Bangun mas

14.3K 373 14
                                    

Author Pov

Lana terlihat gelisah menunggu ruangan di depannya terbuka, pasalnya suaminya sedang di tangani di ruang operasi.

Sudah hampir tiga jam, pintu tak terbuka yang menandakan bahwa operasi masih belum selesai.

"Ya Allah selamatkan suami hamba"
Lana terus berdoa dan gelisah di depan ruang operasi itu.

Sesekali Lana mengintip walaupun buram. Dia ingin memastikan bahwa suaminya masih baik-baik saja.

"Apa ini hukuman untukku karena belum memaafkan suamiku?"
Batin Lana berfikir.

"Apa aku harus meninggalkannya setelah ini? Aku tau aku istri yang keterlaluan karena sudah mengacuhkan suamiku yang sudah berjanji akan berubah. Tapi..."
Saat batin Lana bergejolak memikiran ini itu, tiba-tiba pintu ruangan operasi Zion terbuka.

Lana tanpa babibu langsung saja menghampiri dokter yang baru saja keluar.
"Bagaimana keadaan suami saya dok? Baik-baik saja kan?"
Tanya Lana beruntun.

"Maaf sebelumnya bu Lana, Ada kabar baik dan kabar buruk bu."

"Maksud dokter?"

"Ikut ke ruangan saya"
Perintah dokter yang operasi menangani Zion.

Saat sudah duduk berhadapan, dokter mulai menjelaskan.

"Jadi begini bu, kabar baiknya sebenarnya operasinya hampir saja gagal"
Ucap dokter yang membuat Lana mematung dan meremas tas yang dia pakai.

Lana menggeleng tak percaya.

"Tapi syukurlah, beberapa saat kemudian operasinya bisa berhasil dengan lancar Dan kabar buruknya, karena operasi ini berurusan sama organ yang penting bagi tubuh, kami memberi tahukan kalau dokter Zion kritis"

"Kritis dok? Kapan suami saya bisa bangun dok?"
Tanya Lana yang sudah tak bisa membendung air matanya.

"Kalau itu sendiri saya tidak tau, karena selama saya bekerja di sini kasus kritis tidak bisa di tebak bu"

"Boleh saya menjenguknya Dok?"
Tanya Lana dengan lemas.

"Boleh bu, tapi di mohon untuk berhati-hati. Soalnya banyak alat yang menempel untuk menunjang dokter Zion"
Ucap dokter tersebut yang langsung di Angguki oleh Lana.

"Kami akan memantau terus perkembangan dokter Zion"
Ucap dokter lagi, dan Lana langsung berpamitan dengan keadaan lemas.

Seluruh tubuh Lana seperti jeli, apalagi dia yang hamil besar menyebabkan mudah sekali untuk mengalami hal ini.

Dia berjalan menuju ruang suaminya.

Saat sudah sampai di depan ruangan itu, Lana merasa ragu untuk membuka.

Dia memutuskan untuk duduk kembali di depan ruangan suaminya.

"Ya Allah kuatkan hamba"
Doa Lana.

Dia sudah mengabari keluarganya dan juga keluarga Zion. Mereka akan datang sebentar lagi.

Lana memang lupa memberi tahu mereka karena fokusnya hanya kepada suaminya.

Setelah bergulat dengan hati dan pikirannya, akhirnya Lana membuka pintu ruangan suaminya.

Dia menutup mulutnya menahan tangis melihat keadaan suaminya yang sangan mengenaskan.

Alat yang menempel di dadanya, perban di kepalanya, alat di lehernya, infus dan juga alat bantu nafas.

Sungguh dia tak mengira keadaan suaminya yang seperti ini.

Lana menghampiri dengan dada yang terasa sesak.

Dia merasa bersalah karena Sebelum kecelakaan Lana menghindar dan mengacuhkan suaminya, padahal sudah berulang kali Zion meminta maaf.

Tukang Pijatku • 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang