A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
"Kita tidak bisa berlama-lama disini, kita harus menuju keluar, Ki." ungkap Putra yang memotong ceritanya di tengah, menyadari sesuatu yang besar akan segera datang.
"Kenapa?"
"Area ini sebentar lagi akan di lewati oleh sebuah horde besar yang terlalu banyak jumlahnya untuk dihentikan oleh kita. Satu-satunya pilihan kita adalah menaiki sebuah tempat yang cukup tinggi sembari menunggu semuanya melewati kita."
"Ayo." tidak bisa terlalu lama menjelaskan, Putra membuka pintu terlebih dahulu dengan membawa sebuah senapan otomatis berperedam serta beberapa magazin yang berasal dari bagian tengah mobil.
Sementara Kiki, ia lebih memilih untuk menggunakan senjata miliknya dengan mengambil melalui penyimpanan dimensi, merupakan sebuah pistol bertipekan glock 20 hitam berperedam karena ia mengikuti sesuai saran Putra dimana tentu saja ia tidak ingin memancing perhatian para zombie yang telah bermutasi.
"Cara itu tidak bisa digunakan disini, sepertinya mereka menjadi kebal karena terlalu sering bermutasi." telah mencoba untuk mengeluarkan pancaran frekuensi yang dapat memecahkan kepala zombie pada umumnya.
Menarik dua kesimpulan dari apa yang telah amati, bisa saja antara seperti alasan yang barusan dan sisanya merupakan terdapat sesuatu yang menghalangi telinga mereka sehingga pancaran frekuensi tidak bisa menembus menuju ke dalam otak.
Putra dan Kiki sedang berada di sekitar area gedung kaca yang bertingkat tinggi. Meskipun kiamat zombie telah melanda cukup lama, kebanyakan gedung yang tersisa masih dapat berdiri kokoh karena tidak ada yang akan membuat semua bangunan tersebut menjadi rusak kecuali berkarat atau memang telah terjadi sesuatu seperti ledakan.
"Waktu yang kami miliki tinggal tiga puluh menit sebelum hari menuju gelap." pikir Putra dalam hati sembari mencocokkan berapa menit yang mereka miliki.
Tanpa harus saling bertanya pun, mereka berdua sudah tahu jika sekarang bukan saat yang tepat meskipun situasi memaksa mereka untuk melakukan teleportasi. Parameter situasi yang belum terlalu jelas ditambah lagi Kiki tidak tahu makhluk macam apa yang akan ia temui ketika sampai menuju tempat tujuan, membuat mereka berdua harus menaruh kewaspadaan pada tingkat maksimum.
"Cukup sekali melihatnya saja, aku sudah bisa langsung tahu jika mereka semua ini berbahaya. Rasanya aku seperti berada di sekitar makhluk jauh berada di atas level runner dan mustahil jika yang menghadapinya merupakan manusia biasa tanpa membawa perlengkapan apa-apa." merasa sudah lama tidak merasakan sensasi berada di situasi antara hidup dan mati, bahkan ketika membawa teknologi dari masa depan pun, Kiki sudah jarang merasakan hal seperti ini.
Menatap Putra dan saling memberikan kode untuk mengganggukkan kepala, mereka berdua langsung bergerak dan kiki mengikuti dari arah belakang karena Putra yang mengetahui tempatnya. Penggunaan peredam bukanlah tanpa sebab karena tujuan mereka bukanlah untuk memancing perhatian yang tidak diperlukan.
"Bahkan setelah menggunakan peredam, indera pendengaran mereka masih menjadi sangat sensitif terhadap lingkungan sekitar? ini berbahaya." menambah sebuah pistol lainnya agar ia menggunakan dua pistol secara sekaligus.
Bergerak dengan cara berlari sekaligus dikejar oleh para zombie dan waktu. Dua orang profesional berpengalaman yang terlalu sering menghadapi para zombie mengefektifkan tujuan tembakan yang mereka lesatkan menuju kepala target karena mereka juga harus ikut memikirkan berapa peluru yang tersedia di dalam magazin.
"Mereka jauh lebih cepat dan agresif!" merasakan sebuah perbedaan besar ketika menghadapi para zombie yang berasal dari dunia ini dan dari dunia Kiki yang sebelumnya.