"Karena aku ingin menjadi Permaisuri...."
Mata Tae Hyung melebar tubuhnya seketika membeku mendengar penuturan Jisoo yang sama sekali tidak ia duga. Tae Hyung fikir Jisoo mengerti posisinya dan posisi Tae Hyung.
"Jisoo. Apa kau tau arti dari permintaanmu?"
"Ya, aku sangat tau dan sangat sadar Pangeran." Jisoo menatap tangan Tae Hyung yang melepas genggamanya. Lelaki itu mundur satu langkah dan menatap Jisoo tidak percaya. Gadis itu kemudian memalingkan wajahnya lalu menyeringai sambil mendengus.
"Jika bukan aku Pangeran, siapa calon Permaisuri Silla kelak?" menoleh menatap Tae Hyung kembali. "Kau tidak mencintaiku kan? Siapa yang ada di kepalamu sekarang Pangeran? Wanita yang kau pikirkan akan menjadi Permaisurimu?" Jisoo tidak lagi bisa membendung air matanya, matanya memerah dan air mata siap menetes kapan saja.
"Sekali saja apa kau pernah mencintaiku Yang Mulia?" dan benar Tae Hyung tidak pernah mengatakan 'aku mencintaimu' pada Jisoo. Tidak sekali pun. "Apa kau memperlakukanku seperti ini karena kau kasihan padaku atau aku adalah bagian dari batu loncatanmu?!" suara Jisoo meninggi di kalimat terakhir membuat pengawal Tae Hyung mendengarnya dan mendatangi mereka berdua.
"Dia...." Jisoo menunjuk jubah biru dibelakangnya. "Adalah wanita yang kau maksud bukan? Choi Min Gi adalah wanita yang kau cintai, katakan padaku Kim Tae Hyung?!" Suara Jisoo semakin meninggi membuat para pengawal geram hendak menghampirinya namun Tae Hyung mencegah mereka. Menganggkat tangan dan melambai agar mereka kembali ke tempatnya, bahkan Jisoo memanggil nama Tae Hyung dan Min Gi dengan lantangnya tanpa embel-embel sama sekali.
"Sepertinya kau sudah tau semuanya," Jawab Tae Hyung dengan nada yang tenang. "Kau bisa mengerti alasanku melakukan semua ini, jadi aku harap kau juga bisa mengerti perasaanku Jisoo-ya. Aku berusaha mengerti perasaanmu, aku tidak ingin menyakitimu dan aku juga tidak ingin melarangmu mencintaiku. Sudah aku katakan berapa kali, aku berjanji aku akan bertanggung jawab dan aku akan selalu ada disampingmu..."
Mendengar itu Jisoo terkekeh miris, air matanya sudah meleleh dipipi. "Berusaha mengerti? Dengan semua pengorbanan Min Gi dan semua yang kau lakukan kau bilang kau berusaha mengerti?" Jisoo maju dua langkah mendekati Tae Hyung "Dengan cinta sebesar itu di antara kalian berdua aku ada di sebelah mana? Kau bilang aku sama sekali bukan tandinganya? Kau mau membandingkan aku dengan dia dari sisi yang mana Pangeran?"
"Semuanya Jisoo-ya, tolong jangan membuatku semakin menyakitimu dengan hal ini..."
"Karena kau sudah melakukanya!" nafas Jisoo memburu seperti ia sudah mengalami kesulitan dalam bernafas karena amarahnya. "Apa yang tidak bisa aku lakukan? Aku mencintaimu, aku mendukungmu, aku memberikan semuanya untukmu dan kau masih mencoba untuk mengerti?! Biar aku ingatkan sekali lagi Kim Tae Hyung, kau akan membunuh Pamanku! Paman yang sudah seperti ayahku dan aku merelakanya begitu saja karena aku mencintaimu! Dan aku hanyalah batu loncatanmu, benar kan?"
"Dengarkan aku sama sekali tidak begitu!" Tae Hyung berjalan menghampiri Jisoo kembali, tanganya terulur untuk menarik Jisoo kedalam pelukanya tapi gadis itu dengan cepat mengibaskan tanganya. "Aku menyayangimu Jisoo aku ingin melindungimu saat itu karena jika tidak kau pasti sudah mati di tangan Min Gi! Aku sudah bersumpah pada Jimin aku akan melepaskanmu dari Min Gi sama sekali tidak ada niatan untuk menjadikanmu atau Jimin sebagai batu loncatan!"
"Lalu apa semua ini? Semua perhatian dan keistimewaan yang aku terima, apa artimya semua ini?!"
"Kau sangat berarti untukku Jisoo-ya, kau dan Jimin adalah saudaraku!"
"Jika kau pikir aku adalah saudaramu kenapa kau ingin menikahiku?!"
Seketika Tae Hyung teridiam, dia tidak tau apa jawabany selanjutnya. Ia selalu, selalu sangat ingin melindungi Jisoo memastikan gadis muda ini tetap tersenyum dan tetap dalam keadaan baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu ada Jisoo Tae Hyung siap berdiri di barisan paling depan untuk membunuh orang melukai Jisoo. Tapi tidak pernah ada perasaan liar saat ia bersama Jisoo, tidak seperti saat ia bersama Min Gi. Perasaan liar yang serakah dan egois bahwa gadis itu miliknya, hanya miliknya dan hanya dia yang bisa melihat dan menyetuhnya.
YOU ARE READING
SUN Flower
FanfictionDo You know why The Moon has a shadow? Because The Sun doesn't set in place Kau tau kenapa bulan memiliki bayangan? Karena matahari tidak bersinar pada tempatnya WARNING!!! KINKY AS ALWAYS -_- ff ini tadinya author post di Flying NC tapi pas mau lan...