Keluarga II

10K 229 7
                                    

Lana Pov

"hatchiii"

"bun, dingin banget"
Keluhnya menggigil di balik selimut.

Aku dan Zion sekarang berada di dalam kamar dan sekarang menunjuk pukul 5 pagi.

Aku reflek bangkit dan mengambil kaos kaki di laci.

"Kamu tadi udah minum obat?"
Tanyaku msambil memakaikan kaos kaki ke kakinya yang terasa sangat dingin.

Zion tadi pulang sekitar jam sepuluh malam, dan dia juga sudah beberapa hari memang terserang flu.

"huhuhuhuhu"
Zion menggigil dan merapatkan selimutnya sampai leher.

"aku buatin teh anget ya?"
Tawarku mengusap pipinya.

Zion hanya terus menggigil.

"pusing gak?"
tanyaku khawatir.

"mual bun, dingin"
Ucapnya menarik tanganku yang ada di pipinya lalu di masukkan selimut dan dia peluk.

Aku menegakkan badanku dan lebih mendekat.

Ku usap rambutnya sayang dengan tangan satunya.

"maaf ya, gak bisa rawat kamu. Sampai sakit kayak gini"
Ujarku mengecup keningnya.

Memang dia tak panas, tapi badannya terus menggigil kedinginan.

"hatchii"
Aku menekan pangkal hidungnya dan memencetnya pelan.

"bun"
Panggilnya lirih

"apa sayang?"

"hueeek. Hueekk. Hueeekkkk"
Zion terduduk dan memuntahkan isi perutnya ke lantai.

Zion ngos-ngosan. Aku memijat pundaknya dan memegang keningnya.

"muntahin lagi"
Ucapku memijat tengkuknya.

"hueeekkk. Hueekkkk"
"Byuurrr"
Zion kembali muntah.

"udah bun"
Ujarnya lemas dan menyingkirkan tanganku di tengkuknya yang sedang memijatnya.

Zion kembali berbaring dan aku mengusap bibirnya yang sedikit terkena muntahannya.

Matanya terlihat merah dan sayu.

"masuk angin kamu ini"
Ujarku sambil menyelimutinya

"tolong urutin bun"
Mintanya dengan memelas.

"aku bersihin muntahan kamu dulu ya"
Ujarku yang di balas anggukan.

Aku dengan secepat kilat membereskan lantai yang bau muntahan Zion yang menyengat.

Setelahnya saat aku akan meletakkan pel dan alat lain yang tadi ku gunakan untuk membersihkan muntahan, aku mendengar Ramdan menangis dari arah kamar.

Aku bergegas segera ke kamar, dan ku lihat memang Ramdan sudah bangun dan ingin menyusu seperti biasanya.

Aku menggendongnya dan teringat Zion yang sedang berada di kamar.

Aku berjalan ke kamar sambil menggendong Ramdan yang sudah diam.

Zion menatapku dan cemberut.

"aku mau di urutin. Kok bawa Ramdan? Dia nanti ketularan aku gimana?"
Ujarnya.

"iya bentar doang sayang, entar ku taruh di samping kamu. Kalau ketularan, kan ada kamu dokternya"
Ujarku tersenyum dan duduk di tepi ranjang.

"kamu rawat aku"
Ujarnya merajuk.

"iya bayii"
Ucapku terkekeh melihat wajahnya yang menggemaskan saat merajuk.

Aku meletakkan Ramdan di sampingnya dan ku beri mainan agar tidak rewel.

Tukang Pijatku • 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang