A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
Dentuman demi dentuman terdengar menyeruak menuju ke segala arah. Kesunyian yang sempat bertahan selama beberapa tahun seketika lenyap ketika mereka bertiga hadir. Berkat pengalihan buatan yang diprakarsai oleh Kiki, mereka bertiga memiliki waktu tambahan untuk menyelinap pergi kabur dari makhluk-makhluk yang berusaha mengejar dari arah belakang.
"Bagaimana bisa semua benda itu muncul secara tiba-tiba? padahal sebelumnya sama sekali tidak ada tanda-tanda mengenai kehadiran mereka.." batin Zafran yang agak kebingungan dengan bagaimana cara Kiki melakukan serta mengendalikan semua benda tersebut secara bersamaan.
"Cepat Ki! sebentar lagi benda itu tidak bisa digunakan!"
"Benda apa?"
Putra tidak memilih gedung secara asal, di dalam gedung yang menjadi tempat tujuan mereka, terdapat sebuah mesin buatan yang dapat digunakan untuk membuka sebuah portal yang menghubungkan planet Bumi dan Mars. Syarat utama untuk mengaktifkan benda tersebut adalah mesin itu dapat digunakan selama matahari masih terbit dan tidak bisa digunakan ketika tenggelam karena menyerap radiasi yang dipancarkan oleh sinar matahari.
Sementara Kiki membantu Zafran, Putra bergerak terlebih dahulu untuk membuka jalan. Dia tidak memiliki terlalu banyak peralatan secanggih Kiki karena misi miliknya kali ini adalah menjemput Kiki untuk dibawa menuju ke Mars.
Penjemputan tidak bisa dilakukan dari Mars karena semisal Putra berpindah dimensi dari tempat tersebut, maka ia akan sampai menuju ke dimensi Kiki yang dimana Mars masih kosong dengan peradaban apapun dan sangat sulit untuk menjangkau bumi tanpa peralatan yang cukup. Hukum perpindahan dimensi ini tidak dapat ditentang karena sudah merupakan bagian dari peraturan yang ada semenjak semeta tercipta.
"Sisa waktu kami tinggal sepuluh menit lagi dan sebelum itu kami sudah harus sampai menuju ke lantai tiga, tempat dimana alat tersebut berada."
"Aku harus mengaktifkan benda tersebut terlebih dahulu!" menatap ada lima makhluk yang muncul secara tiba-tiba di hadapannya dengan air liur yang keluar dari masing-masing mulut mereka.
Putra langsung merogoh sepatunya dalam keadaan berlari sembari menembaki menuju ke arah mereka menggunakan pistol. Menghadapi mereka yang telah bermutasi berbeda dengan para zombie ketika pertama kali muncul karena mereka telah mengetahui berbagai cara untuk bertahan hidup, termasuk melindungi kepala mereka apapun yang telah terjadi.
"Sudah kuduga mereka pasti masih bisa menghindar." memiliki lima makhluk sebagai target, kecepatan peluru yang bahkan tidak bisa diikuti oleh pandangan mata masih bisa dihindari oleh para zombie meskipun sebenarnya tembakan Putra sudah headshot jika mereka tidak mengelak.
Mengeluarkan benda yang berada di dalam genggaman tangan sebelah kiri, Putra langsung melemparkan lima pisau operasi yang sangat tipis menuju ke arah mereka diikuti dengan tembakan demi tembakan kosong yang ikut melesat diantara udara.
Tingkat keseriusan fokus serta ketajaman fokus Putra berada pada level maksimum kali ini. Makhluk-makhluk yang melihat Putra sekedar menembak ke arah kosong semakin mendekat menuju ke arah dirinya, padahal yang sedang dalam keadaan terpojok bukanlah dirinya, melainkan mereka.
Tembakan demi tembakan kosong bukanlah sebuah aksi untuk membuang-buang peluru belaka. Ketika Putra menembaki menuju ke arah mereka, kebiasaan menghindar yang sering mereka gunakan adalah menghalangi menggunakan kedua tangan agar kepala tidak hancur akibat tertembus peluru.
Semua butir peluru yang ia letuskan berfungsi sebagai daya ledak tambahan ketika pisau-pisau menancap, semua butir tersebut akan ikut mendorong dengan kecepatan tinggi sehingga pisau tersebut bukan sekedar menancap tangan, tetapi juga menembus hingga menusuk menuju ke dalam otak dalam seperkian detik berikutnya.