Part 20
The Winner
Jung Soo berlutut di tanah. Lengan kanan dan kaki kirinya sudah berlumuran darah. Lelaki itu bangkit dengan lengan kiri dan kaki kananya dibantu dengan pedangnya. Sementara Tae Hyung mendapat goresan panjang di punggungnya. Jubah birunya mulai terkena darahnya dan ia membenci itu. Jubah indah buatan Min Gi kotor karena si tua sialan itu mengiris punggungnya.
Jung Soo maju lagi untuk menyerang Tae Hyung namun lelaki itu berjongok dengan cepat menendang kaki kiri Jung Soo lalu mengengam tangan Jung Soo yang hendak mengayunkan pedang ke arah kepalanya. Seketika Jung Soo kembali terjebab dan Taehyun mengambil kesempatan itu untuk menarik pedang Jung Soo dari pemiliknya. Pedang Jung Soo jatuh dengan cepat Tae Hyung menedangnya lalu mengambilnya menjauh dari Jung Soo.
"Karena pedang ini jubahku kotor!" gerutu Tae Hyung kesal, Jung Soo bukan tandinganya? Tentu saja dari perbedaan umur dan pengalaman perang pun sudah terlihat jelas. Tae Hyung yang dilatih hidup keras dan mengikuti perang di usia belia tentu jauh dengan Jung Soo yang hanya duduk manis di singgahsananya.
Tae Hyung menyatukan kedua pedang itu melompat ke Jung Soo lalu menendang rahang Jong Soo agar kepala lelaki itu tegak dan memposisikan kepala Jung Soo di antara pedang tersebut. Tae Hyung menyilangkan pedangnya menjadi seperti sebuah gunting yang siap memutus kepala Jung Soo.
"Sudah aku bilang kau pasti menyesal menolak penawaranku Paman...." Tae Hyung menyeringai senang matanya gelap penuh dengan kesombongan.
"Penggal kepalaku Tae Hyung, karena ingatlah kepala ini tidak akan pernah tunduk padamu!" semprot Jung Soo marah.
"Tidak paman, aku memang tidak ingin memenggal kepalamu disini. Karena hanya pahlawan dan petarung sejati yang berhak mati di medan perang." Tae Hyung menyeringai Senang mengangkat pedangnya menandakan bahwa dia lah pemenang pertarungan ini. Beberapa prajurit menghampiri Jung Soo lalu menyeret lelaki itu yang sudah lemas kehabisan darah ke arah para prajuri yang kalah dan mengikat mereka.
"Hidup Yang Mulia Kim Taehyung!!!" Semua mulai bersorak senang atas kemenangan mereka. Bendera merah bergambar Naga terbang digantikan dengan bendera biru bergambar Phoenix perak yang berkibar di semua penjuru istana.
Semua pengikit Tae Hyung Maju mengikuti Tae Hyung berjalan ke atas Aula dimana Singgah sana terpantri gagah disana. Dengan tangga yang dipenuhi bercak darah bunga krisan anggek dan mawar yang rusak terinjak-injak dan juga dipenuhi bercak darah kaki Tae Hyung melangkah dengan pasti menginjak beberapa tangkai bunga disana menuju Singgahsana Kaisar.
Tubuh Tae Hyung berbalik setelah sampai singgahsana lalu menatap para prajuri dan pengikutnya. Semuanya biru, seperti yang Min Gi sukai dan semuanya kembali padanya. Singgahsana, Silla, berserta Min Gi kembali menjadi miliknya persis seperti lima belas tahun yang lalu. Bahwa Tahta Silla adalah haknya sebagai Putra pertama Silla, Tae Hyung menggengam lengan Tahta perlahan lalu mendudukan dirinya disana sambil mendengar semua orang menyorakkan namanya.
"Hidup Yang Mula Kim Tae Hyung!" sorakan itu terus menggema, orang-orang yang mendukungnya bredidri di belakang Tae Hyung. Lelaki itu kemudian menoleh mendapati Singgahsana Permaisuri yang masih kosong lalu membayangkan Min Gi duduk disampingnya sambil tersenyum menggengam tanganya membuat Tae Hyung menghela nafas sambil menutup matanya.
"Yang Mulia Choi Min Gi datang!" seorang prajurit berteriak membuat semua sorakan nama Tae Hyung berhenti. Begitupun mata lelaki itu terbuka menatap wanita pujaan hatinya yang berdiri di depan pintu istana dengan mata yang merah dan wajah yang begitu dingin rambutnya yang tergerai sebagian semakin menambah kecantikanya.
Min Gi melihat sekitarnya, mendapi Tae Hyung yang sudah duduk di Singgahsana, keadaan aula istana yang penuh dengan darah dan mayat serta raungan sandra yang berada di sudut istana dan jangan lupakan juga bunga yang berdarah-darah. Wanita itu kemudian menatap lurus kembali ke arah singgahsana disana Tae Hyung dan para pendukungnya berdiri. Tidak ada yang bisa menggambarkan bagaimana hancurnya Min Gi sekarang melihat Jung Soo berada di antara sandraan dengan keaddan setengah sadar. Tae Hyung yang sudah seperti raja iblis duduk di Singgahsana denga kumpulan mayat dan darah di sekitarnya.
