Flashback:
"Stop!" perintah seseorang yang berjarak beberapa langkah di belakang Kiki yang telah mendapatkan buku yang telah ia incar kali ini.
"Iya kamu, yang sedang pakai teknologi tidak terlihat!" ulangnya sekali lagi, semakin mempertegas nada bicaranya.
"Tidak mungkin, suara ini kan.." terpaksa berbalik menuju ke arah belakang dan melihat seorang Putra sedang menodongkan sebuah pistol kepada dirinya kali ini, namun ada yang terlihat sedikit berbeda dari penampilannya.
Padahal beberapa saat yang lalu Kiki telah memastikan jika Putra sudah kembali menuju ke kamar bersama Sara dan tidak akan keluar untuk beberapa saat dan disinilah mereka berdua, di sebuah lorong yang pencahayaannya tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu lebar.
"Udah ga perlu bersembunyi lagi."
"Buku itu, kembalikan menuju tempat yang seharusnya." seakan-akan ia memang dapat mengetahui jika Kiki sedang bersembunyi menggunakan peralatan canggih.
"Bagaimana kau bisa menyadari keberadaanku? datang dari masa depan juga?" melontarkan pertanyaan sembari menonaktifkan mode tak terlihat.
"Bukan."
"Bukan?"
"Aku berasal dari dunia pararel, singkatnya, dunia lain."
"Dunia pararel? teknologi kami belum sampai sejauh itu." membalikkan badan dan menatap Putra yang telah menjadi lebih tua sepuluh tahun, usia yang hampir sepantaran dengan dirinya.
"Kamu pasti memiliki pertanyaan untuk diajukan, Ki. Nanti ada waktunya, tapi untuk sekarang peranmu di masa ini sudah selesai. Aku memerlukan bantuanmu, ini penting!' mendekati Kiki, lalu dengan segera menteleport buku catatan hitam milik Putra yang sempat Kiki simpan untuk sementara waktu.
Tidak ingin menunggu lebih lama, Putra mengenggam lengan Kiki dan dalam kedipan berikutnya mereka berdua langsung lenyap meninggalkan kilatan hitam yang muncul sesaat sebelum menghilang dalam hitungan detik tanpa meningggalkan jejak apapun.
***
"Ugh, dimana ini?" terkejut karena mereka berdua tiba-tiba sudah berada di dalam mobil. Pengalaman melakukan perjalanan waktu membuat Kiki tidak lagi harus muntah untuk yang kedua kalinya karena fisiknya sudah terbiasa dengan hal ini.
"Bumi, alternatif 707."
"Tunggu, maksudmu kita baru saja melakukan perpindahan dimensi???" sangat terkejut karena Kiki mengira jika mereka berdua baru saja di teleportasi menuju sebuah tempat yang lain bukannya perjalanan pararel karena semuanya terlalu cepat.
"Iya, maaf aku terlihat egois, tetapi aku tidak bisa sembarang mengajak orang untuk menuju ke tempat ini. Biar aku jelaskan alasannya."
Enam tahun setelah kiamat zombie berlangsung, semua manusia yang masih tersisa memutuskan mengungsi menuju ke Planet Mars untuk menghindari teror dan tragedi dari makhluk pengigit dan pengincar daging yang tak berujung. Sembilan puluh sembilan persen dari kehidupan manusia yang berada di bumi telah lenyap karena sejumlah tersebut telah berubah menjadi zombie pada tahun yang ke sepuluh.
Tidak semua orang mengungsi menuju ke Mars, karena masih ada yang memutuskan untuk bertahan di Bumi. Pemikiran mengenai untuk menunggu agar semua zombie tewas karena kelaparan terbukti tidak biasa diandalkan karena para zombie yang sedang dalam situasi sangat kelaparan juga semakin bermutasi dengan sangat cepat di saat yang sama untuk beradaptasi.
Semua zombie yang berjalan di atas muka bumi, kecuali mereka yang telah berubah, terlalu berbahaya jika hanya mengandalkan senjata fisik karena mereka dapat membunuh seseorang dalam hitungan detik. Dari segi ketangguhan, kecepatan, serta kekuatan sangat sulit untuk diimbangi karena manusia memiliki tenaga yang terbatas dan tidak semua orang memiliki fisik yang kuat karena sulitnya untuk memakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai karbohidrat.