9. Double Date

96 16 0
                                    

Arka sukses siang ini seperti penguntit, yang sebagian wanita menganggap dia gantle tapi tidak bagiku. Arka sama sekali tidak menggubris semua ocehan ku, dia tetap cuek menjalankan motornya tepat di samping motor ku.

Banyak pengendara lain yang menegurnya dari yang hanya membunyikan klakson sampai menegur secara langsung.
"Mas jangan beiringan di jalan raya seperti ini bahaya." kata pengendara mobil yang mungkin sudah gemas dengan arka.

"Tuh denger tu, jangan beiringan di jalan raya! BAHAYA!" kata ku mengulang perkataan pengendara tadi dengan penuh penekanan.
"Biarin lah, aku mau jagain kamu" jawab arka acuh pada teguran pengendara lain.
"Iya kamu di belakang aku aja, nggak usah beiringan begini."

"Bawel banget," keluh arka dan menurunkan gas motornya sekarang dia sudah ada di belakang ku.
"Gitu dong dari tadi," ucap ku sedikit berteriak, arka mungkin mendengar tapi dia nggak membalas perkataan ku.
"Untung pacar, coba kalau bukan udah ku gilas ini orang! Huh nyebelin!" gumam ku.

Aku membelokkan motor ku kearah perumahan tempat aku tinggal bersama kedua orang tua ku dan seorang kakak. Nggak butuh waktu lama aku sampai di depan rumah, ku lihat arka juga berhenti dan mulai melepas helm yang dia pakai.

Setelah pagar di buka sama mamang yang jaga, aku langsung memarkirkan motor di garasi khusus untuk motor begitupun arka juga langsung memarkirkan motornya di samping motorku. Di garasi ini semua barang milik bang yogi, barang ku tidak seberapa di bandingkan bang yogi. Iyalah aku kan perempuan beda sama bang yogi.

"Masuk dulu yuk, ketemu bunda." kata ku
"Iya sekalian mau minta izin ke bunda," jawab arka,
"Izin apa?" tanya ku bingung kali ini arka sok misterius.
"Ada deh, nanti ganti baju ya."
"Iya lah ganti baju nggak mungkin kan aku pakai seragam seharian di rumah," ucap ku langsung memutar bola mata ku jengah.

"Pakai baju yang bagus terus dandan yang cantik juga,"
"Emang mau jalan ya,"
"Iya liat aja nanti."
"Kamu sok misterius banget sih ka,"
"Biarin yang penting aku bawa jalan,"
"Nyebelin banget," gerutu ku, aku pun berjalan masuk menuju kamar ku yang berada di lantai dua bersebelahan dengan kamar kak yogi.

----

Setelah selesai mengganti baju dan bersiap - siap, aku turun kebawah dan melihat bunda dan arka sedang mengobrol. Aku lalu menghampiri mereka dan duduk di sebelah bunda.

"Kamu kok pakai baju begini? Kata arka kalian mau jalan ke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu kok pakai baju begini? Kata arka kalian mau jalan ke... Ehh hampir saja," ucap bunda lalu menutup mulutnya dengan tangan seolah hampir saja kelepasan.

"Emang mau jalan kemana sih bun?" tanya ku bingung juga kenapa semua tiba - tiba sok misterius gini.
"Udah jalan aja nanti juga tau," jawab bunda lalu tersenyum penuh arti.
"Bunda kami jalan dulu," pamit arka yang berdiri lalu menciumi tangan bunda dengan sopan.
"Iya hati - hati ya," kata bunda yang berdiri di ambang pintu sambil melambaikan tangannya.

Arka menjalankan motor meninggalkan rumah yang pagarnya sudah di tutup sama mamang ujang, aku melingkarkan tangan dengan sempurna pada pinggang arka berharap mendapatkan kenyamanan lagi.

Dunia NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang