15. Day 6 (Kotak )

70 13 2
                                    

Selamat membaca 😁🌷

Pagi ini aku di buat bingung dengan datangnya kurir jasa antar barang membawa paket berupa kotak hitam yang diatasnya terdapat pita berwarna merah maroon, aku semakin bingung lagi ketika beberapa menit yang lalu aku sempat menelpon arka menayakan apakah dia yang menyuruh jasa antar barang untuk mengirimkan kotak hitam ini untukku.

Tapi bilang bukan dia yang ngirim, hal yang makin membuat ku penasaran itu kotak ini terasa ringan seperti tidak ada isinya. Antara takut dan penasaran aku semakin bingung antara buka atau tidaknya.
"Duh gimana kalo ini kiriman bom atau lebih parah santet?" gumamku lalu menjauhkan kotak itu dari jangkauan ku dengan sekali tendangan.

"Aaght tapi aku penasaran," gumam ku lagi sendiri sambil memperhatiakan kotak hitam itu.
"Buka aja kali ya biar nggak penasaran," ketika ingin meraih kotak itu kembali terjadi perang batin.
"Aduh kalo isinya buat aku kenapa - kenapa kan bisa gawat, aku sendiri di rumah." setelah cukup agak lama berpikir akhirnya aku mengambil keputusan yang ku rasa ini tepat.

"Videocall sama arka aja, jadi kalau ada apa - apa arka bisa langsung nolongin aku," aku langsung bangkit dari duduk menuju meja belajar yang berada di dekat ku. Aku membuka kunci pada layar Iphone dan mencari aplikasi yang biasa di gunakan aku dan arka, setelah menemukan kontak arka langsung saja aku menekan layar yang terdapat gambar kamera video.

Tidak perlu menunggu waktu lama muka arka sudah muncul di layar Iphone, jika di lihat dia sepertinya baru saja habis mandi dengan rambut yang masih basah.
"Ada apa nau? Aku baru aja mau ke rumah kamu," sapa arka lalu tersenyum lembut.
"Mmh.. aku mau buka kotak ini," kata ku sambil menunjukan kotak hitam tergeletak di lantai.
"Terus?" arka tampak bingung, sebenarnya aku sedikit malu jujur sama arka kalau aku takut.

"Kamu liatin aku ya, ntar kalo ada apa - apa cepat ke sini." pinta ku sambil tersenyum.
"Apaan sih nau jangan bikin aku parno,"
"Kan cuma jaga - jaga arka,"
"Ya udah jangan di buka dulu sampai aku datang kita buka sama - sama, nih aku turun mau pamit sama bunda."

"Bunda arka pamit dulu mau ke rumah naura," kelihatan arka berjalan mendekati bunda,
"Iya nak, jangan macem - macem."
"Arka nggak macam - macam bun cuma satu macam aja," ibu dan anak itu berdebat kecil, aku hanya memperhatikan sambil tersenyum.
Arka mengakhiri debatnya dengan manyalimi tangan bunda lalu menciumnya.

Setelah pamit arka memutuskan panggilan karna dia sudah berada di atas motor miliknya, aku hanya mampu menunggunya dengan berbagai rasa. Tanpa menunggu aku langsung meraih kotak hitam itu dan membukanya, rasa penasaran ku mengalahkan rasa takutku. Setelah terbuka tampak beberapa foto dan ada sarung tangan bayi, aku mengambil beberapa foto itu dan memperhatikannya.

Dalam foto itu terdapat seorang wanita yang tengah hamil besar, tersenyum ke arah kamera dengan raut bahagianya sambil memegang perutnya yang membuncit. "Ini siapa?" gumam ku seorang diri.
Dan foto selanjutnya adalah foto rumah sakit, perawat gendong bayi dan seorang pria tengah duduk sambil memeluk sorang wanita hamil tadi.

"Apa maksudnya ini?" di bawah tumpukan foto ada sebuah surat berwarna ungu. Sedikit ragu takut kalau ini salah kirim, hal ini sering terjadi jika pengirim terdahulunya tidak menulis alamat dengan lengkap.

Teruntuk Leona,

Halo leona, apa kabarnya kamu sekarang?
Saya rasa kamu baik - baik saja bersama pria pilihan orang tuamu.
Maafkan saya leona, dulu saya hanyalah manusia biasa yang dapat menafkahimu seadanya berbeda dengan pria pilihan orang tuamu.
Saya dulu baru merintis perusahaan berbeda dengan pria itu yang sudah memiliki segalanya sedari dia lahir.
Andai saja waktu bisa terulang kembali, saya tidak akan pernah menyetujui persyaratan konyol orang tua mu.
Saya begitu amat sangat mencintaimu sehingga mengikuti persetujuan yang mereka buat, yaitu pergi membawa anak kita meninggalkan mu sendiri.
Kamu tau betapa tersiksanya saya, setelahnya mereka datang merebut putri kecil kita sampai sekarang saya tidak tau di mana keberadaannya. Maaf saya sudah berusaha semampu saya, tetap nihil mereka mungkin memalsukan data anak kita dan sampai kabar itu datang kabar buruk yang menambah keterpurukanku.

