14. Sebuah Rahasia

199 33 24
                                    

Selamat membaca dan jangan lupa jejaknya

...

Myungsoo melepaskan pagutannya, kemudian menuntun Naeun untuk duduk di kursi taman rumah sakit. Gadis itu tak pernah berhenti menyunggingkan senyuman bahagianya. Jangan lupakan tatapannya terhadap Myungsoo. Meskipun tak mengingat tentang Myungsoo, tapi hatinya seakan tak ingin jauh dari pria itu. Entah mengapa, Naeun merasa sebuah kenyamanan mengalir di sekujur tubuhnya begitu melihat Myungsoo.

Naeun menyandarkan kepalanya di bahu Myungsoo sembari menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang. Pria bermarga Kim itupun membiarkan Naeun bersandar di bahunya, karena baginya itu merupakan momen langka untuk mereka berdua.

Ya, semenjak bertemu dengan gadis itu, Myungsoo mulai merasakan perbedaan dalam dirinya. Gadis itu mampu menggeser nama 'Kim Jiyeon' dari hati Myungsoo. Entah sejak kapan Naeun bernaung dalam hati pria itu, tapi yang jelas Myungsoo tak mampu untuk menampiknya lagi.

"Oppa," panggil Naeun.

"Ne?"

"Gomawo," ucap Naeun singkat.

Myungsoo mengernyit, "Untuk apa?"

"Untuk semuanya," jawab Naeun tanpa menoleh kearah Myungsoo, "Jujur, aku belum sepenuhnya mengingatmu tapi, hatiku merasa nyaman berada di dekatmu."

Myungsoo tersenyum, "Lambat laun, kau pasti akan mengingatnya kembali. Tapi, aku tidak yakin jika nanti ingatanmu kembali, kau akan tetap menaruh hati padaku."

Naeun duduk tegak -menatap Myungsoo keheranan. "Apa maksudmu oppa?" tanyanya.

Myungsoo menghela napas berat -lebih tepatnya berpura-pura memasang wajah masam. "Sebelum ingatanmu hilang, kau dan aku selalu bertengkar. Entah itu mengenai hal penting atau tidak. Tapi yang jelas, kita tidak pernah akur seperti ini sebelumnya," jawab Myungsoo.

Naeun bingung, "Jinjja? Benarkah aku segalak itu padamu oppa?"

Si mata elang itupun mengangguk pelan dengan wajah yang dibuat memelas. "Ah, mianhae. Aku benar-benar tidak bermaksud galak oppa," ucap Naeun menyesal.

Myungsoo terkekeh pelan, "Ya, begitulah sifat aslimu. Selalu marah-marah tidak jelas padaku. Dasar nenek lampir!"

"Ya! Aku kan sudah minta maaf oppa!" protes Naeun -merasa tak terima dengan sebutan Myungsoo barusan. "Tuhkan. Akhirnya keluar juga sifat aslimu, Naeun~ah," celetuk Myungsoo.

Naeun mendecak, "Itu karena... kau yang memulainya oppa!"

Gadis itupun melipat kedua tangannya di dada, kemudian memalingkan wajah dari Myungsoo dengan bibir yang mengerucut ke depan. Myungsoo pun tertawa puas karena berhasil membuat gadis yang ada di sebelahnya merasa kesal.

"Aku benci oppa!" gerutu Naeun.

Myungsoo berpura-pura terkejut, "Benarkah kau membenciku?!"

"Ne!"

"Aigo! Mianhae, Naeun~ah. Aku tidak bermaksud seperti itu," ujar Myungsoo dengan gaya sok imutnya.

Ice Cream Love (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang