17. Tolong jauhi diriku

198 33 16
                                    

Selamat membaca

Jangan lupa jejaknya 😘

...

Seorang pria tampak terduduk lemas -tak berdaya. Tangan dan kakinya terikat serta luka memar di seluruh wajahnya. Darah segar pun terus mengalir dari pelipis, sudut bibir hingga keningnya. Kepalanya tertunduk dengan pandangan yang kabur, namun masih bisa merasakan segala pukulan yang diarahkan ke tubuhnya.

"Kau! Berani sekali kau mengatakan semuanya!"

Ya. Seorang pria bermata sipit, tega memukuli sahabatnya sendiri. Ia terus berteriak sembari memukuli tubuh Jang Dongwoo. "Dasar pengkhianat kau!" teriaknya lagi.

Setelah merasa lelah, Sunggyu pun melemparkan kayu tersebut ke sembarang arah. Ia sedikit berjongkok untuk meraih wajah buruk Dongwoo. Ia menyeringai, "Bagaimana Jang Dongwoo? Apa kau masih berani melawanku?"

Dongwoo hanya bisa memberikan tatapan kebencian kearah Sunggyu. "Wae? Kau ingin balas dendam, eoh?" ujar Sunggyu dengan nada yang sengaja dilembut-lembutkan.

Pria bermarga Jang itupun menyeringai seraya berdecih, "Untuk apa aku balas dendam? Huh! Dasar psikopat!"

Sunggyu mencengkeram leher Dongwoo dengan kuat. Rahangnya terlihat mengeras, "Berani sekali kau meneriakiku, eoh?!"

Dongwoo merasakan tenggorokannya semakin tercekat. Ia bahkan tak sanggup untuk bernapas. Wajahnya merah karena cengkeraman Sunggyu yang begitu kuat di lehernya. "Le-lepas-kan bo-doh!" ucapnya dengan susah payah.

Sunggyu mendecih, "Tidak akan. Aku ingin melihatmu mati!"

"Arrgghh!" Sunggyu pun semakin memperkuat cengkeramannya -membuat temannya itu mengerang kesakitan. "Kau lihatkan. Ini akibatnya karena telah melanggar perintahku," ujar Sunggyu seraya tertawa menyeramkan.

"Ya! Hentikan!"

Sebuah teriakan, membuat Sunggyu terpaksa menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh kearah pintu gudang di dekat rumahnya. Orang tersebut tak lain adalah Kim Jiyeon; sepupu dari Sunggyu.

Jiyeon pun memukul kepala Sunggyu dengan keras. "Apa yang kau lakukan, eoh?! Kau ingin membunuhnya?!" teriaknya.

Sunggyu mendecak, "Biarkan saja dia mati. Itu hukuman untuknya karena sudah menggagalkan rencanaku."

"Aish! Jangan bertindak bodoh! Jika dia mati, kau akan jadi incaran polisi!" gerutu Jiyeon.

Sunggyu mendecih, "Kau peduli padaku atau padanya, eoh?"

"Jangan banyak bicara! Cepat lepaskan dia!" titah Jiyeon memaksa.

"Tidak akan,"

"Ya! Cepat lepaskan!" teriak Jiyeon kesal.

Sunggyu mendengus, "Ya, baiklah."

Dengan sangat terpaksa, pria bermata sipit itu melepaskan ikatan di kaki dan tangan Dongwoo. "Sudah," ujarnya seraya pergi meninggalkan Jiyeon yang terlihat khawatir dengan kondisi Dongwoo.

"Kau terluka parah oppa. Biar aku obati ya," ujar Jiyeon menawarkan.

Dongwoo menggeleng, "Tidak usah, Jiyeon~ah. Aku baik-baik saja."

"Tapi, lukamu harus diobati dulu," ujar Jiyeon lagi.

Dongwoo tersenyum, "Gwaenchanha. Aku akan pulang ke rumah sekarang."

"Aku antar ya?"

"Ani. Aku bisa sendiri," tolak Dongwoo.

"Kau yakin?"

Ice Cream Love (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang