#14

274 33 3
                                    



 Zafran dan Kiki sama-sama menatap dengan pandangan ngeri terhadap apa yang sedang mereka lihat kali ini. Kecepatan cahaya berbeda dengan pengukuran kecepatan biasa. Meskipun perkiraan Putra memang tepat, yaitu kurang lebih sekitar tiga hari. Jarak sebenarnya antara bumi dan benda tersebut berjuta-juta cahaya dan melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi.


"Dimana lokasi persisnya benda yang sedang kita bicarakan saat ini?"

"Lokasinya ikut berubah bersamaan  dengan perubahan sejarah, benda tersebut ada di suatu tempat di negara Jerman untuk saat ini."

"Perubahan sejarah?"

"Jika sejarah tidak berubah, maka benda tersebut akan tetap berada di lokasi awalnya, yaitu negara Swiss, tetapi perubahan sejarah di alur waktu ini berubah bukan karena ulahku. Ada variabel lain yang menyebabkan ketidakpastian dan satu hal yang pasti jika kita tidak segera menemukan benda itu adalah benturan keras akan segera terjadi di seluruh bagian planet bumi.

"Ikuti aku, jangan panik."


 Putra menteleportasi mereka bertiga menuju ke bagian puncak gedung agar dapat melihat pemandangan yang berada di luar dan menjelaskan lebih mudah. Keindahan langit malam akibat tidak banyak cahaya yang menerangi membuat bintang-bintang yang menghiasi langit dapat terlihat lebih jelas.  Semua posisi bintang yang berada langit tidak pernah berubah, hanya bumi yang selalu berotasi dan selamanya akan seperti itu.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yang kalian lihat di langit kali ini bukanlah sekedar bintang jatuh dan itu hanya permulaan saja." memperlihatkan serangan meteor yang sedang terjadi detik ini. Gemerlap malam bersama bintang yang mempertunjukkan karya alam semesta sekaligus berbahaya di saat yang sama.


 Untuk beberapa detik Kiki dan Zafran sempat berubah mode menjadi waspada karena kemungkinan mengenai zombie-zombie yang bersembunyi di atap sangatlah tinggi. Namun pada akhirnya mereka tidak perlu mencemaskan hal itu karena Putra telah melakukan sesuatu sebelum datang.


"Apa tidak ada cara selain menemukan batu merah yang sempat kau bicarakan?" berspekulasi jika rencana awal gagal, masih ada hal lain yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

"Cara terbaik untuk mengakhiri peristiwa ini adalah mengeluarkan inti batu tersebut dari bumi sejauh mungkin."


 Orang-orang yang sedang berada di planet Mars memiliki rencana lain mengenai masalah ini. Selama ini mereka sedang mengembangkan berbagai macam senjata yang cocok untuk digunakan diluar angkasa, terutama tipikal senjata yang memiliki daya ledak yang jauh lebih besar daripada yang pernah digunakan di planet Bumi selain Bom Atom dan Nuklir. 

 Dua puluh persen dari populasi koloni masih memperjuangkan Bumi, tiga puluh persen memilih untuk tidak peduli mengenai apa yang akan terjadi karena Bumi telah sepenuhnya dikuasai oleh makhluk-makhluk berbahaya sehingga batu-batu yang berasal dari luar angkasa akan sekaligus menghancurkan mereka msementara lima puluh persen dari total keseluruhan suara yang tersisa mendukung rencana simulasi mode tempur.

 Lima puluh persen yang tersisa ini berbeda dengan jumlah yang sebelumnya karena fokus mereka bukanlah mengenai apa yang akan menimpa planet Bumi, namun memanfaatkan momentum dimana semua batu yang sedang melesat dari luar angkasa dijadikan sebagai target tembakan untuk menambah data penelitian senjata yang sedang mereka kembangkan.

 Prioritas target nomor satu yang mereka incar tetaplah batuan asing yang memiliki ukuran setengah bentuk bulan. Meskipun berhasil diledakkan setelah diserang, berbagai serpihan batu berukuran raksasa akan tetap membentur masuk menuju ke dalam orbit bumi secara acak dan tetap memiliki dampak yang sangat besar bagi lingkungan hidup yang berada di dalamnya.


Hope : AlternativeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang