Sssttt

18.2K 328 12
                                    

Tau gak sih pengaruh komentar kalian itu amat sangat gw butuhin?

Yg komen next gitu aja kadang bikin seneng, tapi jangan maksa juga! Di paksa tuh gak enak! Pengen gw hapus tapi gw sendiri sayang bet sama ini cerita

Andaikan gw hapus kalian gimana? Mau?

Thanks buat @reskiprtm udah komen banyak ngehibur bet wkwk

Happy reading guys

Lana POV

Mama tetap menggerutu di sampingku.

"Kamu sering di marahin sama Zion?"
Tanya mama ke arahku.

"Hmm. Gak kok ma"

Bagaimanapun, masalah rumah tangga tak perlu orang lain tau. Itu adalah prinsipku

Maka dari itu aku berusaha untuk menghindar dari topik ini.

Aku menatap mama meyakinkan.

"Beneran?"
Tanya mama yang ku balas anggukan.

"Yaudah ya ma, aku nidurin Zea dulu."
Pamitku untuk menghindar.

Aku membawa hpku dan tak henti Zion berusaha menghubungiku kembali

**

Subuh menjelang, aku terbangun dan kaget saat ada tangan kekar memeluk perutku dari belakang.

Aku membalikkan badan dan memicingkan mataku yang masih buram efek baru bangun tidur.

Ku lihat Zionlah yang memelukku. Aku menoleh jam dinding dan melepas pelukan Zion.

"Mas, bangun subuhan dulu"
Ujarku mengusap tengkuknya. Zion langsung bergidik kaget. Dan terbangun

"Bangun, subuhan"
Ucapku lagi dan beranjak tanpa menghiraukannya lagi.

Aku ke kamar mandi dan mengambil air wudhu.

Selesai sholat sendiri, ku lihat Zion masih bergelung di bawah selimut.

Aku berdecak dan menghampirinya lagi.

"Bangun! Dosa kamu tuh banyak! Jangan nambahin dosa!"
Ujarku menarik selimutnya kasar dan menarik tangannya kuat.

"Aku baru pulang jam dua tadi"
Adunya ke arahku.

"Peduli? Nggak!" Ujarku kesal.

Zion beranjak dengan membanting pintu kamar mandi.

Aku mengusap dadaku dan beristighfar.

Pintu terbuka dan menampikan wajah mertuaku.

"Kenapa pagi-pagi udah ribut?"
Tanya mama ke arahku. Ini yang tak ku suka saat berkumpul dengan orang tuaku maupun orang tua Zion.

Mereka secara tidak sadar pasti akan ikut campur urusan rumah tangganya terlalu dalam.

"Gak papa ma, biasa mas Zion lagi badmood"
Jawabku sambil tersenyum.

"Baru pulang jam dua dia"
Ucap mama

"Iya, tadi dia bilang"
Jawabku.

"Yaudah, mama ke dapur dulu"
Pamit beliau ke arahku.

Aku menjawab dengan anggukan.

Zion muncul dengan wajah yang tak enak di lihat.

Aku tak peduli, masih mending aku mengingatkannya. Dari pada aku mendiamkannya? bagaimanapun ucapannya waktu kemarin tentang mengasuh anak masih membekas di hatiku.

Aku beranjak keluar dan membuatkan teh hangat untuknya. Sekesal-kesalnya aku, aku tak ingin melalaikan tugasku.

Aku kembali ke kamar setelah mengobrol sedikit dengan mama di dapur.

Tukang Pijatku • 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang