COME BACK

657 32 1
                                    


PART 1
(Come Back)

Min Gi menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, bayangan merah di sudut matanya masih tegambar jelas. Lalu sudut mata yang digaris panjang dengan khol begitu pun dengan alisnya yang dibuat menukik ke atas dengan ujung bercabang. Matanya terlihat seperti mata seekor Naga, yah karena itu adalah lambang kekuasaan Jong Soo, naga terbang.

Beberapa dayang mengerumuni Min Gi, salah satu dari mereka mengambil minyak zaitun lalu meneteskanya pada sebuah kain putih yang sangat halus lalu mulai mengusap wajah Min Gi perlahan-lahan dengan kain itu. Sementara yang lain sibuk melepaskan berbagai perhiasan yang menempel di rambut dan tubuh Sang Permaisuri yang baru saja di nobatkan tadi pagi. Setelah para dayang selesai melepaskan seluruh perhiasanya dan riasan yang menempel di tubuhnya, gadis itu berdiri.

Rambut hitam sepekat malam dan sehalus satin jatuh begitu saja di punggung Permaisuri saat ia berdiri. Dua dayang mulai melepas gaun sutranya yang berwarna merah menyala dengan sulaman naga terbang yang tebuat dari benang emas. Sedangkan dayang lain mulai menarik ekornya perlahan ekor yang sepanjang dua meter menyapu tanah. Gaun itu perlahan-lahan meninggalkan tubuh Min Gi memperhatikan gaun dalam berwarna putih yang memperhatikan lekuk tubuhnya.

Tubuh yang sempurna, lekukan pinggang yang sangat indah tulang selangka yang terlihat sangat rapuh, leher yang jenjang kulit yang tidak terlalu putih tapi terlihat sangat cantik dan hidup. Tidak lama kemudian dayang menutup tubuhnya kembali dengan kimono putih yang panjangnya mencapai lantai. Gadis itu berbalik lalu para dayang merunduk, dua dari mereka menuntunya menuju kolam istana Permaisuri.

Sebelum mengikuti dayang, Min Gi melirik gaunya yang sudah diangkat oleh beberapa pelayann untuk di gantung di ruang kebesaran. Gaun itu adalah gaun kebesaranya sebagai Permaisuri baru Silla, mungkin dia akan menjadi Permasuri termuda sepanjang sejarah dinasti Han. Kakinya mulai melangkah mengikuti dua dayang yang menunutunya menuju kolam hangat yang dipenuhi kelopak bunga mawar yang mengambang di atasnya.

Min Gi mulai memasukan ujung kakinya ke dalam kolam perlahan-lahan sebelum seluruh tubuhnya masuk ke dalam air. Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar lalu menutup mata menenggelamkan kepalanya ke air beberapa saat.

"Aku ingin sendiri..." ucap Min Gi pelan kedua pelayan itu merunduk lalu pergi meninggalkan Min Gi sendirian.

"Yang Mulia Permasuri..." bergumam sendiri sambil menyeringai tipis. Tidak ada yang mengira bahwa seorang gadis muda dari kalangan rendah yang sebelumnya hanya seorang pelayan dari Pangeran muda sekarang menjadi seorang Yang Mulia di kerajaanya. Min Gi tidak pernah berfikir bahwa masa depannya akan menjadi sesuram ini.

Mungkin untuk sebagian orang. Tidak, hampir semua wanita di kerajaan ini menginginkan posisinya. Ketika orang-orang mulai berfikir bahwa kebahagiaan adalah ketika kau memiliki lebih dari selusin dayang, segudang berlian dan rumah bertembok emas. Tapi bagi Choi Min Gi kebahagiaan adalah ketika kau bisa melakukan apa pun yang kau inginkan. Melihat apa yang ingin kau lihat, belajar apa yang ingin kau tau, dan bertemu siapa pun yang kau rindukan. Lalu menarik kesimpulan tentang semua yang kau alami, sebuah kenangan baru untuk dikenang esok hari lalu esok hari membuat kenangan yang lebih mengesankan lagi begitu seterusnya.

Itu adalah cita-citanya sewaktu kecil, dia ingin mengelilingi dunia dan melihat berbagai hal menakjubkan. Lalu ketika ia tua nanti ia akan menjadi seorang pencerita, nenek tua baik hati yang tinggal di sudut kota dengan segerombolan anak-anak yang mengelilinginya dan merengek untuk sebuah cerita pengalaman menakjubkan di masa lalu. Dan ketika ia membuka matanya, sebuah batu besar menghantam kepalanya.

Itu hanya mimpi....

Dan kenyataanya ia terkurung dalam tembok emas ini, tubuhnya berlapis dengan emas. Yang ia lihat hanyalah gerbang keserakahan disana, lalu ia harus duduk manis disebuah kursi terkutuk dengan seorang iblis berwajah dewa. Sekarang ia harus memkirkan masadepan orang lain lalu melupakan masadepanya. Itu perbuatan yang mulia? Mungkin iya, lalu menjaga Silla tetap utuh? Iya itu juga baik, tapi tentang bagaimana setiap orang ingin mendapatkan wewenang untuk memikirkan itu adalah hal paling memuakan yang pernah singgah di otaknya.

SUN Flower Where stories live. Discover now