A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
Mendeteksi kehadiran sekitar tiga puluh makhluk yang posisinya cukup terlalu dekat dengan dirinya, masing-masing slot magazin memiliki jumlah maksimum dua puluh butir peluru dan Kiki telah menggunakan sepuluh butir peluru yang terbagi menjadi dua pistol sehingga tersisa lima belas butir lagi untuk digunakan sebelum berganti menuju magazin yang lain.
Kiki tidak menggunakan teknologi apa-apa untuk membantu dirinya, semua yang ia lakukan kali ini murni merupakan rangkaian teknik yang telah ia sempurnakan selama bertahun-tahun. Pengalaman, ketajaman insting, serta penguatan semua indera yang berada di dalam tubuh.
Terlalu sering berada di situasi yang membahayakan nyawanya sendiri membuat ketiga hal tersebut menjadi semakin terasah sehingga ia bisa menembak tanpa harus melihat dimana targetnya sedang berada, mengandalkan telinga dan indera penciuman yang sering terlupakan untuk dimanfaatkan.
"Dia baru saja melakukan perpindahan dimensi?" bola mata Putra baru saja menangkap sebuah kilat-kilat hitam yang ikut muncul bersama orang asing secara mendadak.
"Uhuk-uhuk." sedikit kehilangan keseimbangan setelah melakukannya untuk pertama kali. Apa yang baru saja ia lakukan bukan sekedar teleportasi karena ia melakukan perjalanan antar lintas dimensi dimana ia tidak bisa ditemukan oleh orang-orang yang berasal dari dimensi asalnya.
(Suara tembakan)
"Ada manusia yang masih hidup Tra, kita harus bantu dia sebelum tergigit." teriak Kiki yang masih sibuk menembaki beberapa zombie yang berada di sekitarnya menggunakan AK47 semi otomatis, merubah senjata yang ia pakai karena senjata tersebut lebih tepat untuk digunakan pada situasi seperti sekarang ini
"Aku akan melindungimu, lakukan secepatnya." sedang dalam posisi terjepit karena ada banyak mayat berjalan di sekitar mereka.
"Oke, aku mengandalkanmu."
Melihat Zafran yang terlalu lemas bergerak dan pandangannya sedikit mengabur karena efek samping dari perjalanan barusan, Kiki segera berlari dengan cepat untuk mendekati Zafran sekaligus menghabisi siapapun yang mendekat karena posisinya sangat dekat sekali dengan para zombie yang berada di sekitar.
"Ugh, kepalaku sedikit pusing.."
"Aku kembali lagi menuju ke neraka ini?" rasanya ia masih bermimpi sewaktu koma dimana harus menghadapi makhluk-makhluk sialan yang tidak ada habisnya.
"Biar aku yang ambil alih sebentar."
Mengambil alih kontrol daripada tubuh Zafran, Intan akhirnya kembali memperlihatkan diri setelah sekian lama tidak muncul. Sebagai pengetahuan, dia bukanlah kepribadian ke seratus seperti yang sempat disebut-sebut sebelumnya. Salah satu kelebihan dari berpindah kepribadian adalah kepribadian tertentu tidak akan merasakan apapapun yang dirasakan pengguna tubuh sebelumnya karena mereka memiliki rasa sakit tersendiri yang harus ditanggung.
"Ga bisa dibiarkan." melihat ada makhluk yang posisinya terlalu dekat, Intan segera menendang salah satu kaki pria tersebut dari bawah dengan keras hingga membuatnya terjatuh menuju ke atas tanah diikuti dengan mengeluarkan sebuah bilah pisau yang telah Zafran simpan semenjak awal.
"Terlalu banyak makhluk disini." bukannya takut, Intan malah menyeringai tanpa disadari. Menjilat sisi bagian pisau seakan-akan benda tersebut merupakan makanan, dalam hitungan detik beberapa kepala zombie yang masih terpasang dengan tubuhnya telah terpisah begitu saja karena Intan menebasnya dengan sayatan yang sangat halus dan begitu tipis namun efeknya sangat mematikan.
Sebelum memberikan kendali kepada Zafran, Intan dengan cepat menghabisi makhluk yang mencoba mendekat dengan menembak menggunakan pistol yang ia miliki. Letusan beberapa tembakan yang melayang di udara dan berhasil menembus masing-masing kepala tanpa harus merasa kesulitan sedikit pun layaknya seorang profesionall spesialis headshot.
"Bro, kau tidak apa-apa?" tanya Kiki yang melihat Zafran untuk sesaat terlihat sangat badass sekali lalu dalam sekejap kembali menjadi terlihat linglung.
"Ini dimana?"