"Arin, ayo makan dulu nak," mamanya Arin muncul dari balik pintu kamar Arin.
Gadis pemilik nama itu hanya menoleh sekilas, melihat mamanya yang tengah berjalan mendekatinya sambil membawa nampan berisi semangkuk bubur ayam, dan juga segelas susu putih. "Ayo makan," ujar mamanya seraya duduk dipinggir tempat tidur.Arin yang saat itu posisinya sedang tengkurap, langsung bangkit untuk duduk didekat mamanya. Wajah Arin kelihatan lesu dan pucat. Gadis itu benar-benar sakit, tapi katanya hanya masuk angin biasa. Dari tengah malam, Arin merasakan kepalanya pusing, dan perutnya terasa mual. Makanya, hari ini Arin absen dulu. Jika dipaksakan sekolah, mamanya takut jika gadis itu akan pingsan mengingat suhu tubuh Arin sedikit lebih panas dari biasanya.
"Ma, makan sedikit aja ya. Arin gak nafsu," lirih Arin sambil menatap mamanya.
"Lho, kok gitu? Gak boleh, pokoknya Arin harus abisin semuanya, biar cepet sembuh" ujar mamanya.
"Tapi nanti kalo Arin mual gimana?" kata Arin.
Mamanya menggelengkan kepala, "Gak bakal. Udah ayo, kamu harus abisin makannya," mamanya Arin mengaduk-aduk bubur itu, sebelum menyuapinya kepada Arin. "Ayo buka mulut" kata mamanya Arin, seraya menyondorkan sesendok bubur pada mulut Arin.
Arin segera membuka mulutnya, kemudian melahap bubur itu.
"Pinter" gumam mamanya.
Gadis itu melamun, dengan mulut yang masih penuh dengan bubur. Ah, pasti teringat sesuatu. Iya, tentu saja tentang Jaehyung. Dulu, biasanya saat Arin sakit, ia selalu mengadu ke Jaehyung, membuat cowok itu seketika panik dan khawatir. Setelah itu, yang terjadi adalah Jaehyung datang kerumah Arin sambil membawakan bubur jamur hangat. Awalnya Jaehyung akan mengomeli Arin sebentar, kenapa dirinya bisa sakit. Habis itu, baru Arin dimanja-manja dengan disuapi makan, dan yang lainnya.
Payah sekali, kenapa dengan mudah bagi Arin untuk mengingat cowok itu?
"Rin? Kenapa buburnya dikumpulin dimulut? Ayo dong telen," suruh mamanya. Arin mengerjapkan matanya, kemudian terkekeh pelan. Setelah itu ia menelan buburnya. "Kamu udah kasih tau Jae? Kalo kamu lagi sakit?" Tanya mamanya, sambil menyuapkan kembali buburnya pada Arin.
Arin hanya terdiam, mencerna semua pertanyaan mamanya. Oh iya, mamanya tidak tahu bahwa sekarang Arin dan Jaehyung sudah putus. Memang sengaja sih Arin menyembunyikannya, karna ia tidak ingin membuat mamanya terus bertanya-tanya dengan nada khawatir, apa sebabnya mereka putus.
"Ng, belum" kata Arin.
"Kenapa? Kamu nggak ada pulsa? Makanya gak bisa telepon? Aduh, yaudah biar mama aja yang telepon deh," kata mamanya sambil mengeluarkan handphone dari saku celananya.
Arin melebarkan matanya, kemudian langsung menggelengkan kepala. "Jangan, ma!."
"Kenapa?" tanya mamanya heran.
"Arin gak mau nanti Jae repot" jawab Arin seadanya.
"Biasanya 'kan kamu suka ngabarin dia kalo kamu lagi sakit. Lagipun, bukannya kalo Jae dateng, kamu langsung sembuh?" Mamanya menatap Arin dengan tatapan bertanya-tanya.
Pipi Arin memerah. Benar sekali, memang kedatangan Jaehyung saat ia sakit selalu membuatnya cepat sembuh. Tapi masalahnya, bagaimana bilangnya pada Jaehyung? Sedangkan sekarang mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa. Dan lagi satu, Arin akan sangat gugup bila bertemu dengan Jaehyung.
Mamanya langsung mengarahkan handphone-nya, ketelinga kanannya.
"Halo tante?" Suara Jaehyung terdengar dari telepon itu. Arin terkejut, kenapa bisa dengan cepat mamanya menelepon Jaehyung???? Dan lebih parahnya, Jaehyung juga mengangkat teleponnya sangat cepat. Astaga, harus apa dia sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
Fanfiction[1] The hardest thing in life is to let go of the person I love, to someone else who makes her happy. Karna gak selamanya yang jadi mantan bisa balikan. Copyright © 2017, mjoaxxi.