"Mahakarya hari ini! luar biasa!" komentar Intan ketika melihat apa yang baru saja Zafran lakukan. Dalam 3 detik, seluruh bagian tubuh makhluk peringkat SSS Berakhir terpotong-potong hingga bagian terkecil. Tentu saja, bagian terpenting yang tidak Zafran lupakan adalah membunuh makhluk tersebut terlebih dahulu.
Pisau biasa memang tidak bisa memotong bagian anggota makhluk tersebut dengan mudah karena terlalu keras, namun Zafran mengiris setiap bagian tersebut ribuan kali dengan kecepatan tinggi hingga hal yang mustahil menjadi riil.
"Hah hah hah.."
***
Mereka bertiga masih belum pergi dari ruangan itu, untuk pertama kalinya semenjak berpindah tempat menuju dimensi tersebut, Zafran, Putra, dan Kiki akhirnya bisa bernapas lega sedikit lebih lama, terutama karena barriernya masih aktif dan tidak akan dinonaktifkan kecuali Kiki menginginkannya. Apa yang akan terjadi berikutnya seandainya tidak ada barrier sama sekali adalah ruangan tersebut akan diterobos berbagai macam makhluk yang memiliki tingkat bahaya kurang lebih seperti yang pernah mereka hadapi sebelumnya.
"Jadi, sebenarnya kalian siapa?" memandangi dua pria kekar yang berada di hadapan Zafran dengan tatapan sama-sama heran.
"Itu pertanyaan yang ingin kami ajukan sebenarnya.." pungkas Kiki yang telah mengamati Zafran sedari awal.
Dimulai dari bagaimana Zafran muncul di tengah jalanan begitu saja dan caranya mengambil keputusan ketika melawan para zombie yang berada di sekitar, terutama mereka yang bukan merupakan tipe zombie pada umumnya, orang biasa tidak akan bertindak secepat itu ketika menghadapi situasi ekstrim secara langsung. Kiki dapat melihat Zafran merupakan seorang survivor yang memiliki pengalaman terasah yang tentunya tidak akan bisa didapatkan jika tidak pernah melawan zombie.
Pertanyaan liar yang terlintas di kepala miliknya ketika memikirkan hal tersebut adalah apakah masih ada zombie di tempat yang lain? dalam arti dimensi yang berbeda dengan tempat mereka berdua berasal.
"Aku ingin memastikan dulu, namamu Zafran bukan?" akhirnya Putra ikut angkat bicara dalam obrolan mereka bertiga yang dibalas dengan anggukan kepala.
"Apa tempatmu berasal sebelumnya bernama planet bumi?"
"Uhm."
"Aku tau sebenarnya ini bukan bumi yang sama, tapi kisah hidupku terlalu rumit untuk diceritakan. Bahkan aku baru saja terbangun akhir-akhiri ini."
"Terbangun?"
"Apa maksudnya?"
"Tunggu dulu. Bagaimana lebih tepatnya caramu menuju dimensi ini?"
"Perpindahan dimensi."
"Apa kau mengundangnya secara sengaja sama sepertiku?" ungkap Kiki yang menoleh menuju ke arah Putra.
"Tidak, rencana awalnya bukan seperti itu."
"Zafran yang lain mengirimku menuju ke tempat ini."
"Zafran yang lain?"
"Tapi sepertinya dia (Zafran dimensi lain) bukan berasal dari dimensi ini, situasi terlalu mendesak terakhir kali sebelum aku pergi."
Putra mencoba menduga-duga ketika menerima informasi dari Zafran. Pengetahuan mengenai perpindahan dimensi merupakan informasi yang bukan sembarang bisa didapatkan oleh semua orang untuk menghindari terjadinya kekacauan garis alur waktu yang sedang berjalan. Orang yang berasal dari dimensi A tidak akan mengetahui apa yang berada pada dimensi B jika tidak pernah mengunjungi dimensi tersebut.
Dalam kasus ini, Putra sempat melakukan riset untuk sebelum menjalankan rencana yang telah disusun sehingga ia tidak sembarang dalam bertindak. Jika Zafran memang begitu terdesak dan tidak sempat mencari informasi mengenai dimensi yang akan didatangi, ia tidak akan pernah mengunjungi dimensi yang sama jika mengetahui apa yang akan menanti sesaat setelah sampai.
"Masing-masing diantara kita bahkan bukan berasal dari dimensi yang sama, apa ditempatmu ada wabah zombie juga?"
"Tidak, lebih tepatnya belum. Mungkin permasalahannya ada pada waktu saja hingga hari itu akan benar-benar datang. Dua dimensi mengalami masalah yang sama, takdir memang tidak bisa dihindari, dimanapun juga."