Dreaming

346 30 1
                                    

SUN Flower Part 14

(Dreaming)

Tae Hyung membuka matanya kembali mendengar suara langkah kaki Min Gi yang mendekat padanya. lelaki itu menarik nafasnya pelan melihat wajah damai Min Gi yang menatapnya seolah tidak pernah terjadi apa pun di antara mereka berdua. Tae Hyung mendekatkan wajahnya pada wanita itu sampai ujung hidungnya menyentuh pipi kiri Min Gi. Biar ia ingat lagi apa yang terjadi semalam, lelaki itu menutup matanya sejenak. Semua itu bukan mimpi, Min Gi mendatanginya, menangis padanya, tersenyum, lalu menyetuhnya lalu memeluknya dan menjadi miliknya.

Tapi setelah itu wanita ini memintanya meninggalkannya begitu saja? Apakah Min Gi pikir Tae Hyung adalah lelaki sebejat itu? Min Gi memintanya melupakan semua yang terjadi begitu saja, seperti dia yang akan melupakan Tae Hyung. Choi Min Gi kau tidak bisa menyamakan isi kepala satu orang dengan orang lain. Mungkin bagimu bisa melupakan Tae Hyung adalah sebuah kebahagiaan karena kau tidak perlu merasa tersiksa lagi, Tapi bagi Tae Hyung. Melupakanmu sama seperti melupakan kedua orang tuanya, melupakan semua yang kau lakukan dan kau berikan padanya. Benar semua yang kau ucapkan, kau berada disini untuk nyawa Tae Hyung, bukankah itu berarti nyawa Tae Hyung ada di tanganmu? Nyawa ini adalah milikmu Choi Min Gi.

Sebutkan satu alasan kenapa aku tidak boleh mengorbankan nyawa ini untuk diriku sendiri sedangkan kau tau nyawaku ada di tanganmu? Kau mengorbakan hidupmu untuk nyawa ini maka biarkan nyawa ini menyelamatkanmu suatu hari nanti kenapa kau tidak mengerti? Choi Min Gi... kau bilang kau tidak ingin kehilangan Tae Hyung bukan? Lalu apa yang membuatmu berfikir bahwa Tae Hyung mau kehilanganmu? Benar kata Seok Jin, setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk melindungi orang-orang yang disayanginya. Kau melindungi Tae Hyung dengan meninggalkannya, dan Tae Hyung melindungimu dengan caranya sendiri.

Min Gi mulai terasa terusik dengan rasa geli nafas Tae Hyung yang menerpa telinganya wanita itu bergerak gelisah menggeser kepalanya sebelum menoleh ke arah pintu. Hangat, bagaimana ia merasakan denyutan nadi dan jantung Tae Hyung di dekatnya yang seirama membuatnya ingin berada di posisi ini selamanya. kepalanya menoleh ke arah Tae Hyung mendapati lelaki itu sedang memandanginya.

"Aku pergi..." ucap Min Gi tepat di depan wajah Tae Hyung dengan nada yang halus, wanita itu tidak lagi menatapnya dengan tatapan dingin tapi itu membuat Tae Hyung semakin marah.

Tae Hyung tidak tau kenapa alasan ia ingin melihat mata dingin Min Gi yang sengit menatapnya kembali. Kemarin ia masih membenci tatapan itu tapi sekarang ia sadar, bahwa kebencian itu juga bagian dari rasa perduli. Tae Hyung bahkan tidak sadar sekarang malah dia yang menatap Min Gi dengan tatapan dingin.

Wanita itu mengalihkan tatapanya ke arah lain mendapati betapa tidak sukanya Tae Hyung dengan ucapan singkatnya itu. Jangan tanya bagaimana mengerikannya mata tajam yang sedang menatapnya marah di sampingnya, percayalah kau tidak akan sanggup melihatnya. Min Gi menarik nafasnya yang sedikit bergetar lalu menghembuskanya tanpa suara, tanganya tertaut menjadi satu tangan saling mengepal satu sama lain.

"Kita sudah membicarakan ini semalaman dan kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan..." Kata Min Gi tanpa menatap Tae Hyung.

"Lalu meninggalkanku begitu saja." Potong Tae Hyung.

"Aku tidak pernah meninggalkanmu, jika aku meninggalkanmu kau tidak akan berdiri disini sekarang."

"Ah benar, mungkin aku sedang berada di neraka Noona, tapi percayalah padaku hidup ataupun mati tidak ada bedanya untuk ku. Tapi karena kau yang menginginkan aku hidup, maka baiklah, aku akan hidup seperti bonekamu."

Lelaki ini tau benar bagaimana cara yang jitu memancing emosi Min Gi. wanita itu menoleh menatap langsung ke mata Tae Hyung, ia tidak lagi perduli jika mungkin mata lelaki itu mampu mengiris tubuhnya menjadi dua karena mata Tae Hyung bukan hal yang terburuk dalam diri lelaki itu tapi mulutnya.

SUN Flower Where stories live. Discover now