6. Flasback

1.1K 55 1
                                    

Gadis dengan rambut ikat asal itu terpaksa turun ketika suara bel rumah berbunyi. Padahal janji sama Amal buat nonton drakor satu jam lagi. Lagian Agatha sudah bilang langsung ke kamar, tapi kenapa malah masih menekan bel dan mengharuskannya turun ke bawah.

Agatha bergumam kesal, bibirnya mengerucut sebal. Kebiasaan Amal mengerjainya.

"Gue bilang kan langsung ke kamar, lo ngapain masih mencet bel segala?"

Agatha menghentakkan kakinya kesal.

"Janjinya kan satu jam lagi. Lo ngapain cepet banget?"

Agatha membuka pintu dengan cepat, tertangkap wajah yang sedang membuat mood Agatha akhir-akhir ini berantakan.

Gadis itu segera menutupi setengah badannya di balik pintu.

"Alga! Lo ngapain kesini?" Ucapnya sedikit berteriak.

Cowok itu tersenyum tipis "Malam."

Sontak Agatha menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Lalu menatap mata cowok di depannya.

"Lo ngapain kesini?"

Alga diam, matanya melirik ke dalam rumah Agatha. Agatha yang tahu maksud lirikan Alga, segera membuka pintu selebarnya.

"Masuk aja."

Pun Alga masuk dan duduk di sofa yang memuat dua orang, meletakkan sekantong plastik di atas meja.

Lalu matanya beralih menatap Agatha yang masih berdiri di belakang pintu dengan ekspresi bingung.

"Ngapain?"

Kontan Agatha mendongakan kepala menatap Alga. Bibir dalam nya ia gigit, matanya melirik ke kanan kiri. Bingung mencari jawaban untuk pertanyaan Alga.

Alga yang memang sadar dengan ekspresi gadis di depannya segera menundukkan pandangannya dan beralih ke buku bacaannya.

"Ganti Baju."

Agatha yang memang sedang menggunakan baju longgar dan celana pendek di atas lutut, segera berlari ke kamarnya di lantai dua. Ia masih ingat pesan Alga 2 tahun yang lalu.

Setelah beberapa menit, Agatha keluar dari kamarnya. Ujung baju ia remas gugup. Baru kali ini lagi Alga main ke rumahnya sempat kejadian itu.

Cowok itu menatap Agatha dengan seulas senyum. Manis. Begitu pikir Agatha. Membuat pertahanan move on itu hancur seketika.

'Sial.' Runtuk Agatha menatap sinis Alga.

Kini ia duduk di sofa yang memuat satu orang. Bingung ingin memulai percakapan dari mana. Suasananya terlalu canggung, dan Agatha benci itu. Gadis itu mengeluarkan ponselnya, bertujuan mencari lagu untuk mencairkan suasana atau mencari nomor Amal.

"Tha."

Agatha mendongak, menghentikan aktivitasnya. Alga terseyum, lagi.

"Ngapain duduk di situ?"

Kedua mata Agatha mengerjap. Sedetik kemudian Alga menggeser tempat duduknya. Mata nya melirik ke samping dimana cowok itu duduk. Menyiratkan Agatha agar duduk disampingnya.

"Makasih. Gue lebih nyaman disini."

Alga tersenyum tipis. Tapi masih terlihat manis. Membuat ingatan masa lalu Agatha kembali. Ekspresi itu waktu ia mengomeli Alga di taman sekolah karena Alga bermain basket di jam pelajaran.

Agatha menggelengkan kepalanya. Kenapa ingatan itu muncul sekarang?

"Gue mau ngomong sama lo Tha." Ucapan Alga terdengar serius. Membuat Agatha yang korban drakor itu berfikir keras. Biasanya jika di drama yang sering ia tonton, ketika pria berucap serius maka ia akan melamarnya.

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang