18. Frustasi

1.5K 121 16
                                    

"Alikha!!! Please bantu gue caranya biar jadi suci lagi!!" ujar Arin sambil menangis, pada Alikha yang kini ada dihadapannya dengan kebingungan.

"Ya, gimana, wong udah terjadi gak bisa dibalikin lagi dong" timpal Alikha.

Arin sudah menangis tiga hari dua malam hanya karna kejadian dimana dirinya berciuman tidak sengaja dengan Brian, pada malam hari itu di taman komplek. Untung saja saat itu keadaan sekitar sepi, jadi tidak ada yang melihat kejadian itu. Duh, Arin gak habis pikir apa yang akan terjadi jika ada seseorang yang mengenalnya tiba-tiba melihatnya sedang berciuman di taman komplek bersama dengan Brian.

Akan tamat riwayat Arin jika ada seseorang yang mengadu soal ini kepada mama ataupun papanya. Tapi untungnya, hal itu tidak akan terjadi. Kembali ketopik masalah, saat ini Arin benar-benar frustasi dengan dirinya sendiri. Bahkan hanya karna masalah ini saja, Arin sampai tidak sekolah. Arin tidak ingin berkomunikasi ataupun bertemu dengan Brian, padahal di handphone-nya sudah ada seratus lima puluh notifikasi pesan masuk dari, dan juga dua puluh panggilan keluar dari Brian.

Tapi sungguh, Arin benar-benar tidak ingin membuka handphone-nya. Gadis itu berulang kali menghusap bibirnya brutal, berharap rasa ciuman itu akan hilang, tapi hasilnya nihil. Kenapa rasa ciuman itu masih terus menempel dibibirnya? Padahal, Arin sudah berjanji pada dirinya sendiri jika bibirnya ini hanya boleh dicium oleh Jaehyung, saat mereka sudah menikah kelak. Tapi yang ada malah, Brian sahabatnya sendiri yang sudah mengambil first kiss-nya duluan. Bagaimana nanti dengan Jaehyung jika mengetahui hal ini?

Arin masih menangis tersedu-sedu, sedangkan Alikha terus menghelus tengkuk lehernya sambil menatap Arin. Alikha sendiri bingung harus melakukan apa, selain mendengar semua keluhan yang Arin telontarkan sejak dua jam lalu.

"Nanti kalo gue hamil gimana?!" ujar Arin tiba-tiba, yang langsung membuat Alikha melotot kearahnya.

"Gila lo ya?!" cetus Alikha. Arin menundukkan kepala seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Serius, lo gila kalo sampe mikir kesana-sana. Please, Rin. Tenang aja, ini cuma ciuman biasa yang gak bakal berpengaruh apa-apa ke lo. Hamil? Gak mungkin lah! Emangnya Brian grepe-grepe lo apa, terus kalian enaena? Kan engga. Ini cuma ciuman biasa, dan gak disengaja." Alikha menegaskan.

"Argh! Stop it!!! Lo gak perlu bawa-bawa bahasa grepe-grepe sama enaena! Lo yang mikirnya kejauhan!" Arin kesal.

"Gue cuma menjelaskan aja, kok. Lagian lo nya aja yang lebay, mana ada ciuman gak disengaja kayak gini bisa buat lo hamil? Lo yang mikirnya kejauhan!" balas Alikha.

"Stop!!! Huuee mamaaa!!" Arin mengencangkan suara tangisannya.

Alikha segera menutup kedua telinganya. Untung saja keadaan rumah Arin sepi karna mama dan papanya tengah pergi keluar kota, jadi gadis itu bebas untuk berteriak. Tidak peduli tetangga sebelah akan terganggu oleh suara teriakkan-nya yang terdengar nyaring itu.

Dengan cepat, Alikha segera melemparkan sebuah bantal kearah wajah Arin dan berhasil membuat gadis itu akhirnya bungkam.

"Berisik ih! Malu sama tetangga," timpal Alikha. Arin menghusap air matanya, sambil terus mencebikkan bibirnya. "Rin, please lo gak usah lebay kayak gini karna first kiss lo udah kecolongan. Kejadian ini tuh juga gak disengaja, jadi lo gak usah mikir yang aneh-aneh. Oke?" Alikha meyakinkan.

"Tap---"

"Gue gak mau denger 'tapi tapi' lagi dari lo. Sadar dong lo, lo udah dewasa. Bukan hal yang gak wajar kalo lo harus ngerasain ini. Jadi gue mohon, berhenti nangis dan dibawa tenang. Lo harus berpikir positif buat kedepannya" jelas Alikha lagi.

Arin menghela nafas perlahan, sebelum akhirnya mengangguk. Alikha juga ikut menghela nafas lega, dan tersenyum tipis.

"Tapi bener 'kan gue gak bakal kenapa-napa, gara-gara ciuman gak disengaja ini?" tanya Arin.

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang