Awal baru

14.5K 368 8
                                    

Thanks yang kemarin udah komen. Saya senang lumayan lah yah 5 org an yg komen dan menanggapi isi cerita.

Bikin semangat lanjut tapi gw masih tahan soalnya nunggu keputusan juga cerita ini harus gimana. Jujur bikin cerita ini harus benar2 dalam keadaan tenang, beda sama bikin cerita masa sekolah ataupun tukang pijatku yang pertama.

Jadi jangan lupa komen lagi yakk and vote yang banyak biar gw semangat wkwk

Lana Pov

"Apa kamu mau maafin aku? Kita mulai dari awal. Aku mau kita kayak dulu lagi"
Ucap Zion menggenggam tanganku dengan memohon.

Ku pejamkan mataku.

Semoga pilihanku gak salah, semoga ini menuju kebahagianku. Walaupun dengan berat hati.

"Aku tetap pada keputusanku mas"
Jawabku lirih

"Maksudnya?"
Tanyanya dengan wajah bingung campur takut.

"Aku gak bisa"
Jawabku yang membuatnya menegang.

"Nggak! Kamu bohongkan?"
Tanyanya memastikan

Aku terdiam cukup lama.

"Aku mau kita cerai setelah anak ini lahir"
Ucapku tak bisa menyembunyikan air mataku yang semakin deras.

Zion terdiam cukup lama.

Aku kaget saat dia memukul setir mobilnya hingga punggung tangannya memar.

"MAS!"
Teriakku reflek.

"Maaf..maaf"
Gumamnya berkali-kali tanpa menatapku.

Dia menelengkupkan wajahnya di atas setir.

Aku terdiam memikirkan semuanya.

Apa keputusanku benar?

Ku lihat bahunya bergetar.

Apa Zion menangis lagi?

Tapi aku tak bisa memafkannya begitu saja! Ingatanku jatuh saat dia memakiku, saat dia menyesal menikahiku dan paling menyakitkan saat dia tak mengakui anak yang ku kandung.

Ya! Keputusanku bulat setelah anakku lahir aku akan meminta cerai dengannya sesuai kemauannya.

Aku juga masih tak bisa memaafkannya saat perlakuannya ke orang tuaku di rumah sakit

"Aku tanya, kamu masih ragu anak yang ku kandung mas?"
Tanyaku

Zion mendongak menatapku.

Dia terdiam.

"Kamu aja masih ragu! Kenapa aku harus hidup sama orang yang gak bisa percaya sama aku? Percuma!"
Ucapku menatapnya dengan kecawa.

"Aku bukannya ragu tapi.."

"Tapi apa?"
Potongku.

"TAPI AKU TAKUT!"
Teriaknya frustasi

"Apa yang kamu takutin? Takut dia bukan anak kamu? Sudah kub.."

"Aku takut kalau dia anak aku! aku udah terlanjur nyakitin kamu dan dia! Aku gak bisa maafin diri aku! Aku gak ragu dia anak aku! Nggak! Justru aku menyesal telah ngomong gitu"

"Labil banget sih jadi orang! Kemarin gak mau ngakuin, tapi.."

"Udah kubilang aku gak ragu! Malam itu aku bilang aku percaya berarti aku percaya!"
Ucapnya memotong perkataanku lagi.

"Tapi tadi apa? Bahkan kamu aja percaya foto itu foto aku dan nyangkal anak yang ku kandung kan? Mau kamu apa sih?"
Ucapku bingung

"Aku sendiri bingung"
Ucapnya frustasi yang entah mengapa membuatku gemas.

Tukang Pijatku • 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang