Selamat membaca
Jangan lupa jejaknya 😘
...
"Oppa!"
"Hhm..."
"Aish! Ini sulit sekali, Oppa!" gerutu Naeun kesal. Sejak tadi, ia disibukkan oleh tugas kuliah yang menumpuk. Bahkan ia meminta bantuan pada kekasih tercintanya—Kim Myungsoo.
Myungsoo tersenyum sembari terus fokus pada kameranya. "Kau pasti bisa, Chagi," ujarnya.
Naeun mendecak. "Aish! Oppa!"
Pria berwajah visual itupun terpaksa meletakkan kameranya agar terhindar dari amukan Naeun. Ia pun mengacak surai Naeun dengan gemas. "Yang mana, hm?" tanyanya.
"Yang ini, Oppa," tunjuk Naeun.
Myungsoo pun mendekat, kemudian mengajarkan kekasihnya itu. Ia begitu serius bahkan sesekali menjitak kepala Naeun jika kekasihnya itu tak menangkap penjelasannya.
"Kau itu, harus banyak belajar," celetuk Myungsoo.
Naeun mencebik. "Oppa! Aku setiap hari belajar, tapi pelajarannya mem-"
Pria tampan itu mengecup pipi kanan Naeun dengan lembut. "Jangan pernah membantah ucapanku," ucapnya.
Naeun pun tersipu malu—memegang pipi yang dicium Myungsoo, kemudian mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. "Kau selalu membuatku malu, Oppa," kesalnya.
Hal itu tentu saja membuat Myungsoo tertawa lepas. Bahkan ia sampai mengacak surai Naeun karena gemas melihat kekasihnya. "Aish! Rambutku berantakan, Oppa!" teriak Naeun—tak terima.
"Biarkan,"
"Ya!" Naeun menarik rambut Myungsoo untuk membalaskan dendamnya. "Arrgghh! Sakit, Chagi~ya!" ringis Myungsoo.
Naeun menyeringai. "Kau rasakan itu!"
"Aish! Lepas, Chagi!" pinta Myungsoo dengan sangat, "Jebal!"
Dengan sekali hentakan, Naeun pun melepas cengkeramannya pada rambut Myungsoo. Gadis itu mendengus—memalingkan wajah sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Sementara Myungsoo, mengelus kepalanya yang terasa berdenyut sembari menatap kekasihnya.
"Mianhae," ucap Myungsoo.
Naeun masih diam—tak berniat memaafkan kekasihnya itu. Myungsoo menghela napas, kemudian memegang dagu Naeun—menarik wajah itu agar berhadapan dengannya. "Mianhae, Chagi~ya. Aku tidak bermaksud apapun," ujarnya menyesal.
Gadis itu tertunduk, tapi Myungsoo menangkupkan kedua tangannya di pipi chubby itu. "Tatap aku, Chagi~ya," pintanya.
Naeun menatap pria itu, kemudian memeluknya dengan sangat erat sembari berbisik pelan, "Saranghae, Oppa."
"Nado saranghae, Chagi~ya," balas Myungsoo—melepas pelukannya, kemudian mengecup kening Naeun. Setelah kening, Myungsoo beralih mengecup kedua mata dan pipi Naeun.
Gadis bermarga Son itupun tetap memejamkan matanya—merasakan perasaan tulus Myungsoo yang mengalir dari setiap ciumannya.
Sebelum Myungsoo khilaf, ia segera menghentikan aktivitasnya. Hal itu justru membuat Naeun mendengus kesal. "Kenapa berhenti, Oppa?!"
"Hey, aku tidak mau khilaf sebelum kita resmi menikah," ujar Myungsoo.
Naeun mencibir, "Kau saja belum melamarku."
Si mata elang itupun tersenyum sembari mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Ia bahkan meminta Naeun untuk menutup mata. "Tutup mata ya?"
Naeun hanya menggeleng—menolak permintaan Myungsoo. "Aish! Jebal!" pinta Myungsoo lagi.
Gadis berpipi chubby itupun pasrah sembari menutup matanya. Myungsoo pun dengan cepat membuka sebuah kotak berwarna merah berisi cincin bermata berlian. "Sekarang, buka matanya," titahnya.
Perlahan, Naeun membuka mata indahnya sembari menatap cincin berlian yang begitu menyilaukan matanya. Ia terkejut, bahkan mulutnya sampai ternganga. "Op-pa ini..."
"Will you marry me?" ucap Myungsoo.
Naeun menitikkan airmata—terkejut akan permintaan Myungsoo. Padahal, ia hanya bercanda mengatakan hal itu tadinya. "I-ini mimpi, kah?" tanyanya tak percaya.
"Ani, Chagi~ya. Ini sungguhan," ujar Myungsoo mantap. "Jadi, jawabannya gimana?"
Naeun mengangguk cepat. "I do, Oppa!" jawabnya histeris.
Pria berwajah visual itupun memasangkan cincin tersebut ke jari manis Naeun. Setelahnya, ia mengecup punggung tangan Naeun. "Gomawo."
Naeun tak mampu berkata apapun. Ia hanya bisa menangis bahagia, kemudian memeluk erat Myungsoo. "Kau bahagia, Chagi?" bisik Myungsoo.
"Aku bahagia, Oppa. Aku janji, akan menjadi istri dan calon ibu yang baik untukmu dan anak-anak kita nanti," ucap Naeun tulus.
Myungsoo tersenyum bahagia. "Gomawo, Chagi~ya."
"Ehm... boleh aku minta satu permintaan lagi, Oppa?" tanya Naeun sembari melepas pelukannya.
"Apa itu?"
Naeun tersenyum kuda. "Aku mau ice cream," jawabnya.
"Ani,"
"Aish! Jebal, Oppa!" rengek Naeun.
Myungsoo tetap menggeleng, kemudian kembali fokus pada kameranya. Sementara Naeun, terus memohon sembari menggoyangkan lengan kekar pria itu. "Oppa! Kali ini saja!" pintanya.
"Ani. Kau sudah janji untuk tidak makan ice cream, kan?" ujar Myungsoo.
Naeun mencebik kesal. "Tapi aku... benar-benar merindukan ice cream-ku, Oppa!"
"Sekali tidak, tetap tidak. Titik."
Myungsoo pun melangkahkan kakinya menuju keluar. Sementara Naeun terus merutuki sikap Myungsoo. "Ya! Dasar pria egois!" teriak Naeun sembari menghentak-hentakkan kakinya ke lantai, kemudian mengikuti langkah Myungsoo.
Begitulah tingkah kedua insan itu. Selalu bertengkar hanya karena masalah sepele. Tapi, Myungsoo selalu berhasil menormalkan keadaan dengan sikap romantisnya itu. Bagaimana menurut kalian tentang keromantisan mereka? Ada yang baper, kah?
------------------------------------------------------------------------
S E L E S A I
Gimana epilognya? Absurd, kah? Aku tunggu komentar serta vote-nya ya. Extra Part bakalan di update besok ya. See you guys 😘
W i i
24 Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Love (Complete) ✔
Fanfiction[PRIVATE STORY] Main cast : Kim Myungsoo & Son Naeun Start on : 01 Desember 2017 End on : 23 Desember 2017 --------------------------------------------------------------- 🚫Don't Copy This Story🚫 A Fanfiction Story Line © 2017, Wii