"Kak Jae, dipanggil sama kepala sekolah. Katanya kakak disuruh kesana, ditunggu," ujar salah satu adik kelas perempuan, yang mendatangi Jaehyung, yang saat itu tengah bermain gitarnya dikelas musik sendirian.
Jaehyung tersenyum manis pada adik kelasnya itu, kemudian mengangguk. "Oke, makasih" ucap Jaehyung dengan lirih. Ia segera bangkit dari tempat duduknya, seraya menyenderkan gitar berwarna coklatnya tersebut di dinding.
"Mari kak, mau aku anterin ke ruang kepala sekolah?" Tawar adik kelas itu.
"Ah, gak usah. Ngerepotin jadinya. Kamu langsung kekelas aja, oke?" Jaehyung menolak tawaran adik kelasnya, sambil terus tersenyum ramah.
Mina, adik kelas yang dimaksud, pipinya memerah. Betapa ramahnya Jaehyung, ketika meresponnya. Dan, siapa yang tak kenal dengan Park Jaehyung? Pria tampan berdarah korea, yang pindah dan menetap di indonesia saat masih TK. Umurnya tujuh belas tahun, dari SMA Garuda. Jaehyung memiliki segala bakat (multitalent), dan pastinya banyak dikenal seluruh orang? Tidak hanya wajah tampan dan bakatnya saja yang dikenal, namun juga karna keramahan, kesopanan, dan sikap baik hatinya. Bahkan, Jaehyung sendiri sampai mempunyai julukan the Angel, oleh semua orang.
Jaehyung ini juga berhasil menjadi idaman seorang wanita.Sampai pada akhirnya Jaehyung sampai diruang kepala sekolah, dilihatnya seorang pria paruh baya berumur sekitar empat puluh lima tahun, sedang duduk dibangkunya, sambil memainkan jari jemarinya diatas meja kerjanya.
Tok! Tok! Tok! Jaehyung mengetuk pintu, membuat si kepala sekolah yang sudah menunggunya selama lima menit itu, mendongak dan menatap kedepan.
"Jaehyung, masuklah" suruh kepala sekolah.
"Permisi pak," gumam Jaehyung sambil melangkah mendekati kepala sekolah.
"Duduk dulu" yang kedua kalinya kepala sekolah itu menyuruh Jaehyung. Sesuai dengan perintah, Jaehyung duduk dibangku depan kepala sekolah, dengan tubuh dan pandangan yang saling berhadapan. "Ah, saya memanggil kamu kesini, untuk memberikan sebuah penawaran" tanpa basa basi sekalipun, kepala sekolah langsung memberitahu apa maksud tujuannya memanggil Jaehyung kesini.
Jaehyung menatap wajah kepala sekolah itu dengan tatapan heran. Apa yang dimaksud kepala sekolah tentang penawaran?
"Kamu ditawarin masuk dalam acara festival musik antar kota, staff acara itu terus memohon sama saya, untuk membujuk kamu agar hadir sebagai salah satu pengisi acara disana. Menyanyikan lagu-lagu kamu, sambil di iringi oleh gitar. Gimana, kamu mau?" Kepala sekolah ikut menatap Jaehyung.
Namun, Jaehyung masih terdiam. Ia tidak berkedip sama sekali, maksudnya, dia di undang dalam acara festival musik antar kota? Untuk menyanyikan lagu, sambil di iringi alunan indah petikan gitarnya? Sebenarnya, hal seperti ini bukan hal yang jarang terjadi pada Jaehyung. Ia memang sering mendapat tawaran untuk bernyanyi, dan yang lainnya. Bahkan, Jaehyung sempat ditawari selama lima kali untuk debut disebuah agensi besar dari negara asalnya, dan juga agensi yang tak kalah besar se- indonesia, tapi ia menolak itu semua karna suatu alasan.
Jujur saja, cita-cita Jaehyung itu ingin menjadi seorang dokter, bukan penyanyi ataupun komposer lagu.
"Jaehyung?" Kepala sekolah membantu menyadarkan Jaehyung dari lamunannya.
Jaehyung mengerjapkan matanya, ia menghembuskan nafasnya seraya mengeluarkan senyumannya yang manis itu. "Gimana? Aduh, saya berharap banget kamu mau hadir. Kalo kamu nolak, kan gak enak sama staff-nya," lanjut kepala sekolah.
"Ng, pak. Nanti saya pikirin lagi deh, untuk sekarang otak saya lagi susah buat jalan, hehe. Kalo saya udah ambil keputusan, saya janji buat ngabarin bapak secepatnya," ketus Jaehyung.
"Hm, oke deh kalo gitu. Saya tunggu kabar dari kamu, ya?" Kepala sekolah meyakinkan. Jaehyung mengangguk untuk mengiyakan. "Oke, terima kasih atas waktunya."