TTD
MH


---

Aku merasakan ada hal aneh yang tidak dapat ku ucapkan dengan kata - kata, entah mengapa setelah membaca surat itu aku merasa tersentuh. Perasaan sesak membuat ku kesulitan bernafas, tanpa ku sadari pun air mata ku jatuh dengan sendirinya.

"Kenapa dengan ku?" gumam ku sendiri,
"Ada apa ini?" perasaan sesak itu seolah menghantam bertubi - tubi.
"Nau kamu kenapa?" arka sudah berlutut di depan ku memperhatikan aku yang mulai nangis sesegukan.

"Ak..aku..hiks juga ng..nggak tau ka?" jawabku terbata - bata.
"Sudah ya tenang dulu, nanti baru cerita sama aku lagi." arka memeluk dan menepuk bahu ku pelan, membuatku perlahan merasa tenang.
Jika di tanya aku juga nggak mengerti kenapa aku menangis dan merasa sesak usai membaca secarik surat.

Bila di teliti juga foto bayi dan ibu itu membuat ku terenguh, entah mengapa aku bisa seperti ini.
"Bagaimana kamu bisa masuk ka?" seakan aku menyadari sesuatu hal kenapa arka bisa ada di depan ku saat ini.
"Kamu nggak mengunci pintu nau, aku semakin khawatir ketika memanggilmu tidak ada jawaban."
"Aku nggak dengar waktu kamu panggil ka,"

"Jelaslah kamu nggak dengar, begitu aku sampai di depan kamar mu, aku melihat mu menangis. Ada apa nau cerita sama aku."
"Aku bingung juga ka kenapa aku tiba - tiba seperti ini, aku habis baca dan lihat ini ka." aku lalu menyerahkan kotak itu pada arka yang di sambut arka dengan bingung.
"Apa ini?"

"Buka dan baca aja ka, aku mau mandi dulu nanti kamu temanin aku jalan ya."
"Ya mandi gih," arka yang sudah mulai fokus pada isi kotak tersebut. Tanpa menunggu lama aku pun menuju lemari mengambil salah satu kaos dan celana jeans ku, dan mulai melangkah menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar ku.

Setelah selesai mandi aku masih melihat arka tetap di posisi yang sama, duduk di lantai sambil bersandar di ranjang ku dengan tangan yang sibuk memegang foto.
"Aneh ka, kenapa paket ini bisa nyasar ke alamat rumah ku." kata ku sambil mengambil posisi duduk di atas ranjang yang menjadikan arka duduk dekat kaki ku.

"Ini bukan aneh nau, lihat memang alamat rumah mu kan. Tandanya ini sengaja di kirim ke sini." ucap arka sambil membolak - balik kotak itu.
"Terus maksudnya apa ka, di sini nggak ada yang namanya ibu leona dan bapak MH itu siapa?"
"Entahlah mungkin si pengirim ingin memberi tahu sesuatu lewat surat lama dan foto ini,"

"Udahlah ka, ayo temani aku jalan" aku tidak terlalu mau mengambil pusing tentang kotak itu bertujuan untuk apa, sebenarnya sih emang aku lagi malas mikir inikan hari minggu. Hari untuk aku dan arka jalan - jalan menghabiskan waktu.
"Baiklah sayang," arka berdiri lalu menarik ku pelan agar aku bangkit dari duduk ku.

Ketika kami sampai di ruang keluarga aku melihat bunda yang tengah duduk bersandar seorang diri.
"Eh bunda sudah datang, ayah mana bun?"
"Ayah mu masih di luar sayang, ada arka toh ya?" sapa bunda datang menghampiri kami.
"Iya bun aku pengen ngajak naura jalan bun, boleh?"

"Boleh, kalian sudah makan?"
"Belum bun, rara mau ngajak arka makan di luar aja. Bunda nikmatin aja waktu berdua dengan ayah," bisik ku pada bunda saat aku melihat ayah sudah masuk membawa belanjaan dan menyapa arka.
"Kamu bisa aja ra," jawab bunda lalu mencubit hidungku gemas. Hanya ku balas dengan cengiran khas ku.

"Ayo nau, aku sudah izin sama ayah." kata arka yang melihatku berjalan ke arahnya.
"Oh iya, ayo ka." sahut ku girang.
"Bunda, ayah rara sama arka jalan dulu ya." pamit ku dan mencium tangan kedua orang tua terhebat ku ini, arka juga mengikuti ku mencium kedua tangan orang tua ku. Kalian tau betapa bahagianya aku mendapatkan arka pria yang mempunyai sopan santun pada orang yang lebih tua.












Hai maaf updatenya kelamaan makasih ya buat yang udah nunggu dan makasih juga buat yang udah vote and comment.
Minal aidin wal faizin ya
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITHRI. TAQOBALALLAHU MINNA WAA MINKUM
Maaf kalau ada salah - salah kata dalan cerita ini saya hanya penulis pemula yang nekat mempublikasikan ceritanya.
Selamat datang buat reader baru semoga betah ada di lapaknya arkanaura.
Makasih ya sudah mau mampir di cerita ini.

Salam
Yessi febriana

Dunia NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang