Extra Chapter: Berakhir [2]

1.4K 117 17
                                    



"Ngeliat dua manusia brengsek ini mati bersamaan, mungkin..." ucap Mina enteng. Gadis itu kembali menyeringai. Ia menghentikan langkahnya ditengah-tengah, masih dengan posisi tangan kanan yang mengarahkan sebuah pistol kearah Arin dan Jaehyung.

"Gue gak bakal ngampunin lo, kalo lo berani-beraninya nyakitin Arin sekalipun!!!" Brian bersuara. Tawaan Mina pecah saat mendengar Brian bicara seperti itu. Memang gadis itu sungguh gila. Setelah itu, Mina berdecak sambil memutar bola matanya.

"Halah, basi! Lo mau terlihat keren didepan Arin 'kan!?" Ketus Mina.

"JALANG! KENAPA LO TEGA NGELAKUIN SEMUA INI KE TEMEN-TEMEN GUE!?" timpal Alikha.

"MEREKA BERDUA YANG TEGA NGELAKUIN HAL INI KE GUE, ASAL LO TAU YA!!!" Mina menunjuk-nunjuk Arin dan Jaehyung, kemudian menangis.

Kemarin
Jaehyung keluar dari rumahnya, kemudian menemui Mina yang sudah menunggunya diluar selama beberapa menit. Cowok itu ikut tersenyum manis ketika mendapati Mina yang sudah tersenyum padanya.

"Maaf udah nunggu lama, ayo kita berangkat" kata Jaehyung. Mina mengangguk pelan.

Hari ini mereka akan jalan-jalan. Semua ini karna Mina yang minta, sekalian, gadis itu ingin mengajak Jaehyung pergi ke tempat yang bagus, untuk menyatakan sebuah cintanya pada Jaehyung. Mina memberikan kunci mobilnya pada Jaehyung, agar cowok itu yang membawa mobilnya.

Tadinya Jaehyung sempat menawarkan apakah Mina ingin jalan-jalan menaikki mobilnya? Tapi justru gadis itu menolak dan berkata bahwa lebih enak bawa mobilnya sendiri, sekalian sedikit pamer pada Jaehyung karna mobil ber-merk Honda Civic berwarna putih ini, adalah hadiah dari ayahnya seminggu yang lalu.

Tapi justru Jaehyung tidak berkomentar apa-apa terhadap mobil baru Mina ini. Mina sedikit kecewa, tapi tidak apalah, itu juga bukan hal yang penting.

Singkat ceritanya Mina dan Jaehyung akhirnya sampai disebuah taman yang sepi karna disewa oleh Mina. Ditaman itu ada beberapa lampu warna-warni yang menyala, hiasan bunga, juga lilin aromaterapi, menjadi pelengkap. Jaehyung menaikkan sebelah alisnya, dan mengedarkan pandangannya keseluruh taman, bernuansa romantis ini.

Mina membawa Jaehyung duduk disebuah bangku kosong yang terdapat ditengah-tengah depan, dekat air mancur.

"Ah Mina, kita kenapa kesini?" Tanya Jaehyung sambil menghelus tengkuk lehernya sendiri. Mina meraih kedua tangan Jaehyung, kemudian menatap cowok itu dengan serius. Membuat Jaehyung gugup.

"Kak Jae, aku sayang banget sama kakak dari pertama kali aku ngeliat kakak di acara tahunan sekolah. So, kakak mau 'kan jadi pacar aku?" Tanya gadis itu tiba-tiba membuat mata Jaehyung terbelalak.

Jaehyung menelan ludahnya, dan masih menatap Mina yang berada di hadapannya saat ini. Baru saja Mina menembaknya? Lucu sekali! Mana ada sejarahnya seorang cewek yang menembak cowok? Jaehyung tertawa canggung kemudian menoleh kesana kemari dengan perasaan tidak percaya. Mina menautkan kedua alisnya karna kebingungan menatap Jaehyung.

"Kamu bercanda ya, dek? Nggak ada sejarahnya cewek nembak cowok duluan. Kamu keliatan nggak punya harga diri kalo kayak gini," ujar Jaehyung.

"Aku cuma mau minta jawaban kakak! Aku nggak peduli sama harga diri aku. Kak Jae mau nerima aku 'kan? Kakak cinta 'kan sama aku?" Ucap Mina, sambil mengayun-ayunkan tangan Jaehyung. Cowok itu segera melepaskan genggaman tangan Mina.

"Maaf, Min. Aku gak bisa. Kita gak bisa pacaran, karna aku anggep kamu itu adek aku, gak lebih. Dan perlu kamu ketahui, kalo aku belum bisa ngebuka hati semenjak putus dari Arin" ujar Jaehyung. Mina menggeram, kemudian mengepalkan kedua tangannya.

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang