kebahagiaan?

9.6K 260 12
                                    

Lana POV

"maaf ya mas aku gk bisa rawat kamu sekarang"
Ucapku sambil memperhatikan Zion yang terbaring dengan selang infus di tangannya.

"Gak papa bun, kamu juga lagi sakit kan?"

Ucapnya lemah.

"masih mual?"
Tanyaku tak menggubris pertanyaanya.

Ya. Zion baru saja muntah kembali, dan ternyata dia terserang typus

Karena terlalu lelah dan juga tahan tubuhnya yang tak terjaga,
Dia sekarang harus terbaring saat aku juga terbaring di sebelahnya.

"Masih pening aja, perutku gak enak"
Keluhnya manja.

Sedangkan aku hanya bisa menatapnya tanpa mampu berbuat apapun.

Aku berusaha turun dari baringanku.

"eh, jangan jalan-jalan dulu. Kamu habis lahiran"
Cegahnya ikut bangkit tapi masih di atas ranjang.

Aku menarik kursi dan duduk di samping ranjangnya.

Aku mendorong bahunya lembut untuk membaringkannya.

"gimana aku bisa biarin suami aku sakit tanpa aku ngelakuin apapun? Aku di sini. Aku gakpapa, lagian aku duduk kok"
Ucapku mengusap rambutnya yang terlihat berantakan.

Aku memegang lehernya yang terasa panas, wajah Zion pucat pasi bibirnya pun putih.

Aku turunkan tanganku, dan ku usap perutnya untuk meredakan mual yang sedang sering melandanya.

Dia memang tak mengeluh, tapi aku tau dari tadi dia mual dan nyengir melihatku.

Zion meraih tanganku dan menggenggamnya yang berada di atas perutnya

"Aku udah seneng kamu gak papa, dan tambah seneng kamu lahiran dengan selamat dan anak kita yang sehat"
Ucapnya mengecup tanganku.

Aku tersenyum membalasnya.

.***

Nama dari anak laki-lakiku yaitu Ramdan Zilan

Dia dari tadi tak mau lepas dariku, apalagi saat di gendong Zion dia juga menangis.

Muka Zion dari tadi murung dan aku tau dia khawatir anaknya tak menerimanya lagi.

Aku sendiri sudah menjelaskan, mungkin memang Ramdan butuh ASI, karena Ramdan memang tak mau melepaskan putingku dari dia turun dari mobil.

Aku sudah pulang dari rumah sakit, sebenarnya dua hari lalu sudah di perbolehkan pulang. Hanya saja, Zion membutuhkan istirahat total dan membuatku harus menunda kepulanganku.

"sini mas duduk samping aku"
Ucapku.

Sedangkan Zea sudah berada di samping kiriku sambil mencolek pipi adiknya.

"Bun adeknya kok tutup mata telus?"
Tanya Zea polos.

"iya, masih belum bisa liat kak Zea. Adeknya masih suka tidur"
Jawabku selogis mungkin.

"adek udah makan belum?"
Tanya zea lagi.

"Mas sini dong, ngapain sih di pintu gitu?"
Ujarku tak menjawab pertanyaan Zea.

"tadi kamu tanya adek gak makan? Adek masih minum ASI aja, kan belum punya gigi dan masih kecil"

"Pa liat adeknya senyum. Hai dek ini kaka, kaka bakal jaga kamu kalau ada yang jahat. Tuh senyum lagii"
Zea girang menuding Ramdan yang tersenyum.

"tarik papa kamu, dari tadi berdiri di pintu terus"
Ucapku menyuruh Zea menarik papa.

"loh papa gak suka sama adek ya? Kok gak mau deket adek? Belalti papa jahat"
Ucap Zea spontan yang membuat badan Zion menegang.

Tukang Pijatku • 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang