The Phoenix Eyes (2)

160 14 1
                                    

"Kenapa kau selalu membuatku marah?" Tae Hyung kembali menghampirinya lalu menarik rahang Min Gi mendekat padanya. "Kau selalu saja membuat semuanya menjadi lebih sulit dan rumit. Apa sulitnya menyerah padaku? Bukankah kau sangat mencintaiku hem?" nada bicara Tae Hyung yang rendah dan datar begitu mengintimidasi. Tapi kemarahan Min Gi jauh lebih besar dari pada itu.

"Benar kah? Sejak kapan aku bilang aku mencintaimu?" kali ini dengan berani Min Gi menatap ke dalam mata Tae Hyung dengan semua kemarahanya.

"Bahkan orang buta dan bodoh sekalipun bisa melihatnya Choi Min Gi..." kata Tae Hyung sambil menyeringai...

"Aku mencintai Tae-tae kecilku, aku tidak pernah mencintai iblis sepertimu.."

"Kata seorang wanita yang baru saja memberi hadiah iblis ini sebuah jubah indah bersulam perak." Seringaian Tae Hyung semakin lebar.

"Walaupun aku membencinya, setidaknya aku harus berterima kasih karena kau sudah susah payah menyulamnya untukku Noona. Akan aku pastikan aku mengenakanya, dan akan aku pastikan kau melihat bagaimana kerennya aku saat menggunakan jubah buatanmu." Lelaki itu mendekatkan wajanya pada Min Gi membuat Min Gi berusaha melepaskan tangan besar Tae Hyung di rahangnya, namun tetntu saja tangan mungil yang lentik itu tidak sebanding dengan ukuran tangan Tae Hyung.

Lalu detik berikutnya Tae Hyung mencium Min Gi dengan paksa, gadis itu berusaha memelaingkan wajahnya. Tapi cengraman Tae Hyung begitu kuat, hingga beberapa saat sampai Min Gi hampir kehabisan nafasnya lelaki itu baru menghentikan lumatanya. Dan melepaskan wajah Min Gi dari cengkramanya.

"Terima kasih banyak atas hadiahnya Noona..."

"Kau iblis berengsek!" Min Gi langsung mendorong Tae Hyung menjauh darinya tapi lelaki itu sama sekali tidak terlihat keberatan atas umpatan Min Gi.

"Berapa kali kau mengumpatku seperti itu Noona? Bukankah sudah aku katakan, Jika neraka bisa memberiku keadilan aku tidak perduli lagi."

Min Gi langsung terkekeh remeh, kemarahanya menguasai semuanya. "Benar kau seorang iblis." Matanya mendingin seperti saat pertama kali berbicara pada Tae Hyung.

"Dan iblis tidak pernah dilahirkan untuk memiliki perasaan. Karena kau iblis, kau tidak tau bagaimana perasaan orang-orang yang telah berkorban untukmu, kau tidak akan tau perasaanku Tae Hyung. Yang kau tau hanya dirimu, ke egoisanmu dan dendamu. Saat kau datang padaku kau hanya membawa kemarahan dan rasa sakit, apa kau bahkan mengerti seberapa inginya aku mengenyahkanmu dari hadapanku?! Kau benar aku tidak akan menyerah, semakin cepat kau pergi semakin baik."

"Jadi kau ingin menyingkirkan ku? Jalang lemah yang hanya bisa berlindung di ketiak lelaki tua licik itu memang bisa apa?" Tae Hyung berjalan mundur tiga langkah. "Lihatlah dirimu Choi Min Gi, hanya demi melindungi seorang bocah ingusan kau rela menjadi jalang Jung Soo. Dan lebih menjijikan lagi kau telah tidur dengan anak tirimu sendiri, apa kau lupa kau yang memohon agar aku mau menyentuhmu? Kenapa? Kenapa sekarang kau sok suci di hadapanku Choi Min Gi? Tidak perlu khawatir, iblis ini bisa memberikan kepuasan lebih untukmu. Iblis ini juga bisa memberikan apa yang kau inginkan. "

Apakah seperti ini akhrinya? Saling melempar kata-kata kasar dan menyakiti satu sama lain? Apakah ini yang mereka sebut cinta? Jung Soo benar Tae Hyung tidak mencintainya sebesar Jung Soo mencintainya. Sekasar dan sedingin apa pun Min Gi pada Jung Soo, lelaki itu tetap lemah lembut padanya, sama sekali tidak pernah menyakiti apa lagi berbicara kasar padanya.

Min Gi membeku beberapa saat merasakan sakit di dadanya. Tanpa sadar air matanya menetes begitu saja. Seperti itukah ia di mata Tae Hyung. Seperti itukah selama ini lelaki itu memandangnya? Jalang yang tidur dengan anak tirinya sendiri? Jadi karena alasin itu Tae Hyung terus saja mempermainkanya, bertindak sesuka hatinya dan menyetuhnya tanpa memikirkan perasaanya.

SUN Flower Where stories live. Discover now