Jaehyung segera bangkit dari tempat duduknya, "Permisi, pak."
***
Jaehyung melengos, ia mendongak keatas untuk melihat langit biru yang cerah itu.
"Kalo aku kasih tau kamu soal ini, pasti kamu bakal nyuruh aku buat nggak ikut. Iya 'kan? Haha. Iyalah, kamu 'kan takut kalo aku jadi terkenal, terus aku bakal kenal dan ketemu sama cewek-cewek cantik nan sexy diluar sana, abis itu aku bakal berpaling dari kamu. Dan pastinya kamu takut, kalo aku bakalan jarang ada waktu buat kamu. Alesannya aneh, lucu, bikin ngakak, tapi masuk akal. Bener deh, dulu kamu itu gak mau banget kehilangan aku... tapi sekarang..." Jaehyung memotong kalimat monolognya itu.
Ia menyampirkan poninya kebelakang yang hampir menutupi matanya tersebut, sambil menunduk kebawah. Sering sekali Jaehyung mengingat sesosok gadis pujaan hatinya itu, sehingga menimbulkan rasa sesak di dada. Dulu, Jaehyung mempunyai seseorang yang bisa membuatnya tertawa dan tersenyum setiap hari. Seorang gadis, yang menurut Jaehyung cukup sederhana. Memiliki sifat kekanak-kanakan, cemburuan, namun dapat membuat Jaehyung luluh.
Gadis itu adalah mantan kekasihnya. Ya, hanya mantan. Entah sebab apa yang membuat mereka putus beberapa bulan lalu, tapi bagi Jaehyung rasanya sangat sakit bila harus mengingat kejadian dimana ia dan mantan kekasihnya itu harus putus. Padahal, mereka sudah menjalin hubungan dan berbagi kisah selama mereka masih duduk dibangku SMP kelas dua.
Memang, dimasa seperti itu masih dibilang terlalu muda untuk pacaran, tapi dimasa itulah yang selalu banyak kenangan bagi Jaehyung dan mantan kekasihnya.
Alasan mengapa Jaehyung selalu menolak berbagai tawaran, untuk menjadikannya seorang bintang yang dikenal banyak orang, adalah gadis pujaan hatinya itu, yang sekarang menjadi mantannya. Gadis itu hanya takut beberapa hal yang akan terjadi, bila Jaehyung sudah debut dan terkenal. Seperti yang Jaehyung katakan dipercakapannya sendiri. Gadis itu takut bila Jaehyung tidak akan punya waktu untuknya, dan yang lebih parahnya lagi, gadis itu takut jika Jaehyung mengenal banyak wanita yang lebih cantik darinya, sehingga membuat Jaehyung berpaling darinya.
Tidak, ia bukan memiliki sikap overprotektif maupun posesif. Jaehyung sangat mencintainya, begitupun sebaliknya, itulah alasan mengapa gadis itu melarang Jaehyung untuk menerima tawaran debut. Jaehyung mengerti, sangat mengerti. Lagipun, orangtua Jaehyung juga tidak setuju agar putra tunggalnya itu debut. Jadi, Jaehyung dengan senang hati menerima semua hal yang tidak diinginkan gadis itu, maupun orangtuanya sendiri.
Sayangnya, semua itu lenyap dalam sekejap. Ketika gadis itu bilang untuk mengakhiri hubungan mereka yang terbilang cukup lama, beberapa lalu. Dimana setelah kejadian tersebut, Jaehyung merasa depresi selama dua minggu. Terdengar kekanak-kanakan, dan lebay, tapi bayangkan saja jika berada diposisi Jaehyung. Tidak ada angin, maupun hujan, gadis itu meminta untuk mengakhiri hubungan mereka.
"Alah, kenapa gue jadi mikirin ginian," Jaehyung mengacak-acak rambutnya, kemudian ia menghusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Jaehyung merogoh saku celananya, untuk mengeluarkan handphone-nya itu. Dilihatnya foto sang mantan, yang masih terpasang dilayar handphone-nya. Oke, bagaimana Jaehyung bisa move on jika wallpaper handphone-nya saja, masih foto mantan?
"Mau diganti tapi sayang. Rin, kamu terlalu indah buat aku" gumam Jaehyung. Kedua bola matanya terus tersorot pada layar handphone.
Oke, selain bikin FF tentang Taeyong NCT. aku buat imagine FF tentang Jaehyung DAY6, disini ada yang suka sama DAY6? Jae Park biased? Kita sama guys😂
Dan untuk FF kali ini, semoga kalian suka ya. Maaf kalo bahasanya masih acak-acakan🙏
Hope you like it guys! Jangan lupa kasih vomment yaa😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
Fanfiction[1] The hardest thing in life is to let go of the person I love, to someone else who makes her happy. Karna gak selamanya yang jadi mantan bisa balikan. Copyright © 2017, mjoaxxi.