kalau gue bisa aja naksir om gue.
Aneh enggak, sih? Awal awal dia ke Indonesia, gue ga berpikir sedikitpun untuk naksir dia.

Tapi sekarang... Kenapa rasanya beda..

"Kenapa bengong?" kata om Lay membuyarkan lamunan gue.

"Eng-enggak kok." kata gue sambil mencoba menyingkirkan pikiran buruk dari otak gue.

"Jangan mikir aneh aneh." kata om Lay sambil nyentil dahi gue.

"Ih apaan sih om! Sakit tau!" kata gue.

"Lebay, orang kena aja enggak." kata om gue sambil ketawa.

Akhirnya kita pulang ke rumah setelah selesai makan.

Mood gue rasanya meningkat kembali.
Gue baru aja putus dari pacar gue, tapi sesosok malaikat ini dengan mudahnya mengangkat sakit hati yang gue rasakan. You're the real angel, Mr. Zhang.

-TBC-

Author's note :
Okay, sebenernya gue ga tau juga kalian bakal baca ini atau enggak. Karena ini enggak penting juga sih author notenya😂. Wkwkwk

Cuma mau bilang, sebulan atau dua bulan ini mungkin gue bakal jarang upload. Enggak lama lagi gue udah UNBK gais. :')

Sebelum UNBK ini banyak kegiatan kayak Try Out, simulasi, dan teman temannya.

Bahkan sekarang gue lagi UTS/PTS wkwk, tapi untungnya sempet upload.

Okelah, thx u gais 😘

[COMPLETED] Forbidden Love 🔹 Zhang Yixing (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang