11. Sepupu Jaehyung

2.1K 170 26
                                    

Alikha menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil berdecak berkali-kali saat melihat Arin yang kini tengah sibuk dengan beberapa buku diatas mejanya. Tangan Arin terus berganti-gantian menulis dari buku satu, dan buku yang lain. Gadis itu bahkan terlihat panik, ketika melihat sebuah jam dihandphonenya, yang sekarang menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

"Mampus gue," umpat Arin.

"Lagian siapa suruh lo bukan kerjain tugas ini dari semalem atau beberapa hari yang lalu? Baru sekarang 'kan, buru-burunya" ujar Alikha.

"Gue ketiduran" Arin mencebikkan bibirnya, seraya menatap Alikha.

"Yaa, resiko lo deh itu mah" gumam Alikha tak acuh. Ia segera kembali duduk dibangkunya.

"Yah, Likha. Lo gak mau bantuin gue nulis?" Tanya Arin.

"Usaha sendiri sana" jawab Alikha.

"Jahat." Alikha segera terkekeh pelan, kemudian mengambil sebuah buku novel ditasnya untuk dibaca.

Sedangkan Arin, gadis itu melanjutkan tugasnya. Ini tugas Fisika dari bu Tiara yang harus Arin salin, dan rangkum. Cukup banyak materi yang bu Tiara berikan, hari ini tugasnya harus dikumpulkan. Sebenarnya bu Tiara sudah memberikan tugas ini dari seminggu yang lalu, tapi baru sekarang deh Arin megang tugasnya. Dari kemarin kemana aja? Tolong salahkan tuan Brian, yang selalu mengajaknya membuang-buang waktu dengan jalan-jalan, dan yang lainnya.

Kalau saja bu Tiara lihat, Arin yang menjadi murid kesayangannya ini baru mengerjakan tugas darinya sekarang, pasti wanita berumur dua puluh delapan tahun itu akan marah besar. Bukan pada Arin saja, tapi pada Brian juga. Kok bisa? Karna Arin akan membawa-bawa nama Brian, jika dirinya diomeli oleh bu Tiara. Tapi 'kan emang dasarnya Brian yang salah. Dan begonya, kenapa Arin mau aja kalo Brian ngajak jalan-jalan. Oke, dua-duanya salah.

Waktu berjalan, sekarang waktu menunjukkan pukul delapan. Arin menghela nafas lega, ketika ia baru saja menyelesaikan mencatat seluruh tugas fisikanya. Sekarang tangan Arin pegal, andai saja Brian sekelas dengannya, pasti gadis itu sudah menyuruh Brian untuk memijit tangannya. Bagi Arin, pijitan dari Brian itu eeennaaaaakkk, gak ada yang bisa ngalahin. Pernah sekali, Arin menyuruh Brian untuk menjadi tukang pijit, tapi gadis itu malah mendapat cubitan keras dipipinya dari Brian.

Ya, namanya juga Arina Christina, gadis berumur tujuh belas tahun, yang doyan makan sehingga membuat pipinya jadi chubby, memang menjadi sasaran utama orang-orang jika membuat mereka gemas, ataupun kesal pada Arin. Gak, gak ada yang berani mukul Arin, karna alasannya cuma dua, Arin lebih galak dan nyeremin dari mereka, dan terakhir, Arin terlalu imut buat dipukul. Jangan salah deh, walaupun muka Arin imut kayak boneka jepang, tapi gadis itu juga punya jiwa galak yang gak karuan.

Brian aja kadang suka mikir dua kali buat melakukan hal yang gak baik buat Arin, kayak misalnya, jambak rambut Arin, gitu. Takutnya, nanti Arin akan membalas menjambak rambut Brian, dengan tenaga lebih kuat dua kali lipat. Ah, lebih tepatnya bukan takutnya lagi, tapi memang itu bakal terjadi. Jadi, Brian suka ngurungin niat buruknya itu. Enakan nyubitin pipi Arin, deh. Tapi pelan-pelan aja, gak perlu kenceng-kenceng kalo Arin gak mau marah.

"Bu Tiara udah ada diruang guru, lo nggak mau ngumpulin tugasnya disana?" Alikha menghampiri Arin, yang kini sedang menidurkan kepalanya diatas mejanya. Arin menggelengkan kepala. "Kenapa?" Tanya Alikha.

"Gue masih capek, Likha. Nanti aja lah pas istirahat ngumpulinnya, lagian juga terakhir dikumpulin nanti pas pulang sekolah" sungut Arin.

Alikha menganggukkan kepalanya, seraya mendaratkan bokongnya dibangku kosong sebelah Arin. "Pulang sekolah kita mampir ketoko buku, yuk, Rin" ajak Alikha.

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang