1. Hari Pertama Sekolah

451 24 8
                                    


"Selamat pagi bun, selamat pagi yah dan selamat pagi abang bakso" kata ku sambil menyebutkan satu persatu orang yang berada di ruang makan, ayah dan bunda serempak menoleh dan tersenyum pada ku seperti biasa aku selalu menyukai ini. Terkecuali satu orang yang selalu aku usili tiap pagi dan seperti biasa dia akan selalu berkata "Kenapa enggak sekalian aja bilang abang ketoprak, abang mie ayam, abang gorengan, dan abang penjualan lainnya" gerutu abang ku tersayang betulkan dugaan ku.

"Ya ulang deh, selamat pagi abang yogi ku yang ganteng. Nanti antarin ra ya bang" kata ku sedikit merayu agar hari ini bang yogi mau antar "yaelah manggil yang bagus aja kalau ada maunya kamu ra" balas bang yogi.

"kenapa sama motor mu ra?" kali ini ayah yang bersuara, hari ini ayah terlihat rapi seperti biasanya. "Gini yah motor ra sering mogok, jadi dari pada terlambat lagi seperti kemarin ra numpang bang yogi aja yah" "ah enggak bisa yogi mau jemput Rania ra, kamu taukan dia pengambekan" "tuh yah, bun bang yogi tuh. Pacar aja yang diperhatikan giliran adeknya maka selalu dinomor duakan" kata ku mengadu pada ayah dan bunda sambil menunjukan muka sedih ku biar aja dia dimarahin.

"Udah yog bawa aja adik mu kalian kan satu sekolah, nanti biar bunda yang ngomong sama rania" yes bunda membela ku haha masih dalam tampang sedih aku bersorak dalam hati menang, syukurin makanya jangan jahat bang sama aku.

"Yogi sudah janji bun tadi malam sama rania" sahut bang yogi memelas "ayah bantu yogi yah" kata bang yogi mulai meminta pertolongan "ra kamu berangkat bereng ayah aja ya, kasian nanti abang mu di ngambekin sama pacar nya" tanya ayah memberi jeda dengan sambil menghabiskan teh panasnya yang tinggal seteguk "sesekali enggak apakan ayah rindu mau ngantar naura lagi, semenjak kalian sudah besar dan sudah punya motor walaupun ayah yang beli. Ayah rasa ayah sudah tidak berguna lagi, tiap ayah masuk mobil rasanya sepi" sambung ayah panjang lebar dan nampak sekali kesedihan di wajah ayah "ayah jangan ngomong gitu, rara mau kalau ayah yang antar. Ayah jangan sedih ya rara juga ikut sedih" jawab ku.

Kalau sudah begini aku mana tega menolak ajakan ayah, nampak senyuman lebar dari bang yogi merasa menang karena ayah sudah membelanya. "Ya sudah rara sama ayah berangkat gih nanti keburu siang, masalah motor nanti bunda suruh mamang ujang antar ke bengkel komplek depan" kata bunda yang sudah menghabiskan sarapan paginya.

Pagi ini aku diantar ayah setelah ayah berkata seperti itu tadi maka aku mengurungkan niat ku buat melanjutkan berdebat dengan bang yogi, biarlah hari ini dia yang menang. Anak baik selalu mengalah demi orang tua tercinta.

Ini kali pertama lagi ayah mengantar ku sekolah saat aku sudah SMA. Dulu saat aku masih SD sampai SMP kelas 1 ayah yang selalu mengantar ku, dan waktu aku menginjak kelas 2 SMP ayah sudah mulai jarang mengantar dan menjemput aku maklumin, kalau tidak begitu mana mungkin ayah bisa seperti sekarang ini.

Karena kesibukannya dulu ayah selalu ditugaskan di luar kota, seterusnya deh aku numpang teman satu komplek yang satu SMP dengan ku. Puncaknya aku lulus SMP langsung meminta ayah membelikan aku motor scoopy yang lagi ngetrend itu, dengan alasan enggak mau merepotkan ayah dan abang (abang sih pelit kalau mau nebeng selalu diminta uang bensin macam tukang ojek).

"Makasih yah sudah ngantar rara sekolah" kata ku sambil memberikan senyum termanis ku dan tidak lupa aku mencium tangan ayah, seperti yang selalu diajarkan ayah pada masa kecil ku. "Pulang nanti ayah suruh mamang ujang ya jemput rara, ayah mungkin lembur hari ini" kata ayah

"Gak usah yah rara bisa numpang temen rara yang lain, kan mobil di pakai ayah. Mau pakai apa mamang jemput rara" gimana sih ayah gak mungkinkan mang ujang jalan kaki. "Yampun ayah lupa ra" jawab ayah sambil tertawa renyah "rara sekolah dulu ya yah, bye ayah" pamit ku sambil membuka dan menutup pintu mobil serta melambaikan tangan dari luar pada mobil ayah yang mulai beranjak pergi meninggalkan gerbang sekolah.

Dunia NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang