Sudah terlalu banyak hal yang mereka alami saat ini. Menyusun rencana tidak akan terlalu efektif jika tubuh fisik utama kelelahan. Mereka bertiga secara bergantian beristirahat dan saling berjaga dengan Kiki tetap memasang barrier tidak terlihat di bagian atap agar tidak ada yang menyerang secara tiba-tiba ketika sedang tertidur.
Zafran mengajukan diri untuk menggunakan giliran jaga pertama kali karena ia masih belum bisa tidur dengan pikiran sepenuh kali ini. Masih berada di bagian atap gedung, ia mengumpulkan beberapa kursi kayu yang berada di sekitar situ lalu mematahkannya menjadi beberapa bagian agar muat untuk dimasukkan menuju ke dalam tong barel bekas lalu menyalakan api menggunakan minyak yang telah disiram.
(Suara kayu yang terbakar)
Barrier ciptaan Kiki hanya mencegah makhluk apapun yang berasal dari luar untuk masuk menuju ke dalam, jika celah oksigen ikut disegel, maka mereka akan segera kehabisan udara di dalam sana sehingga hawan dingin malam dan asap api yang baru saja Zafran nyalakan tetap dapat menyebar menuju ke udara.
"Huh..." menghembuskan asap yang sempat ia hirup dengan memanfaatkan api di dekatnya untuk menyalakan rokok.
Zafran sengaja tidak jauh-jauh dari tong tersebut agar keadaan yang berada di sekitarnya menjadi sedikit lebih hangat sembari dirinya memikirkan sesuatu. Akses seluruh kepribadian ia tutup secara paksa karena ia tidak ingin diganggu oleh siapapun kali ini. Arah tatapannya menuju masihlah sama, yaitu melihat beberapa komet yang melesat jatuh dari ruang angkasa tanpa henti dan terjadi secara terus menerus menuju ke titik jatuh yang berbeda-beda.
Putra sempat memberikan dirinya setumpuk berkas untuk dibaca yang berkaitan dengan misi yang akan mereka lakukan dan Zafran berniat untuk membacanya satu-persatu. Diantara semua kursi kayu yang masih tersedia, ia sengaja menyisakan beberapa untuk tidak dibakar karena akan digunakan untuk duduk.
"Jika satu batu inti saja dapat menyebabkan kekacauan seperti itu, sepertinya masih ada benda sejenis lain diluar angkasa sana." memikirkan informasi yang terlontar dari perkataan Putra.
"Meskipun ini merupakan bumi yang berada di dimensi lain, tetap aja ada beberapa hal yang tidak akan pernah berubah."
Sembari ia membaca berkas-berkas tersebut, Zafran juga tidak lupa untuk menghangatkan makanan kaleng di atas tong barel karena perutnya mulai menjadi semakin kelaparan jika terus dibiarkan begitu saja.
***
Sebuah pertanyaan yang terlintas di kepala miliknya ketika mengonfirmasi keberadaan dunia pararel dan Zafran yang berasal dari dunia lain adalah apa yang sedang Zafran dimensi ini lakukan detik ini? karena perjalanan setiap entitas tidak pernah sama dan terdapat banyak variabel tidak terduga yang bisa terjadi.
"Tunggu, ada yang aneh." tiba-tiba teringat oleh sesuatu.
Pengetahuan dasar mengenai teori relativitas ditambah lagi peringatan yang diberikan oleh Kiki dan Zafran berujung pada sebuah kesimpulan yang sama, yaitu tidak peduli ketika melakukan perjalanan waktu maupun perpindahan dimensi menuju dunia pararel, yaitu dua atau lebih keberadaan entitas tidak boleh menemui entitas antar satu sama lain, artinya mereka tidak boleh bertemu karena hal tersebut dapat menyebabkan kekacauan dimensi dan arus waktu.
"Ki, aku ingin menanyakan sesuatu." ingin segera menanyakan kepada Kiki karena yang sedang ia pikirkan hanya sekedar teori karena belum pernah dipratikkan sementara Kiki sudah.
"Tentang?" menaikkan kedua alis miliknya.
"Apa yang akan terjadi jika misalnya aku menemui aku yang lain di dimensi yang sama?"
"Jawabannya sudah jelas, ada dua hal yang kemungkinan segera terjadi: antara dunia tempatmu berasal runtuh atau keberadaanmu dihapuskan alias tidak pernah dianggap ada oleh sejarah."