Tae Hyung berdiri dari singgahsananya saat Min Gi mulai melangkahkan kakinya menuju arahnya.
"Datanglah padaku sayang..." katanya dengan tidak tau sopan santunya bahwa dia adalah ibu tiri iblis ini. Dengan wajah penuh kemenangan yang seolah menginjak-nginjak harga diri Min Gi di depan semua pengikutnya. Seolah ia adalah wanita yang gila harta dan kekuasaan, tidur dengan lelaki mana saja menjadi budak dari lelaki mana saja asalkan lelaki itu memiliki kekuasaan.
Semudah itu Min Gi di matanya? Apakah Min Gi adalah piala dari Singgahsana? Setiap lelaki yang menduduki singgah sana maka Min Gi akan duduk di pangkuan mereka begitu? Min Gi berdiri tepat di hadapan Tae Hyung menatap lelaki itu dengan wajah yang datar dingin namun matanya sudah berkaca-kaca.
"Lihat Min Gi-ya, apa yang kau khawatirkan?" Tangan Tae Hyung perlahan menyentuh wajah Min Gi dengan pelan dan lembut seolah Min Gi adalah berlian yang hanya ada satu di dunia dan memang benar bagi Tae Hyung. "Aku berhasil, aku berhasil mendapatkan Sillaku kembali dan mendapatkanmu..."
Tae Hyung menggengam wajah Min Gi dan tangan yang satu lagi memeluk Min Gi membuat wanita itu sangat dekat denganya. Sebuah ciuman hangat mendarat di bibir Min Gi membuat wanita itu tidak bisa menahan air matanya lagi. Mata Min Gi perlahan tertutup dengan beberapa tetes air mata yang jatuh, ciuman Tae Hyung yang sangat ia rindukan ciuman hangat yang tidak pernah bisa di tolak oleh tubuhnya. Tae Hyung melepasakan ciumannya lalu memeluk tubuh Min Gi.
Hatinya menghangat, seperti ia sudah mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya dan memeluk kemenangan itu. Sementara Min Gi tetap terdiam matanya kembali terbuka dan menatap kosong ke depan. Urat-urat lehernya terlihat perlahan-lahan seperti orang yang menahan sakit air matanya menetes kembali. Tae Hyung Menenggelamkan wajahnya di helaian rambut Min Gi membelai rambut wanita itu lalu menyadari tusuk sanggul kesayangan wanita itu yang selalu ia bawa tidak tertanam cantik di rambutnya.
"Min Gi-ya?" wanita itu tidak menjawab dan tetap tidak bergerak. Tae Hyung menyadari pinggangnya menyetuh sesuatu yang basah dan lengket lelaki itu menlihat tanganya sendiri lalu memalingkanya mendapati tanganya penuh dengan darah. Matanya membulat seketika melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Min Gi yang memucat.
"Apa yang kau lakukan?! Choi Min Gi jawab aku!" Tae Hyung berteriak kalut sementara Ahn Rin, Seok Jin dan Jimin menghampiri keduanya.
Tae Hyung tetap memeluk tubuh Min Gi dengan tangan kananya sementara Tangan kirinya menggenggam wajah Min Gi. "Jimin apa yang terjadi?!" geramnya marah pada jimin.
"Aku bersumpah aku membawanya dengan keadaan baik-baik saja Tae!" lalu Jimin menyadari sesuatu yang berbeda dari awal pertemuan Min Gi denganya. "Dia menyanggul rambutnya penuh tadi!"
Tae Hyung dengan cepat memeriksa tubuh Min Gi dan menemukan wanita itu menggengam sanggul Krisanya yang sudah berlumuran darah. Tangan Tae Hyng bergetar menggengam sanggul itu lalu membuangnya asal.
"Kau pikir dengan membunuh dirimu sendiri kau akan bebas?! Kau milikku Choi Min Gi! Kau bahkan tidak boleh mati tanpa izin ku!" Geram Tae Hyung begitu marah matanya menggelap namun mulai memerah dan berair.
Min gi membuka sediit mulutnya dan darah segar mengalir lancar dari mulutnya. "Aku sudah menepati janjiku melindungimu Yang Mulia..." kemudian menarik nafas dalam sebelum berbicara lagi "Aku juga sudah menaati sumpahku sebaagai Permaisuri Silla..."
"Tidak Kau bukan Permasiuri lagi sekarang Choi Min Gi kau dengar aku? Kau adalah tahanan sekarang kau tahanaku kau tidak boleh mengedipkan mata sedikit pun tanpa seijinku kau wanita sialan! Berani-beraninya ingin kabur dariku dengan cara seperti ini Choi Min Gi... CHOI MIN GI!!"
THE END
Yeaaahhh Utangku buat Jilid 1 Selesaaaiiiiii, Buat Season 2 nya di tunggu aja yah
![](https://img.wattpad.com/cover/132102518-288-k483201.jpg)
YOU ARE READING
SUN Flower
FanficDo You know why The Moon has a shadow? Because The Sun doesn't set in place Kau tau kenapa bulan memiliki bayangan? Karena matahari tidak bersinar pada tempatnya WARNING!!! KINKY AS ALWAYS -_- ff ini tadinya author post di Flying NC tapi pas mau lan...