Edisi Sama.

9.5K 214 12
                                    

Lana POV

"bundaaa.."
Teriak seseorang dari arah kamar.

Aku segera menyelesaikan mencuci baju.

"iya bentar.. Aku di bawah"
Ujarku memabalas berteriak.

"Bundaaa..."
Teriaknya lagi lebih keras.

"astaga iyaa bentar mas."
Jawabku mencuci tangan dan melangkah menuju kamar.

Saat sudah di depan kamar, ku lihat Zion bersandar di kepala ranjang sambil memejamkan matanya.

"ada apa?"
Tanyaku mendekat dan duduk di tepi ranjang sebelahnya.

"kamu kok gk nemenin aku sih?"
Protesnya.

Aku hanya tersenyum lembut dan menariknya ke dalam pelukanku.

"kamu kan tidur mas, aku gk mau ganggu kamu. Lagian aku di bawah cuci baju gk kemana-mana"
Jawabku mengusap rambutnya.

Emang betul kata orang-orang yang sering kudengar.
Suami sakit flu itu tingkahnya ngalah-ngalahin bayi.

Istilahnya menjadi Big Baby secara mendadak. Memang sih Zion itu laki-laki mandiri, walaupun terkadang sering berulah manja, tapi tak separah kalau dia sakit seperti sekarang.

Ngelakuin apapun menurut dia salah, kecuali menemani dia.

"kan aku udah bilang, jangan kemana-mana"
Ujarnya dengan merajuk.

"mumpun Ramdan di bawa neneknya mas, kamu tidur jadi aku cuci baju sekalian biar gak makin numpuk. Kamu mau makan?"

Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"gak mau, pusing banget kepalaku"
Ujarnya mengeluh

"aku suapin ya? Mau makan apa?"
Tanyaku tak peduli dan tetap menawarkan makanan.

"GAK MAU! AKU BILANG GAK YA GAK!"
ujarnya berteriak dan melepaskan pelukanku.

Aku hanya bisa pasrah dan mengusap punggungnya yang tidur memunggungiku.

"kamu tuh sakit, nurut kenapa sih? Itu juga buat kamu bukan buat aku"
Ujarku mendekat dan kuletakkan daguku di lengannya dan ku cium.

"Gak mau, ntar aku muntah. Gak enak jadi tambah lemes ntar"
Ujarnya berbalik badan menghadapku.

"kamu dokter bukan sih?"
Tanyaku heran
"orang sakit kalau gk mau makan tambah sakit. Makan ya? Biar keisi perutnya"
Ujarku mendekapnya.

Mukanya yang pucat pasi membuatku tak tega mengeraskan suara.

Padahal rasanya ingin marah menariknya ke meja makan karena sedari kemarin dia belum pulih karena tak ada sesuap makanan masuk ke perutnya.

Ramdan ku titipkan sementara ke mama.

"kamu minta makan apa deh biar ku masakin"
Ujarku menepuk punggung lebarnya.

Zion tak menjawab.

Aku yang gemaspun menurunkan pandanganku ke arahnya yang berada tepat di depan dadaku.

Ku lihat Zion memejamkan matanya.

"dari tadi aku ngomong di tinggal tidur? Hei mas, bangun makan dulu"
Ujarku menepuk pipinya pelan.

"gak mauuuu bunda!"
Ujarnya manja dan menutup mukanya dengan selimut.

Dia terlihat menggemaskan sekaligus menyebalkan.

"gak mau tau ya, ntar jam empat aku suapin makanan biar gak tambah sakit"
Ujarku ikut masuk ke dalam selimut.

"pokoknya aku gak mual aja aku mau, kalau sekarang kepalaku pening. Pijitin dong"
Ujarnya membuka selimut dari wajahnya dan memintaku dengan mata sendunya.

Tukang Pijatku • 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang